I.L20

1.2K 68 14
                                    

Aku mendengar seseorang memangilku, tapi terdengar samar-samar dipendengaranku.

suara itu ! Suara yang membuat aku hampir tertarik kepusaran cahaya yang terang. Tapi saat aku merasakan sesuatu yang menetes ditubuhku seperti tetesan air,aku merasakan sekujur tubuhku sakit tak terhingga.

......................

Michel Ares Pratama.

Nit....nit....nit.....

"Pangil Dokter Stive"

Teriakku kepada entah siapa yang berada didekatku sekarang. Aku masuk keruangan itu disusul Dokter Stive dan beberapa perawat yang memang siaga.

Aku menarik seseorang yang aku beri kesempatan dengan paksa.

"Kamu juga tidak berguna"

Ucapku setelah aku menariknya dari ruangan itu. Ia tidak berucap sepatah katapun,aku melihat wajahnya yang shok seperti tidak bernyawa.

"Yang enggak berguna disini itu elo"

Aku menoleh ke wanita yang banyak bicara itu. Ia menatap aku tajam dengan rahang yang mengeras seperti ingin menelanku hidup-hidup.

"Oh ya? Kalau aku tidak berguna disini,siapa yang akan membiyayai pengobatanya?"

Ucapku kesal. Wanita itu melongo dan bungkam.

"Walaupun kamu tidak disini dan tidak membiyayai pengobatanya,aku akan menuntutmu dan menyebarkan kemedia kalau kamu lari dari tangung jawab"

Ucap Yudha tiba-tiba berada dibelakangku bersama Reno. Mereka menatapku dengan pandangan yang sulit aku artikan setelah aku membalikan badanku.

"Tidak perlu Yud ! Aku akan membiyayai pengobatan Cinta dan kamu"

Reno menunjuk tepat didepan wajahku walau jarak kami terhentang tiga langkah.

"Enyah dari sini"

Ucapnya dingin. Saat aku ingin menjawab,Dokter Stive keluar dengan wajah kebingunganya.

"Saya ingin bicara dengan kalian"

"Ma'af Maksud anda?"

Dokter Stive melihat ke arah Yudha saat Yudha bertanya.

"Kalian yang berada disini,ikut keruangan saya"

Jawab Dokter Stive,lalu pergi meninggalkan kami. Aku melihat keseseorang yang kini berdiri didepan ruangan itu,entah sejak kapan. Aku tidak berbicara dan melangkah mengikuti Dokter Stive.

"Kamu juga ikut Al"

Itu suara Reno yang mengajaknya. Sial ! Berat rasanya diposisiku sekarang, apa lagi saat melihat dia mengenggam tangan Cinta tadi.

.

Saat ini kami semua berada diruangan Dokter Stive, ia memberitahu kami bagaimana kondisi Ara saat ini.

"Jantungnya memang sempat melemah tapi setelah kami menanganinya setelah itu,detak jantungnya tidak seperti dulu atau beberapa jam yang lalu,detak jantungnya bukan seperti orang yang sedang keritis"

"Jadi Dok?"

Tanyaku berharap. Dokter Stive tersenyum lalu menganguk. Aku mendengar ucapan syukur orang-orang disekitarku.

"Ini keajaiban yang langka,semoga perkembanganya meningkat"

"Terimakasih Dokter"

Ucap Yudha sambil menjabat tangan Dokter Stive. Dokter Stive menganguk dan kami semua keluar dari ruangan itu. Baru beberapa langkah kami keluar,perkataan Reno membuat aku ingin sekali melemparnya dari atas gedung rumah sakit ini.

Ingat Aku ! Lumpuhkan Ingatanku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang