Chapter 7

8.8K 1.5K 287
                                    

Napas Son Seungwan masih ngos-ngosan. Cewek bertubuh mungil itu langsung duduk di samping Bae Joohyun yang asyik berbisik-bisik dengan Kang Seulgi, yang entah sejak kapan pindah di Gugus E. Dan Seungwan berhasil merebut perhatian mereka. Seulgi juga sekarang sering ikut dengan Joohyun dan Seungwan. Mereka mulai akrab karena kegiatan UKM Seni.

"Hampir telat lo, Wan," tegur Joohyun.

Seungwan mengambil botol minum yang selalu dia bawa di dalam tas dan dengan rakus meneguk air yang ada di dalamnya. "Gue kesiangan. Kemaren begadang ngerjain tugas kampret yang lo kasih tau tadi malam," jelas cewek itu kesal.

Joohyun nyengir. "Ya mau gimana lagi, Wan. Kalo nggak gue kasih tau juga lo yang bakal repot."

"Lo ngerjain tugas nggak jelas itu juga, Wan? tanya Seulgi nimbrung.

Seungwan mengangguk malas dan menjawab, "Terpaksa. Lagian hari ini juga hari terakhir Ospek. Nggak pa-pa jadi Maba baik hati dan suka menolong."

Kening Joohyun dan Seulgi mengerut. Mereka bergumam, " Ngomong apa coba?"

Detik kemudian, tiba-tiba terdengar suara bising dari mic. Beberapa mentor dan pengawas gugus ikut berteriak nyaring agar para mahasiswa baru dapat bersikap kondusif.

"Sekarang, acungkan amplop pink kalian masing-masing!"

Semua peserta ospek Universitas HYYH mulai mengangkat tugas mereka. Tugas berupa sebuah tulisan di dalam amplop berwarna merah jambu. Klasik. Sebuah surat cinta untuk senior yang mahasiswa baru sukai. Tugas kampret terakhir di hari Ospek terakhir.

Tiap mentor di masing-masing gugus memutari tiap-tiap barisan. Mencari wajah mahasiswa mana yang akan terpilih untuk maju ke depan.

"Kamu, yang pojok dekat pilar. Maju!"

Mampus!! Sial!!

Mentor cowok dengan kumis tipis itu menunjuk ke arah Son Seungwan berada. Namanya juga Seungwan, ia tak serta merta menuruti apa yang dikatakan mentor gugusnya tersebut.

"Saya, Kak?" tanyanya pura-pura bodoh.

Mentor itu memasang wajah ketidak sukaannya terhadap Seungwan. Karena cewek berambut kecokelatan itu merupakan salah satu mahasiswa baru yang selalu saja masuk kategori peserta kurang disiplin.

"Iya! Kamu. Ayo maju!"

"Kok saya, Kak?"

Wah, cewek ini benar-benar nyolot!

Sesuai dengan predikat yang diberikan oleh para senior. Son Seungwan merupakan mahasiswa baru yang sudah diberikan label 'maba nyolot minta ditampol'.

Kakak Senior yang menunjuk Seungwan itu berdecak. Matanya mulai melotot. Ia berkacak pinggang.

"Maju, buruan!"

"Bangke, kenapa harus gue?" dumalnya seraya bangkit dari duduk.

Son Seungwan melewati barisan-barisan mahasiswa lain. Sengaja lewat dengan dagu terangkat dan angkuh di depan mentor berkumis tipis bernama Kim Myungsoo itu.

"Lain kali bawa atribut yang benar," tegur Myungsoo saat menyadari kekurangan yang Seungwan miliki.

Wajahnya sangat menyebalkan di mata Son Seungwan. Demi apapun ia ingin sekali menonjok wajah menyebalkan mentor gugusnya itu.

Sekali lagi, Son Seungwan tetaplah Son Seungwan. Ia tak akan diam saja jika diperlakukan seperti tadi.

"Terus? Masalah buat lo? Emang lo sapa? Rektor? Lo berhak?"

Darrrr!!

Mulai sudah mulut pedas nan cerewet Seungwan berceloteh.

Myungsoo menatap Seungwan dengan amarah yang tersulut. "Berhak. Karena gue mentor gugus lo."

Only Wan Save MinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang