I.L26

139 28 7
                                    

Ares

Aku mencintainya.......

aku mencintainya......

Aku mencintainya.....

Dua kata itu selaluku ulang-ulang ketika titik jenuh dan senyum miris yang tidak sadar tersungging di bibirku.

Aku mencoba menarik nafas laluku tahan sebentar agar asa ini tidak berurai tumpah dan menyakiti ia yang sedang menatapku dengan mata berkaca-kaca.

"Gue gak nyangka ketemu lo lagi" ucapnya dengan gaya sok juteknya seperti 7 tahun yang lalu.

aku mengangguk lalu menjatuhkan lututku dilantai agar bisa sejajar dengan dirinya yang masih duduk di korsi roda.

"lo apa kabar?gak kangen sama gue?"
tanyaku sok asik dan air mata yang ku tahu ia tahan sejak tadi berlinang dan secepat kilat ia hapus dan melengos tak ingin mlihatku.

"gue gk baik and gue gak kangen sama lo" ucapnya sewot dan masih tidak ingin melihatku.

"Raa !"

"hemmm"

"lo mau gak nikah sama gue?"

"lo sinting" jawabnya ketus "baru aja nongol langsung ajak nikah aja"

Baru nongol.....

jawabanya sangat inginku kembalikan kepadanya, kenapa setiap ia membuka mata aku seakan baru hadir dari sekian lama karna meninggalkanya dulu?

apa ini karmaku tuhan?

Kehadiranku membuat ia mengingat luka lama seperti kepergianku dari hidupnya dulu seprti kemarin baginya.

"Kenapa diem?" tanyaanya dengan bibir yang mengerucut. sifat manja dan menyebalkanya yang terkubur menyeruak kepermukaan karna tragedi naas itu.

Aku menggam tanganya yang berpegangan dengan korsi roda. mata sayu dan alis berkerut ia tunjukan  saat aku sudah memasang wajah serius.

demi tuhan !

aku sangat ingin menumpahkan asa yang tidak bisaku tahan lagi,aku ingin memberitahunya kalau aku selalu ada disisinya lebih dari satu tahun ini.

tapi sangupkah aku?

melihat matanya yang redup?

mendengar setiap pertanyaan-pertanyaan yang terjadi selama aku tidak ada disisinya?

apa aku harus berdusta lagi dan lagi. mengarang cerita bohong yang nanti ia lupakan saat ia terbangun dari tidurnya?

aku tidak sanggup ! selalu seperti ini. Aku mencintainya tapi apa harus sesakit ini.

.

selama perjalanan menuju bandara, aku selalu berfikir tentangnya, tentang kami kedepanya. hingga aku kehilangan konsentrasi mengakibatkan mobilku menyerempet sebuah taxsi yang menepi dipinggir jalan.

"Ma'af pak ! apa ada yang terluka?" tanyaku kepada sopir yang sudah bertika pinggang melihat kondisi mobil taxsinya.

"elo lagi ngerencanain pembunuhan part dua?"

"Elo?"

"Enggak usah pura-pura kaget !!"

"elo jangan asal fitnah, gue engga sengaja"

"ngapain elo kebandng?"

"bukan urusan elo !"

"gue kira ngikutin gue terus hancurin hidup gue lagi"

aku terdiam, terbelsit rasa bersalah yang selalu timbul satu tahun ini.

"Ara ada disini di daerah lambang" putusku untuk memberitahukanya. Mungkin aku akan menyesal beberapa waktu kemudian tapi mengingat kondisi Ara, aku tidak ingin egois.

"kenapa elo kasih tahu gue"

"Agap saja ini permintama'afan dari gue"

"lo kira cukup?"

"gue juga nyerah kalau lo belum puas?"

Albie diam.

"Gue nyesel karna gue Ara sakit,karna gue Ara menderita"

"Gue rasa itu emang tujuan elo dari awal"

"Enggak Al,gue cinta banget sama dia. elo enggak tahu kisah kami dimasalalu yang engga akan dapat tergantikan dengan sosok yang lain"

"itu cuma masalalu, toh Cinta nerima gue untuk ngantiin posisinya elo dihatinya dia. cuma perasaan elo aja yang berjalan ditempat"

"Itu karna gue sangat mencintainya, Al."

"Jika elo cinta kenapa elo ningalin dia dulu dan sekarang kenapa elo nyerah?"

"gue.... gue gak sangup membohonginya terus menerus"

Albie diam tidak ingin mendangapi, dia mengalihkan tatapan matanya kearah lain seakan tidak ingin mendengar apa yang akanku beritahu kepadanya.

"Ara sakit parah Al karna peristiwa itu, sakit yang lebih menakutkan dari pada tumor ganas"

"Gue gak ngerti maksud lo apa__ gue juga gak tahu apa rencana lo membiarkan gue bertemu dengan mudah dengan Cinta?! ___ ingat ya Res ! kalau gue kembali sama Cinta, elo jangan harap gue dengan mudah ngelepas dia gitu aja dan elo enyah dari kehidupanya karna gara-gara elo kebahagian yang kami nanti berantakan"

Albie berjalan meningalkanku yang masih terpaku ditempat. Entah apa yang terbelesit dikepalaku dan membuat perasaanku menjadi tidak karuan. Mobil taxsi yang ditumpangi Albie memutar arah, aku yakin kalau Albie sekarang mencari Ara.

Semoga aku tidak menyesali ini. Semoga aku bisa merelakan dia untuk kesekian kalinya. Aku mencintaimu, Ara. Sangat malah tapi karna cinta ini aku menjadi orang yang picik untuk merebut kamu kembali.

mafkan aku Ara ! ma'af, ma'afkan aku yang meningalkanmu dulu dan sekarang, mafkan aku yang pengecut ini yang telah menyerah dan tidak bertangung jawab sampai akhir.

Ingat Aku ! Lumpuhkan Ingatanku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang