I.L22

1.3K 69 10
                                    

Albie

Penantianku ternyata tidak sia-sia,ia bangun dari komanya setelah aku menungunya tiga bulan lebih.

Sekarang disinilah aku,melihatnya dari balik kaca jendela diluar runganya. Dokter Stive yang merawatnya selama ini sedang memeriksa keadaan Cinta.

"Al ! Bagaimana Cinta?"

Tanya Om Darwis dengan wajah panik. Aku sudah berbaikan dengan om Darwis dan ia mengijinkanku menjaga Cinta selama ini.

"Cinta sudah bangun,sekarang Dokter sedang memeriksanya Yah"

Ucapku dan tiba-tiba Om Darwis memelukku dan mengucapkan terimakasih. aku dan Om Darwis menunggu Dokter Stive dan timenya enatah melakukan apa didalam sana,sudah hampir satu jam lebih kami menunggu tapi tidak ada tanda-tanda Dokter Stive keluar dari ruangan kamar rawat Cinta.

"Apa benar Cinta sudah siuman?"

Tanya Yudha yang baru datang dengan Michel, mereka beberapa hari ini sudah ada di Jerman karna perkembangan Cinta yang meningkat.

"Iya Yud,Cinta sudah siuman sekarang Dokter Stive sedang memeriksanya"

"Sukurlah"

Ucap Yudha,lalu melirik kedalam ruangan cinta melalui kaca penghubung. Aku melihat Michel yang hanya diam dan ekspersi wajahnya tidak bisa aku tebak,apa dia tidak bahagia Cinta sudah siuman dari koma panjangnya.

Saat aku ingin medekat padanya tiba-tiba pintu ruangan Cinta terbuka wajah Dokter Stive yang berdiri dengan raut bingung.

"Ikut keruangan saya tapi salah satu anatara kalian menjaga Cinta"

Ucap Dokter Stive lalu berlalu meningalakan kami menuju keruanganya.

"Lebih baik Yudha menjaga Cinta saat ini,kalian berdua ikut aku keruangan Dokter Stive"

Saran Om Darwis dan dianguki kami bertiga. Aku melihat Yudha segera masuk sedangkan Michel mengirngi Om Darwis dan aku mengikuti mereka setelahnya.

...

Setelah didalam ruangan Dokter Stive. Dokter Stive mengetuk-ngetuk Pulpen diatas mejanya,kerutan dikeningnya begitu dalam sambil melihat catatan tangan yang ia pegang.

"Cinta mengalamai Amnesi Anterograde"

"Maksud Dokter?"

Tanya Michel dengan nada tidak mengerti,Dokter Stive memperbaiki letak kaca matanya lalau melihat lagi tulisan tangan hasil pemeriksaan tadi.

" Cinta kehilangan ingatanya namun jenis Amnesi ini merupakan sebuah gangguan daya ingat di mana peristiwa masa lalu masih menempel begitu lekat pada memori seseorang. Hanya saja, ia hanya bisa mengingat yang sudah lalu sedangkan kejadian yang baru-baru saja terjadi malah sama sekali tak dapat diingat"

Ucap Dokter Stive membuat aku terperangah,kenyatan ini seperti bom waktu yang kutakutkan meledak kapan saja dan sekaranglah waktunya ia meledak. Kulihat Dokter Stive menatapku Iba dan ia menghembuskan nafasnya berlahan sebelum melanjutkan ucapanya.

"Ingatan Cinta kembali kemasa ia berumur 16 tahun,kuharap kalian jangan mendesaknya dan jangan terlalu banyak bertanya,Cinta baru saja siuman dari koma yang cukup lama"

Jelas Dokter Stive. Aku hanya menunduk sambil memijit pelipisku,aku merasakan remasan disebelah bahu kananku ketika aku menoleh ternyata Om Darwis tersenyum samar.

"Ingatanya pasti kembali suatu saat"

Semoga

Ucapku didalm hati. Setelah Dokter Stive menjelaskan dan memperingatkan kami akan kondisi Cinta yang masih renta, kami keluar rungan dan menuju runagn Cinta.

Disinilah aku sekarang melihatnya dari balik kaca penghubung tanpa berani melihat ia secara langsung. Aku tidak sangup melihatnya,apa lagi melihat matanya menatapku sebagai orang asing yang tidak pernah hadir didalam hidupnya.

Aku memukul dadaku sekali yang terasa sesak,aku tidak boleh merasa sedih atau berfikir yang tidak-tidak. Kesadaran Cinta adalah prioritas utama,seharusnya aku bahagia orang yang aku Cintai kini tidak diambang maut lagi tapi rasa sedih ini begitu menohokku hingga aku merasa kesekian kali aku terjatuh kejurang yang sama.

"Masuk lah"

Ucap Michel yang entah sejak kapan disampingku. Aku mengeleng pelan tanpa menoleh atau meliriknya,mataku masih fokus menatap Cinta yang terlihat bingung dengan orang-orang disekitarnya.

Siapa yang tidak bingung,kalaupun aku menjadi dia,aku juga pasti bingung kenapa Yudha dan Ayahnya menu sedangkan memorinya me gingat masa-masa ia masih berumur 16 tahun sedangkan Cinta sekarang berumur 24 tahun sekarang.

Aku menghembuskan nafasku lirih,aku berniat untuk kembali ke apertemen adikku Amas.

"Kamu mau kemana?"

"Aku mau kembali ke apertemen"

"Apa kamu tidak mau menemuinya?"

Aku mau Ucapku didalam hati.

"Tidak untuk saat ini,Cinta pasti bingung kenapa ia tida-tiba bertumbuh dewasa dan perubahan orang-orang disekitrnya. Aku tidak mau awal kesadaranya terlalu banyak fikiran"

"Kamu benar,sepertinya aku juga tidak akan menemuinya sekarang. Usianya saat itu adalah waktu dimana aku meningalkanya"

Michel menghembuskan nafasnya lalu merangkulku untuk mengikutinya melangkah menuju life.

Ternyata dugaan ku salah,baru beberapa langkah ia memutar hendel pintu ruangan Cinta lalu memaksaku masuk keruangan itu.

Semuanya terlalu cepat,jantungku terpompa tidak karuan. Aku menatap tajam Michel,ia hanya mengedikan bahunya acuh.

"Ares !"

Tubuhku membeku,suara itu suara yang sudah lama tidak aku dengar. Tapi kenapa bukan namaku yang ia pangil?



Ingat Aku ! Lumpuhkan Ingatanku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang