I.L11

1K 73 6
                                    

Albie.

Hancur. Satu kata itu yang tepat untuk mengwakili aku dan perasaanku. Setelah jumpa pers untuk mengklasivikasi foto sialan itu dan penjelasan hubunganku dengan Tasya sebenarnya tanpa menuruti sekanario yang diperintahkan, aku langsung kembali ke Indonesia.

Saat ini aku tidak peduli dengan apapun. Saat ini aku tidak tahu harus berbuat apa ?

Pikiranku hanya tertuju pada tunanganku. Aku yakin dia sudah melihat foto aku dan Tasya!?

Sebenarnya Foto-foto yang disebarkan entah oleh siapa itu. Itu foto kami saat sedang shooting. Ada satu foto yang bikin aku khuatir Cinta akan marah besar padaku sebelum aku menjelaskanya, foto dimana aku dan Tasya berada di kolam renang. Foto dimana Tasya terlihat tidak memakai atasan bikininya,padahal Tasya memakainya. Entah seperti apa seseorang mengeditnya seperti Tasya benar-benar telanjang dada dan menempel pada tubuhku yang waktu itu juga telanjang dada.

Aku meremas rambutku karna memikirkan itu semua. Aku harus segera sampai ke Indo dan menjelaskan kepada Cinta. Beberapa hari ini Cinta tidak dapat dihubungi,telvon rumahnya juga tidak ada yang angkat. Aku juga sempat menghubungi Zahra beserta calon mertuaku,mereka seaka kompang tidak mau mengangkat pangilanku.

Aku yakin mereka marah dan ke sekian kalinya mereka kecewa. Tapi aku bisa apa?

Aku tidak dapat melihat apa yang nanti akan terjadi padaku lalu menghentikanya sebelum itu terjadi.

Aku akui aku salah !

Aku salah menerima dan memutuskan sesuatu tanpa mikir panjang dan menerima pendapat orang lain, hingga menjadi petaka seperti ini.

Nama baikku hancur saat aku mengakui sandiwara dengan Tasya dan mengakui kalau aku sudah bertunangan dengan seorang wanita yang aku tinggal minggu lalau didepan lestoran.

Aku juga harus menganti kerugian kegagalan filem,padahal sebentar lagi akan selsai. Kalau di hitung-hitung Managerku kira-kira bermeliar.
Aku tidak masalah akan soal kerugian dan mengantinya karna uang bisa dicari dan uang yang aku kumpulkan selama ini juga lebih dari itu. Yang aku khawatirkan adalah seseorang yang akan menjadi pendampingku hingga hari tua.

Aku takut....

Sangat takut....

Cinta menyerah dan membatalkan pertunangan. Aku tahu calon mertuaku sudah menghubungi keluargaku kalau dia membatalkan pertunangan tapi itu tidak aku anggap karna Cinta belum mengatakanya langsung kepadaku.

Semoga Cinta percaya setelah aku menjelaskanya nanti.

Aku tidak sangup kalau Cinta membatalkanya juga. Memikirkan dan membayangkanya saja membuat perasaanku sakit sendiri.

¤¤¤¤

Disinilah aku sekarang,berdiri dihadapn rumah bercat hijau dengan pagar rumah yang terkuci. Beberapa kali aku memencet bell dan akhirnya ada seseorang wanita yang aku tilai sangat menyebalkan keluar dari rumah itu,ia si Zahra.

Zahra membawa kardus disebelah sisi pinggangnya dan satu tanganya membawa papan dan bertali entah untuk apa? Ia berjalan mendekatiku yang masih diluar pagar.

Menantinya sangat lama hanya membuka pagar rumah ini untukku. Aku sangat tidak sabar masuk kedalam dan berbicara pada Cinta,wanita yang sangat aku rindukan. Tapi tiba-tiba mataku membulat saat aku melihat Zahra mengantungkan papan kecil itu didepan pagar dihadapnku.

Rumah ini di JUAL dengan harga miring beserta isinya.
Hub: 0811091×××××××××

Aku mencekal lengan Zahra saat dia ingin pergi begitu saja tanpa menghiraukan aku yang jelas-jelas didekatnya.

Ingat Aku ! Lumpuhkan Ingatanku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang