Chapter 32

11 0 0
                                    


Cleo adalah wanita yang sangat kuat. Dihadapan orang lain baik itu teman sesama chef maupun pelanggan tetap restoran, dirinya menunjukkan wajah yang sama. Tidak ada wajah akan kesedihan telah ditinggal mati oleh suaminya.

Bahkan statusnya sebagai janda terkadang mengundang isu yang tidak mengenakkan. Banyak pria-pria yang mendekatinya bahkan menggodanya. Banyak yang mengatakan bahwa kalau seorang wanita sudah menjadi janda aura kecantikkan bertambah. Situasi seperti itu bisa menjadi madu atau racun. Tapi bagi Cleo status itu sungguh menyakitkan. Pacaran sudah lima tahun tapi menikah tidak sampai segitu. Cintanya tetap dia pertahankan hanya untuk Putra.

Cleo berjanji untuk benar-benar menutup hatinya untuk pria lain. Setiap malam dia menyiapkan baju kemeja Putra untuk dijadikan baju tidurnya. Dirinya tetap membeli parfum kesukaan Putra untuk selalu disemprotkan di pakaian lama suaminya agar Cleo tidak merasa kesepian dan berharap dirinya bangun semua ini tidak benar-benar terjadi.

Cleo duduk termenung dengan televisi yang menyala. Dirinya melihat siaran demi siaran tanpa tahu hendak menonton apa. Tumpukan berkas karya suaminya masih tersimpan rapi dalam sebuah amplop besar pemberian dari Zaskia yang entah kenapa rasa cemburu begitu saja menghinggapinya.

Ditemani oleh segelas lemonade, Cleo meraih selembar hasil karya Putra.

"Mata adalah anugerah ilahi jendela dunia

Tak kala mata terjerumus kedalan asmara penuh lika liku hati tak berujung

Datanglah cinta yang membawa candu

Jatuhnya pandangan dimata muda mudi jatuhlah juga hati ke pelukan hangat asmara

Gejolak lautan cinta tidak bisa terhalang oleh lautan mata lainnya

Karena disitulah cinta bermuara"

Tulisan itu tiba-tiba membuat Cleo menangis tersedu, diletakkannya gelas minumannya. Cleo teringat pertama kali Putra bercerita bahwa dirinya adalah cinta pertamanya.

Masa dimana semua mahasiswa dikumpulkan untuk menerima orientasi kala itu. Cleo merasakan ada tatapan mata yang melihatnya dari tadi. Intuisi wanitanya bangkit. Tidak seperti rasa diikuti oleh penjahat kelamin. Tapi tatapan yang seakan menelanjanginya dari atas ke bawah. Cleo bisa merasakan ditengah aula besar dimana mahasiswa tahun pertama di kumpulkan, ada seseorang yang tengah menatapnya.

Cleo memang duduk tepat dikursi yang posisinya berbatasan dengan kursi mahasiswa laki-laki. Perempuan dan laki-laki dibedakan tempat duduknya. Mahasiswa yang berkumpul tidaklah terlalu banyak karena Cleo mengikuti orientasi gelombang kedua. Gelombang pertama sudah diadakan dua minggu sebelumnya. Karena jumlah mahasiswa terlalu banyak akibatnya orientasi mahasiswa baru dibagi kedalam dua gelombang.

Cleo berusaha mencuri pandang ke belakangnya dan melihat kearah jejeran kursi mahasiswa pria. Tak banyak yang dikenalnya. Sebagaian besar memang mahasiswa Indonesia. Disitulah dirinya melihat seorang pria yang juga mencuri pandang ke dirinya. Pria itu adalah Putra.

Roccabianca - Love Is DangerousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang