Chapter 33

18 1 0
                                    

Putra duduk termenung di rumahnya sendiri. Sofa dengan lapisan kain beludru kesukaannya menjadi tempat duduknya sekarang. Walaupun dirinya menjadi arwah tetap saja dirinya tidak bisa bebas kemana-mana. Putra hanya bisa berada di dua tempat saja. Dirumahnya dan di rumah Zazkia.

Ketika dirinya berada dirumah Zazkia dan berharap bisa ke tempat kerja Cleo. Putra hanya bisa berada dirumahnya setelah dia membuka matanya. Setiap dirinya memikirkan tempat lain tetap saja ketika membuka matanya Putra tetap berada di salah satu dari kedua tempat itu.

Putra yang saat ini sedang merasakan kesendirian yang sangat berat. Cleo pergi menjalani pelatihan di Jakarta. Putra sedang sendiri di rumahnya. Putra pun belum bisa mengajak berbicara Zazkia sejak dia bertemu dengan Cleo. Karena Zazkia nampaknya begitu kelelahan karena setiap Putra muncul di rumah Zazkia. Zazkia sudah tertidur lelap.

Dirinya begitu dekat dengan Cleo tetapi dia tidak bisa mengatakan bahwa dirinya selalu didekatnya. Sudah berapa kali Putra melihat Cleo menangis sebelum tidur. Kemeja biru kesukaannya terkadang basah karena airmata Cleo kala Cleo memakainya tidur. Putra merasakan dirinya tidak berguna. Ketika Cleo menagis putra selalu menenangkannya. Tapi mungkin caranya sering membuat Cleo merasa terganggu. Putra lebih sering menjahili Cleo jika sedang menagis di banding bersikap seperti lelaki dewasa.

Putra tidak tahu cara menghibur seorang wanita. Putra menyadari dirinya bukanlah lelaki yang sempurna. Apalagi diidamkan oleh seorang wanita. Putra sering mendengar pernyataan bahwa dirinya bukan pilihan pertama Cleo tetapi sekarang Cleo sudah menjadi istrinya walaupun tidak dalam waktu lama.

Putra bolak balik diruang tamu. Berusaha melihat apakah ada perubahan dirumahnya. Rumahnya sama dengan sebelum dia tinggalkan. Putra berjalan menuju kamar tidur dan meraih bantal namun sia-sia. Dia tidak bisa memegang apa pun. Putra mencium aroma kamarnya dalam-dalam. Aroma yang sama ditubuh istrinya dan aroma itu membuat dirinya ingin memeluk Cleo erat-erat.

Putra melihat map biru diatas meja rias Cleo. Map itu tidak ada sebelumnya disitu. Putra mengenali logo di map itu. Logo Roccabianca, tempat Cleo bekerja. Foto disamping map itu mengagetkan Putra setengah mati. Di perhatikannya sosok pria yang tepat berdiri disamping Cleo dengan senyum yang lebar.

Putra menggosok matanya untuk memastikan dirinya tidak salah lihat. Pria yang berdiri disampingnya adalah Okta. Pria yang sempat dekat dengan Cleo. Bagi dirinya Okta adalah sosok yang sempurna. Putra terkadang cemburu dengan keberadaan okta kala Cleo menceritakan sosok Okta dihadapannya. Putra memang belum pernah bertemu langsung dengan Okta tapi ketika Cleo menceritakan sifat Okta dan kelakuan baiknya ketika Cleo menjalani pelatihan bersamanya, rasa cemburu Putra berkobar tapi dirinya yakin Cleo akan setia.

Yang bisa mengenal lelaki hanya lelaki lain. Perasaan itu yang mengganggu hati Putra. Menurutnya dari cara Cleo menceritakan Okta dihadapannya. Putra tidak melihat sosok pria yang pandai memasak dan selalu membantu sesame chef tapi intuisinya berbicara ada rahasia yang dimiliki pria itu. Putra merasakan bahwa Okta tidaklah sebaik yang dikatakan Cleo tapi dirinya tidak bisa berburuk sangka.

Jika Okta ada bersama Cleo saat ini. Salah satu kandidat yang bisa dipasangkan dengan Cleo mungkin hanya Okta. Tapi hatinya masih menjanggal. Putra memutuskan untuk meminta bantuan lagi ke Zazkia apakah Okta benar-benar ada di Indonesia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Roccabianca - Love Is DangerousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang