Chapter 1

15.2K 1.9K 311
                                    

"Mampus! Mampus! Mampus gueeeee!!"

Bibir mungil nan tipis Son Seungwan terus saja berkomat-kamit. Kakinya yang jauh dari kata jenjang itu terus melangkah. Cepat. Setengah berlari. Dalam keadaan terburu-buru, Seungwan terus merutuki penyebab keterlambatan di hari pertamanya Ospek di Universitas HwaYangYeonHwa ini.

Sial sekali!

Gerakan kaki Son Seungwan semakin cepat. Tak peduli dengan tali sepatunya yang terikat longgar.

Cepat! Sedikit lagi! Son Seungwan, kau bukanlah satu-satunya peserta ospek yang telat hari ini!

Dan ketika ia sudah hampir tiba di gerbang utama kampus Universitas HYYH, dengan segala ketidak beruntungannya, sepatu Seungwan mengkhianati dirinya. Sepatu yang talinya tak terikat dengan benar tersebut terlepas tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Tertinggal sekitar tiga meter dari posisi Seungwan kini.

"Haaaaah!!!!"

Seungwan dengan dongkol terpaksa kembali untuk menali sepatunya yang telah berkhianat itu. Tak perlu terlihat rapi taliannya, yang penting saat ini Song Seungwan harus segera berlari gesit melewati gerbang Universitas.

Usai menali sepatu cepat-cepat. Kaki kecil Seungwan berlalri secepat flash. Melewati gerbang Universitas dan menuju gedung utama dimana kegiatan Ospek dilaksanakan.

Akan tetapi, ketika ia hampir sampai melawati Lobby D, seseorang berteriak.

"Dek!!"

"Mampus!" kutuknya.

Ia sudah memprediksi. Pasti akan ada yang memanggilnya. Yakinlah, orang itu adalah salah satu mentor yang berjaga.

Dan benar saja, cowok beralmamater itu menghampirinya.

"Udah jam berapa ini?!" tanya cowok itu.

Terdengar sangat maskulin dan tegas. Seungwan pun memperlambat langkah kakinya. Cewek itu melirik mentor yang menghampirinya. Membaca siapa nama cowok yang agak gondrong dan berkumis tipis itu.

"Heh!! Sini, Dek!" panggil senior bernama Lee Jonghyun tersebut.

Seungwan berdecak kesal. Sebal dengan keterlambatannya. Ia terpaksa menghampiri senior itu.

Ketika Seungwan sudah berdiri di hadapannya, Jonghyun pun memulai  proses interogasi.

"Mau kemana kamu?!"

Pemilihan kata yang senior itu ucapkan memang terdengar formal dan sopan, namun cara pengucapannya benar-benar memberi nilai nol!

Seungwan memutar bola matanya. Malas.

"Ke lapangan, Kak," jawabnya.

Tatapan mata Joonghyun terlihat tajam dan tegas.

"Kamu lihat, sekarang jam berapa? Upacara pembukaan udah dimulai dari tadi dan kamu baru datang jam tujuh lebih lima belas?!" cerocosnya sembari melipat kedua tangannya ke dada. Bersedekap.

Duh!!

Cewek berambut kecoklatan itu tidak tahu harus menjawab apa. Kenyataan yang Jonghyun katakan memang benar. Ia telat lebih dari setengah jam. Ralat, hampir tiga per empat jam dari jadwal upacara lebih tepatnya. Seungwan juga tahu benar upacara pembukaan orientasi dimulai sejak jam setengah tujuh lalu.

Jonghyun diam-diam bergumam dan mengomel, "Udah datang telat... Atribut nggak lengkap! Kamu itu sudah masuk kuliah. Bukan sekolah lagi! Diajarin sama orang tua buat disiplin waktu nggak sih?!"

Apa-apaan mentor ini? Seenak dengkulnya berkata seperti itu!

Son Seungwan tahu bahwa dirinya salah karena datang sangat terlambat. Atribut yang dipakainya juga tidak lengkap. Memang benar. Seungwan akui itu semua. Namun bukan berarti cowok yang kebetulan lebih tua dan lebih senior dibandingkan dirinya itu bisa menghakiminya.

Only Wan Save MinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang