I.L24

1K 59 14
                                    

Albie

Kubaca salah satu buku dari sang penyair ternama. Dibuku ini ada kata yang tidak bisaku ungkap karna terlalu sama apa yangku rasa dan orang lain pasti tahu tapi hanya diam dan berucap "Mereka mengerti".

Mengerti ! Aku tidak yakin akan hal itu,mereka seolah mengerti karna keadan yang terjadi tapi mereka tidak mengerti apa yang aku rasa sebenarnya.

Hufff......

Berulang kali aku menghembuskan nafas kasar karna dadaku begitu sesak. Hari ini aku memutuskan pergi dalam penantian,entah kapan ia akan mengingatku atau tidak akan pernah mengingatku lagi.

"Bang benaran mau kembali ke Indo?" Tanya adikku,aku hanya mendesahkan nafas sambil menyimpan buku sair didalam koperku. "Abang tidak kerumah sakit lagi,untuk liat Mbak Cinta?" Tanyanya lagi dan aku hanya diam.

Aku melirik adikku ketika ia tidak mendesak jwaban, ketika aku melihatnya yang duduk bersila diatas kasur sambil membaca buku diari Cinta.

"Tidak sopan" Cibirku sambil merampas buku diari Cinta. Lalu menyimpanya juga didalam koper bersamaan dengan buku diari yang lain.

"Kenapa tidak memberikanya kepada Mbak Cinta sapa tahu dia akan ingan Abang?" Usul adikku,aku tampak berfikir sebentar kemungkinan yang terjadi dan aku mengeleng.

"Tidak" jawabku singkat lalu menutup koperku.

"Kenapa? Abang tidak mau kalau mabk Cinta ingat sama Abang,iya?" Aku lagi-lagi meliriknya sambil menaikan nafas dalam,kenapa dia begitu mirip Ibu fersi laki-laki dewasa yang kepo dan itu sangat memalukan.

"Saat ini dia masih dalam peroses kesembuhan,aku tidak ingin dia terlalu banyak pikiran dan itu akan menghambat kesembuhanya" jelasku lalu meninggalakanya yang masih menatapku dengan tampang tidak mengerti.

"Cepattttt.... nanti aku ketingalan pesawat" teriakku ketika aku sudah ditengah apertemen.

--------------------------------------------------

Aku menyandarkan tubuhku sambil menatap cincin yang masih melingkar dijari manisku. Aku mengingat malam itu,malam dimana ia berucap kalau dia tahu kalau aku begitu mencintainya,ya ! Aku sangat-sangat mencintainya hingga aku rasanya ingin mati ketika ia terbangun dan menatapku seperti melihat orang asing disaat aku begitu berharap ia terbangun dari tidur panjangnya. Tapi kali ini,, walaupun aku ingin mati,tapi aku ingin ia sembuh secara total hinga aku akan membuktikan kalau aku benar-benar begitu mencintainya.

"Sudah sampai" Alisku terpaut saat bukan bandara yang kami tuju tapi rumah sakit. "Ayo Bang turun untuk lihat mabk Cinta sebelum kembali" Ucapnya menyarankan. Aku pura-pura melihat jam yang melingkar ditanganku lalu mengeleng pelan. "Kenapa?" Tanyanya penasaran.

"1 jam lagi penerbanganku" jawabku tidak sepenuhnya berbohong, lalu aku membuang muka ke jendela agar ia tidak begitu menuntut jawabanku yang sebenarnga. Aku mendengar adikku mendesahkan nafas,lalu aku dengar pintu tertutup begitu kencang. Saat aku liaht ia sudah keluar dan membuka bakasi mobilnya. Entah apa yang ia lakukan dan aku mencoba tidak ingin tahu,saat ini aku sedang mencoba merendam perasaanku yang begitu ingin melihat Cinta tapi aku takut........

Takut akan pandanganya yang akan membuat hatiku hancur dan tak berharap.

Ingat Aku ! Lumpuhkan Ingatanku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang