Chapter 13

9.3K 1.5K 564
                                    

Jam digital pada dashboard telah menunjukkan pukul sembilan malam, namun Seungwan dan Yoongi masih terjebak macet. Deretan mobil berjalan lambat layaknya siput dan beberapa kali harus berhenti. Dengar-dengar, katanya kemacetan dikarenakan adanya kecelakaan pada jalur menuju flyover yang akan membawa mereka keluar dari tol.

Kendati terjebak macet seperti itu, Yoongi yang biasanya akan selalu emosi dan tidak sabaran justru terlihat santai. Tentu saja, karena ada seseorang yang tidak pernah membuatnya bosan. Cewek yang suka ceplas-ceplos itu tak henti-hentinya bicara dengan berbagai topik seru. Saking serunya, mereka sampai tidak sadar sudah tenggelam dalam kemacetan selama lebih dari seratus menit di sana.

"Sumpah ya, Kak, gue masih takjub banget sama adegan pas ngalahin musuhnya itu pakai pensil! Kakak bayangin deh, itu pensil nusuknya dari belakang kepala gitu! Gimana kuatnya coba!" ceplos Seungwan histeris.

Yoongi mengangguk-angguk setuju. Dengan suara beratnya, dia berkata, "Iya, namanya juga pembunuh bayaran. Teknik ngalahin musuhnya keren banget."

"Dia mukulnya di titik-titik lemah gitu, Kak. Mana gerakannya cepat banget lagi!" Seungwan bertepuk tangan dengan semangat. "Lo bisa nggak bela diri gitu, Kak?"

Pertanyaan Seungwan tak luput dari kekehan Yoongi, dia mendengus, menganggap remeh. "Kalo gue nggak bisa, gimana ceritanya gue bikin Namjoon bonyok?"

Seungwan memutar bola matanya. "Ya elah, emang lo juga nggak bonyok-bonyok gitu, Kak? Idih!"

"Gue ngalah, karena dia temen gue."

"Dih, ngeles aja!!"

Min Yoongi tertawa. "Serius gue."

"Terus sekarang lo masih anggep Namjoon temen setelah kejadian itu?"

"Nggak tau. Gue udah males. Ketum lo itu terlanjur emosi, panas, nggak mikir dulu. Asal aja maen jotos. Mana anak-anak pada nonton."

Cewek itu mengangguk-anggukan kepalanya. Mengerti. Apa yang dimaksud Min Yoongi itu memang benar adanya. Dia juga tidak mau terlalu banyak berkomentar soal permasalahan antar UKM. Son Seungwan tidak ingin terlibat.

"Namjoon tau kalo lo sering keluar sama gue?" tanya Yoongi tiba-tiba seraya memindah presneling ke D karena mobil di depannya sudah mulai bergerak.

Seungwan mengetuk dagunya. Berpikir sejenak sebelum menjawab, "Hmm... Menurut gue sih nggak, Kak. Gue juga agak nggak enak sama Namjoon gara-gara masalah itu. Jadi, kalo misal gue ketemu sama lo itu ya diem-diem aja. Gue harap lo ngerti, Kak."

Min Yoongi mengangkat tangan kanannya, membawanya ke puncak kepala cewek itu, lalu mengelusnya pelan seraya berkata, "Gue paham... cerewet!!"

Son Seungwan panas-dingin dibuatnya. Entah untuk yang keberapa kalinya dia merasa sudah baperㅡkata anak muda jaman sekarangㅡkarena berbagai sikap manis Min Yoongi.

Seungwan segera menangkis tangan Yoongi. Bisa-bisa jantung Seungwan meledak kalau lama-lama membiarkan Yoongi mengelus kepalanya seperti itu.

"Ih, Kak! Rambut gue berantakan! Jangan diacak-acak!" protes Seungwan dengan wajah yang memerah seperti kepiting rebus.

Yoongi tertawa renyah. "Rambut lo enak buat diacak-acak, Wan. Lembut."

"Emang!" dengus Seungwan. "Dari lahir rambut gue emang lembut, cantikㅡ"

"Iya, tapi nggak sesuai sama orangnya," potong Yoongi meledek Seungwan.

"Dih, kayak lo sesuai aja!!" protes Seungwan lagi.

"Tapi lo suka kan?" goda Yoongi.

Tangannya sekali lagi mencoba meraih puncak kepala Seungwan, namun gerakannya terhenti ketika cewek itu berkata, "Iya, gue suka sama lo!!"

Only Wan Save MinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang