I.L15

933 69 4
                                    

Albie.

Aku menatap langit-langit kamar ini,kamar yang sekarang menjadi kamarku. Kamar yang dahulu pernah dimilik wanita yang aku cintai. Aku masih suka tempat ini. Menikmati setiap detik yang berjalan pelan. Diantara ingatan yang menyusul, aku mengingat ia, kesederhanaan senyumanya,tawanya dan kemanjaanya.

Aku membeli rumah ini,karna aku tidak mau orang lain memilikinya dan aku yakin suatu hari nanti atau entah kapan. Cinta akan pulang,pulang kerumahnya dan menemuiku yang selalu menunggunya.

Tapi aku tidak tahu kapan itu?

Atau hanya sebuah kemungkinan  untuk menyemangati hidupku yang berasa tidak berarti tanpanya. Dimana kah ia sekarang? Apa dia tidak peduli dengan aku yang sangat merindukanya,mencemaskanya,dan menunggunya disini?

Kenapa ia menghilang bagaikan batu yang dilempar kesungai dalam yang keruh? Kenapa ia menghilang bagaikan ditelan bumi?

Apa ia kira aku ini dapat menebak ia pergi kemana?

Memikirkan itu membuat aku kesal. Kesal karna ia pergi tanpa kata,kesal karna ia tidak menepati janjinya untuk menungguku.

Seperti aku yang menunggunya berbulan-bulan seperti ini,seperti aku yang mencarinya tanpa henti.

Oh Cinta..........

Dimana kamu sekarang?

Sama siapa kah kamu?

Dan apakah kamu baik-baik saja?

Pertnyan-pertanyaan itu membuat aku mengusap wajahku kasar lalu bangkit dari tidurku. Aku meraih konci mobil, dari pada aku berdiam disini membuat perasaanku sakit
Lebih baik aku meninjau kantor sebentar.

Setelah aku resigen dari keartisan, Papah menyuruhku mengantikan adikku yang sekarang melanjutkan S2 di Jerman. Aku memang mengantikanya,tapi tidak ikut berkerja seperti adikku yang dahulu mengantikan Papah,aku hanya memantau dan tanda tangan yang perlu aku tandatangani. Karna saat ini aku tidak ingin menambah beban pikiran dan penderitaanku. Aku perlu waktu,yah kira-kira aku berhasil menemukan Cinta atau melupakan perasaan ini. Untuk pengganti?

Sepertinya tidak. Rasa kehilangan cukup sekali dan aku tidak mau merasakanya lagi.

Selama dalam perjalanan,aku mendengarkan alunan lagu yang disajikan Radio. Lagu melow dari B.C.L dengan judul Cinta Sejati.

Lagu ini membuat perasaanku teremas,membuat aku membayangkan kalau kata-kata dilagu ini adalah pesan Cinta untukku.

Ia tidak pernah pergi,ia selalu ada dihatiku.

Itu benar ! Cinta tidak pernah pergi. Ia selalu dihatiku dan aku berharap, aku selalu di hatinya Cinta.

¤¤¤

Setelah aku meninjau kantor dan menandatangani berkas-berkas. Aku mengarahkan mobilku menuju Caffe Zahra,aku sangat merindukan salah satu menu disana yang sangat dibanggakan Cinta karna masakan itu hasil dari resepnya.

Setelah aku memarkirkan mobil lalu turun. Mataku tidak sengaja melihat Zahra dengan kedua peria diluar Caffenya. Zahra sedang menutup wajah dengan kedua tanganya dan aku perhatikan bahunya bergetar sepertinya ia sedang menangis. Sedangkan kedua peria yang membelakangiku salah satunya menepuk pundak Zahra seakan menenangkan.

Ketika kedua peria itu berbalik,tubuhku mematung ditempat.

Kenapa Yudha mantan Managerku dan Reno menemui Zahra?

Dan Yudha ! Kenapa terlihat sangat akrab dengan Reno?

Apa mungkin Yudha dan Reno berkerja sama atas kehancuranku enam bulan yang lalu? Dan waktu itu Reno juga mengatakan,ia akan menghancurkanku lebih dari ini dan ia juga tahu kalau aku menganti kerugian Filem, padahal masalah itu sangat dirahasiakan.

Apa Yudha menghianatiku?

Dan kenapa Zahra menangis?

Apa ini bersangkut paut dengan Cinta?

Ingat Aku ! Lumpuhkan Ingatanku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang