Chapter 19

8.4K 1.2K 167
                                    

Senin pagi, jam weker pada meja nakas di samping kasur sudah menunjukkan pukul sebelas. Min Yoongi bangun kesiangan. Kebiasaannya kalau pulang dari pendakian, cowok itu pasti akan bangun lebih telat dari biasanya. Padahal dia sudah berjanji pada dirinya agar bangun pagi-pagi untuk menjemput kekasihnya. Sial sekali! Pasti Son Seungwan berangkat dengan menaiki bis umum. Dan yang lebih parahnya lagi adalah jika pacarnya itu menumpang tebengan dengan Jung Hoseok.

Cowok itu segera bergegas keluar dari rumah. Membiarkan sarapan yang disiapkan oleh Sang Ibu begitu saja di meja makan. Min Yoongi membiarkan pakaiannya berantakan. Tidak rapi sama sekali. Asal comot jeans belel dan kaos putih polos kumal. Biar saja, nanti bisa dibenahkan setelah sampai di kampus. Huft, dia sampai tidak sempat mengabari pacarnya sama sekali. Bisa dipastikan cewek itu akan ngambek dan cemberut. Hah!! Membayangkan wajah Seungwan yang seperti itu makin membuat Yoongi gemas. Dia sampai mencengkram setir mobilnya penuh rasa geregetan. Malah makin semangat dan tidak sabar saja sampai ke kampus!

Hari ini Min Yoongi memang tidak punya jadwal kuliah. Tapi, demi cewek bernama Son Seungwan, dia bisa jungkir balik seperti ini kalau kesiangan. Dan rela kalau harus menunggu pacarnya di depan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas HYYH.

Tidak perlu waktu yang cukup lama. Min Yoongi sampai di depan gerbang Fakultas Son Seungwan. Dia menepikan mobilnya agar tidak menghalangi pengendara yang akan lewat. Setelah menarik rem tangan, dia langsung mengambil ponselnya.

Dengan semangat menggebu-gebu cowok itu malah menelpon pacarnya dan mendapat jawaban, "Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif. Cobalah beberapa saat lagi."

Dua alis Min Yoongi mengerut. Dia mencoba menghubungi pacarnya sekali lagi, namun hasilnya nihil. Cowok itu termenung menatap setirnya. Dalam kepalanya berputar berbagai macam kemungkinan yang terjadi. Pertama, mungkin saja Son Seungwan sedang ada ujian dan ponselnya harus dimatikan. Kedua, ponsel pacarnya kehabisan daya.

Dia pun berinisiatif mengetikkan pesan pada pacarnya untuk segera menghubunginnya selesai kelas. Tak lupa pula mengingatkan bahwa dia menunggu Seungwan di depan gerbang Kampus seperti biasa.

Menit ke menit berlalu. Jarum jam terus bergerak. Namun Min Yoongi masih enggan beralih untuk segera pergi dari gerbang Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas HwaYangYeonHwa. Tidak peduli berapa banyak mata memandang aneh pada Yoongi yang sedang menghabiskan beberapa batang rokok di depan gerbang Fakultas tersebut. Ponsel cowok itu tidak terlepas dari tangan. Tiada hentinya. Bahkan sudah puluhan pesan sudah dia kirimkan pada Son Seungwan. Sesekali mencoba menghubungi nomor yang tak kunjung aktif tersebut.

Min Yoongi yang awalnya memasang wajahnya yang tenang itu pun mulai sedikit uring-uringan. Tangannya meremas ponsel di genggaman ketika kesekian kalinya mendengar suara dari operator yang menerima panggilannya.

"Bangs-!" makinya seraya memejamkan mata dan mendongak ke atas.

Dari mulai matahari tak bosan menyengat bumi hingga dia lelah dan menenggelamkan dirinya. Min Yoongi terus menunggu kabar dan kedatangan cewek itu. Pikiran-pikiran negatif sempat muncul di otaknya, tapi dia segera menyanggah semua itu. Ada kemungkinan kalau Seungwan tidak membawa ponsel. Atau dia memang sedang banyak jadwal kuliah dan tugas sampai tidak sempat membuka ponselnya. Yang pasti, jalan keluar dan masuk Fakultas hanya ada satu. Dan Min Yoongi masih menunggu di depan gerbang dengan mobil gagahnya. Semua pikiran-pikiran negatif dan positif terus saja berkecamuk di otaknya.

Hingga jam pada dashboard menunjukan pukul tujuh malam. Min Yoongi sudah menunggu terlalu lama. Dia rela melupakan jadwal makan seharian hanya demi menunggu cewek itu. Hanya ingin menemui cewek itu. Dia tidak mau Seungwan mengambek lagi dan memilih pulang dengan Jung Hoseok. NO!! Yoongi tidak akan membiarkan itu terjadi. Pada akhirnya, cowok itu pun mememutuskan untuk dengan berani memasuki Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Only Wan Save MinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang