Chapter 10

19 1 0
                                    


Cleo menghentikan Fordnya tepat diparkiran belakang sebuah restoran mewah yang berada dipusat kota Makassar. Jam tangan pemberian ayahnya menunjukkan pukul tiga sore dimana waktunya dia bekerja di Restoran Roccabianca.

Roccabianca bukan seperti restoran kebanyakan yang berada di Makassar. Restoran yang pada umumnya sudah buka sejak pukul sepuluh pagi namun sesuai dengan namanya restorannya tempat dia bekerja hanya buka pukul lima sore hingga pukul Sembilan malam untuk menyajikan menu makan malam yang bertemakan Italian Food.

Restoran yang didirikan oleh seorang chef asal Italia yang jatuh cinta kepada Makassar sejak pertama kali dirinya ke Indonesia. Cleo jugalah yang mengajak Chef tersebut ke Indonesia karena mengingat chef tersebut adalah gurunya yang mengajarkannya masak ketika mendapat kesempatan belajar memasak di Inggris dulu.

Sosok wanita muncul dengan perawakan tinggi dan rambut yang sudah terkuncir rapi dengan baju chef yang sudah dikenakan menghampiri Cleo dengan senyum yang sedikit menyindir. "Ciee...yang sudah nikah" Goda Vera kepada sahabatnya.

"Apa sih, aku baru datang sudah digodain" Gerutu Cleo."Nandina Saveera, biasa aja kali." Kata Cleo kepada sahabatnya sambil mengambil baju chef dan peralatannya untuk bekerja mala mini.

"Apanya yang biasa, kamu nikah dengan Putra Pallawarukka, Penulis Best Seller puisi cinta yang di idam-idamkan oleh setiap wanita se-Indonesia. Apalagi banyak fans Putra yang menangis dan sakit hati karena nikah sama kamu" Veera berujar dengan nada iri yang Cleo tahu pasti sahabatnyalah yang menangis karena dia adalah fans setia suaminya sejak puisi-puisi Putra hanya menghiasi social media.

"Sudahlah, oh yah menu mala mini apa" Tanya Cleo untuk merubah topic pembicaraan dan Veera kembali tampak serius.

"Main Coursenya Fish Goujons with Chilli Mayonnaise"

"Tumben pakai ikan" Kata Cleo yang mengerti restorannya jarang sekali menyajikan menu laut.

"Itu pilihan Head Chef, udah dulu aku mau persiapan dulu, cepat ganti baju sana" Perintah Veera sambil cepat masuk kedalam restoran.

Cleo pun bergegas masuk ke ruang loker pekerja dan memasang baju chefnya. Memang benar perkataan Veera pilihan menikahi Putra bukanlah pilihan yang mudah. Menikahi seorang penulis muda yang puisinya selalu ditunggu oleh penggemar wanita karena begitu sangat dalam menjadi tantangan sendiri. Ketika dirinya mencuat di social media bahwa akan menikahi Putra serangan penggemar suaminya bertubi-tubi dilancarkan ke dirinya. Bahkan ancaman yang sadis seperti akan membunuhnya sering kali dia terima.

Merahasiakan hubungan pacaran mereka yang sudah lama terjalin memang adalah pilihannya sendiri. Karena tidak ingin mengganggu karir mereka masing-masing. Awalnya Putra menolak tapi memang tabiat Cleo yang keras kepala membuat Putra menyetujui rencananya dan menjelang pernikahannya dirinya harus tahan menerima itu karena sekarang calonnya sudah menjadi sangat terkenal.

Cleo berusaha melupakan kenangan berat tersebut dan masuk ke dalam restoran. Dekorasi restoran sangat kental dengan gaya dekorasi Italia. Meja makan yang memang diimpor langsung dari sana menghiasi ruasngan dan siap menemani pelanggan untuk santap malam. Hiasan dindingnya terpajang foto dan lukisan khas Italia yang menambah suasana menjadi lebih elegan. Dominasi warna abu-abu memang terasa kental di ruang makan restoran yang disebutnya Hall itu.

"Selamat yah Chef" Suara dari belakang Cleo menghentikan langkahnya untuk menuju ke dapur."Oh kalian, terima kasih yah" Senyum Cleo terhampar kepada para pelayan yang berada di Hall dan menyalami mereka satu persatu.

"Kami tunggu momongannya yah" Kata Rei, pelayan yang paling muda diantara yang lain.

"Yah doakan saja" Kata Cleo. "Ya udah siap-siap saja mala mini akan rame" Suara Cleo terdengar lantang.

"Yes Chef" Jawab pelayan-pelayan itu hampir bersamaan menandakan bahwa Cleo dan staf direstoran itu sudah seperti keluarga.

" Selamat yah Cleo" Ucap Head Chef yang sudah menunggunya dibalik pintu dapur.

"Oh Makasih Chef"

"Selamat kembali bisa bekerja lagi disini" Kata Head Chef dengan senyum ramah yang tidak bisa menutupi wajahnya yang sudah berumur.

"Yah sudah siapkan perlengkapan kita akan berperang dengan perut kelaparan malam ini"

"Yes Chef!".

Roccabianca - Love Is DangerousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang