Chapter 7

27 2 0
                                    

Zazkia ingin melupakan hari itu. Zazkia yang berumur dua puluh delapan tahun lebih memilih berdiam diri dirumah. Pagi ini Zazkia bangun tanpa semangat kerja, dengan mengirimkan email formal ke pimpinan penerbit tempat dirinya bekerja sambil menikmati kopi yang membuatnya ingin menghisap nikotin yang telah lama dijauhinya. Zazkia meminta cuti untuk hari ini dengan alasan sakit. Bukan sakit yang menyerang tubuhnya tetapi sakit yang menyerang hatinya.

Zazkia yang memiliki wajah yang cantik dengan proporsi tubuh yang semampai dan tinggi 166 cm tidak ayal membuat banyak lelaki yang tergila-gila kepadanya tetapi dengan alasan mengejar karir dirinya lebih memilih untuk mengesampingkan asmara di kehidupannya.

Namun hal itu tidak berjalan sesuai rencana. Pertemuannya dengan Putra merubah pandangannya tentang apakah karir dulu atau asmara. Awalnya sebagai editor seharusnya dirinya tidak terlibat lebih jauh dengan penulisnya kecuali hubungan professional sebagai penulis dan editor.

Dirinya yang terkesan perfeksionis terkadang menekan penulis dibawah arahannya untuk membuat tulisan yang bernilai jual tinggi. Hasil tulisan yang typo atau kurang tanda baca langsung dicoretnya dan memarahi si penulis. Tetapi berbeda dengan Putra yang menurutnya akan bernasib sama dengan penulis lain yang memilih meminta editor lain ketika telah merasakan arahan darinya..

Zazkia sempat kesal kepada pimpinan penerbitan yang menunjuknya sebagai editor seorang penulis puisi yang dimana puisi bukanlah bidangnya. "Cobalah arahkan dia, kita juga tidak pernah menerbitkan kumpulan puisi lagi" Kata pimpinan penerbitan kepada dirinya yang memang tidak bisa dibantahnya. Putra yang tiap hari membuat kesalahan amatir karena memang inilah karya awalnya memilih untuk menerima makian dan cercaan pedas darinya.

Putra yang menurutnya memiliki sikap yang berlawanan dari pandangannya membuat dirinya melemah. Entah kenapa dirinya memiliki rasa yang tidak semestinya muncul dalam dirinya terhadap sikap yang ditunjukkan Putra kepadanya. Zazkia jatuh cinta kepada Putra.

Zazkia sering mendengarkan pendapat dari teman-temannya bahwa prialah yang harus mengungkapkan cinta kepada wanita bukan sebaliknya. Namun rasa yang dimilikinya tidak tertahankan lagi. Dibandingkan dengan penulis-penulis lain dibawah arahannya, karya Putralah yang sering ditunggunya. Terkadang sikapnya itu memberikan batas deadline bagi Putra lebih cepat dibandingkan yang lain. Karya-karya Putra yang dikirim kepadanya membuat dirinya berpikiran bahwa puisi itu untuk dirinya.

Namun pagi itu sesuatu dalam dirinya berubah ketika tiba-tiba Putra membuat janji untuk bertemu dirinya di kantor.

"Permisi, Mbak Zazkia" Putra datang dengan setelan kemeja kotak berwarna hijau dengan perpaduan celana jeans dan sepatu kasual yang terlihat serasi dan membuat Putra terlihat tampan dimata Zazkia.

"Silahkan masuk Putra" Zazkia merendahkan suaranya agar terlihat berwibawa tetapi sesungguhnya menutupi perasaan sukanya terhadap Putra. "Ada apa yah?"

"Begini Mbak" Kata Putra sambil membetulkan posisi duduknya."Saya kesini untuk mengantarkan undangan."

"Undangan" Kata Zazkia agak kaget. Zazkia bersiap untuk mendengarkan tetapi tidak siap menerima kenyataan.

"Iya mbak undangan pernikahan saya" Jawab Putra

"Oh gitu" Kata Zazkia yang terdengar lemah. Hatinya remuk seketika. Tidak pernah terbayangkan olehnya rasa sakit seperti ini. Orang yang hendak dicintainya datang dengan membawa undangan pernikahan.

"Datang yah mbak, orang sekantor sudah saya berikan undangan juga"

"Oke, saya usahakan datang" jawab Zazkia dengan nada lemah

"Saya permisi dulu mbak" Putra berlalu meninggalkan ruangannya dn meninggalkan dirinya dengan rasa sakit hati.

Hari itulah dirinya merasakan sakit yang mendalam. Namun sikap profesionalnya membuat dirinya harus menghadiri pernikahan Putra. Berharap dapat melupakan pria idamannya itu. Semakin dirinya berada di acara penikahan membuat batinnya bergejolak. Melihat prianya bersanding dengan wanita lain yang ternyata sangat dia benci dan telah muncul di kehidupan keluarganya dulu dan membuat orang yang sangat disayangi Zazkia pergi untuk selamanya.

Roccabianca - Love Is DangerousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang