Chapter 17

9.1K 1.3K 324
                                    

"Eh, ada pawangnya Ketum Mapala HYYH! Apa kabar, Bebeb?"

Sapaan menyebalkan dari Jung Hoseok membuat Seungwan memutar bola mata. Lalu dia tertawa kecil saat melihat ekspresi blank Hoseok.

"Duh, nggak nahan lihat senyumnya Son Seungwan! Bahagia banget yang udah akur."

Dengan gemas, Seungwan menepuk bibir Hoseok dengan ponsel yang sedari tadi dia genggam. "Congor dijaga! Kalo terciduk Namjoon, gimana?"

Jung Hoseok mencibir. "Ya elah, Wan. Udah gue bilang, kalo pengen nimpuk bibir gue itu minimal pake pipi! Jangan pake hape dong!"

"Yeeee... dasar kutil kudanil! Sekate-kate lo!"

"Mana ada kudanil ganteng?" sahut Hoseok nyolot. Bikin Seungwan pengin dorong cowok itu ke got saja!

"Yee... serah lo dah!!" Seungwan sekali lagi menepuk bibir Jung Hoseok dengan ponselnya. "By the way, gue diajakin hiking sama Min Yoongi."

Hoseok mengangkat kedua alisnya. Tidak heran. "Ya udah, ikut aja. Biar lo tau gimana cowok lo pas hiking, ngapain aja gitu."

Seungwan menghela napas. Kedua bahunya turun tak bersemangat. "Hoseok, gue lagi dilema," ungkapnya terus terang.

Cuma dengan Jung Hoseok saja Seungwan mau mencurahkan segala perasaannya. Cowok itu memang dapat membuat Seungwan merasa nyaman. Ralat, siapapun. Lagipula sekarang ruang Kesekretariatan UKM Seni sedang sepi. Kapan lagi bisa curhat dengan bebas?

"Kenapa tuh, kenapa? Cerita sama Abang."

Dengan gelagat bercanda, Hoseok menepuk sisi sofa yang kosong, meminta Seungwan mendekat. Dan ajaibnya, cewek itu menurut. Berarti dilema yang dikatakan Seungwan benar-benar serius.

"Keluarga gue makin dalam keadaan yang nggak baik. Ya, you know what lah... Bokap gue yang terus-terusan mabok dan dibohongin orang, terus nyokap gue yang berjuang sendirian buat kerja sana-sini. Kadang gue nggak tega kalo nyokap nyuruh gue lanjutin kuliah gue terus. Rasanya gue pengenㅡ"

"Lo nggak boleh gitu, Wan!" Hoseok tanpa ampun memotong kalimat pesimis cewek itu. "Lo harus tetep kuliah. Lagian lo juga udah berusaha bantuin nyokap lo. Gue tau gimana susahnya lo ngejob nyanyi sana-sini yang kadang nggak dibayar tapi tetep lo lakuin."

"Tapi, Seok... Gueㅡ"

"Udah! Gue nggak mau lagi denger lo bilang mau putus kuliah. Kalo beneran terjadi, gue orang pertama yang dateng nyariin lo! Titik!!" tandas Hoseok.

Tidak ada yang ditutupi oleh dua sahabat itu. Son Seungwan menatap haru pada Jung Hoseok yang tersenyum tulus. Mungkin dari sekian banyaknya teman yang Seungwan miliki, hanya Hoseok yang mampu memberikan energi positif dan rasa semangat untuknya. Meskipun cowok itu kadang sangat menyebalkan.

"Hoseok, gue nggak tau harus merasa terhibur atau terharu kalo lo ngomong gitu. Hahaha!!"

"Kebiasaan banget lo ah, diajak ngobrol nggak bisa serius. Kan tai!" dengus Hoseok.

Seketika, mata Hoseok melebar saat Seungwan dengan gemas mencubit pipi cowok itu. "Idih, ngambek si kampret," kata Seungwan dengan nada dibuat-buat.

"Jangan cubitin Hoseokie, nanti Hoseokie bisa hamil! Hnggg!"

Dan berkat kalimat itu, Jung Hoseok menerima toyoran dari Seungwan. "Yeee, dasar cabe kiloan!"

"Aah!! Wan, Wan!!"

Son Seungwan dan Jung Hoseok bersamaan terkejut ketika mendengar suara Kang Seulgi berteriak masuk ke dalam Sekretariatan UKM Seni tanpa mengetuk terlebih dahulu.

Only Wan Save MinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang