Chapter 19

8 0 0
                                    

Cleo tertekan tidak ada lagi yang membangunkannya dipagi hari dengan belaian lembut. Tidak ada lagi sarapan. Tidak ada lagi canda gurau yang bisa didengarkannya kala lelah melanda.

Kehidupan bahagianya dengan Putra. Kenangan selama di Kuala Lumpur. Saat-saatbahagia bersama sudah lenyap dalam semalam. Tangisnya tak terbendung ketika kenangan itu terlintas bukan rasa bahagia lagi yang dirasakannya.

Lebih daripada itu statusnya sekarang adalah status yang ditakuti oleh semua wanita. Status yang menakutkan dan akan melekat didirinya –Janda- itu yang akan tertulis.

Bagi dirinya yang selalu bersama Putra. Senang dan susah dilewati bersama. Sangat sulit untuk dilupakannya. Teringat ketika masa awal berkenalan dengan Putra. Dimana Putra begitui sering mendekatinya disetiap kesempatan. Sebagai wanita tentu dia senang jika ada yang naksir kepada dirinya.

Namun sifat Cleo yang suka mencari tahu membuat dirinya mengetahui bahwa saat itu Putra tengah menjalin kasih dengan seorang wanita. Hal itu yang membuat Cleo membuat jarak kepada Putra. Tapi dirinya tidak bisa mengelak bahwa dia sudah jatuh cinta kepada pria itru.

Sekarang Cleo hanya bisa mengurung diri dikamarnya di rumahnya sendiri walaupun orang tuanya memanggilnya untuk menetap sementara di rumah orang tuanya itu.

"Kamu tinggal aja sementara dirumah mama sayanag" kata mama Cleo sambil mengusap kepala putrinya yang masih tertunduk sedih. "Tinggallah bersama kami. Soalnya kami khawatir"

"Tidak ma biarlah Cleo tinggal dirumah. Cleo masih ingit bersama Putra" Isak Cleo tumpah setiap mengucapkan nama suaminya. "Cleo belum siap ma"

Mama Cleo sadar bahwa Cleo tertekan. Setelah ditinggal oleh ayahnya Cleo. Cleo perlu sosok yang melindunginya dan Putra datang disaat yang tepat.

"Cleo ingin tetap merasakan kehadiran Putra Ma"

"Tapi jika kamu ada apa-apa jangan lupa menelpon yah"

Itulah percakapan terakhirnya dengan mamanya. Sekarang Cleo masih dirumah berusaha menenangkan diri namun berharap itu semua mimpi dan Putra kembali di hadapannya.

Bunyi bel rumah tiba-tiba berbunyi. Ada seseorang yang datang bertamu. Cleo masih begitu malas beranjak dari kamarnya. Seakan kesedihan telah merenggut nyawanya juga.

"Cleo ini Veera" Suara lantang itu bergema sampai ke kamar Cleo yang memang jaraknya tidaklah terlalu jauh.

Cleo mendengar sahabatnya datang ke rumah. Dirinya pun berusaha untuk berdiri dan menemui sahabatnya itu.

"Hi Veera" Suara Cleo terlalu lemah. Matanya bengkak karena selalu menangis.

"Cleo, kamu baik-baik saja"

"Iya" Jawab Cleo seadanya.

"Kamu harus jaga kesehatan" Veera duduk disamping Cleo. "Sudah lebih seminggu kamu tidak masuk kerja. Pelanggan di restoran rindu makanan buatanmu"

"Aku masih belum siap beraktifitas Veer" Air mata Cleo tumpah dipipinya yang semakin kurus."Aku belum siap dengan semua ini"

Veera mengerti apa yang dirasakan oleh sahabatnya itu. Ketika awal bertemu hanya Putra yang sering dibicarakannya.

"Yang penting kamu jaga kesehatan yah"

"Siapa yang menggantikan aku di dapur" Tanya Cleo sebelum Veera pulang.

"Ada chef baru kok dia nanti yang akan menjadi asistenmu" Veera tersenyum ke Cleo "Dia cakep banget apalagi dia mengenal dirimu"

"kenal aku" Tanya Cleo heran

"Datang aja ke restoran nanti" Goda Veera ke Cleo "Aku tunggu kabar kamu di restoran yah"

"Iya" Jawab Cleo sambil menemani sahabatnya ke pintu dan hatinya saat ini sudah serasa ringan walaupun sahabatnya datang tidak lebih setengah jam namun sudah membuat bebannya terangkat. Siapa Chef baru itu?

Roccabianca - Love Is DangerousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang