Jika tidak tidak sadar dengan keadaan sekitar, mungkin Emma sudah mencelupkan kepala Chanyeol ke bak berisi cumi-cumi hidup di area ikan laut dari tadi. Ia sudah bersabar, sangat malah. Namun sepertinya Park Chanyeol menyebalkan itu tidak tahu diuntung.
Emma bahkan ragu. Sebenarnya saat ini ia sedang berjalan dengan siapa? Bocah berumur 5 tahun ataukah laki-laki dewasa yang di mata hukum adalah suaminya? Namun alih-alih terlihat dewasa, Chanyeol saat ini justru lebih terlihat seperti laki-laki raksasa yang sedang kesurupan arwah bocah 5 tahun.
Tidak hanya sekali atau dua kali. Park Chanyeol memang seorang idiot yang tidak bisa diajak bicara dengan cara baik-baik. Emma berulang kali berkata untuk tidak memasukkan barang-barang tak berguna ke dalam troli, namun sebanyak itu pula Chanyeol melakukan hal yang sama.
Oh ya soal permen kapas tadi. Emma dibuat pusing bukan kepalang saat laki-laki itu memborong semua permen kapas yang panjangnya sekitar 75 cm itu ke dalam satu pelukan lebar lalu memasukkannya ke dalam troli yang jelas-jelas tidak muat
Hei! malu sedikit dengan umurmu, bodoh. Mana ada laki-laki dewasa yang sudah berumur 24 tahun mendadak kalap saat melihat banyak permen kapas berjejer rapi di supermarket? Menggelikan. Bomi saja yang belum genap 2 tahun tidak serewel ini saat diajak belanja.
"Ya! Park Chanyeol." desis Emma tajam.
"Apa lagi? Kita butuh pasta gigi kan?"
Sebelah tangan perempuan itu terangkat naik untuk memijit pelipisnya yang mendadak pusing, "Kita bisa beli lagi kalau habis. Kau ini benar-benar..."
Emma menarik napas dalam, berusaha nengatur kemarahannya agar tidak meledak saat ini juga. "Apa jangan-jangan mengkoleksi pasta gigi adalah hobi barumu?" tanyanya kemudian.
Chanyeol yang merasa tertantang kini mendecak, lalu menatap Emma sambil berkacak pinggang, "Ya itu hobi baruku. Kau mau apa?"
"Masa bodoh," Emma mendorong bahu laki-laki itu menjauh, lalu merogoh isi troli untuk mengeluarkan tujuh pasta gigi yang baru saja Chanyeol sumpalkan ke sana.
"Ini." Chanyeol mengerjap dan sedikit mundur untuk mempertahankan keseimbangan tubuhnya saat Emma tanpa ampun menyodorkan semua pasta gigi itu ke dadanya.
"Letakkan-semua-kembali-ke-tempat-semula-sekarang-juga."
Dilihat dari bagaimana perempuan itu menekan setiap kata yang ia ucapkan, Chanyeol mendadak bersorak dalam hati. Ia berhasil. Emma sekarang benar-benar kesal.
Beberapa saat kemudian, Chanyeol diam-diam berjalan di belakang perempuan itu ke arah kasir setelah mengembalikan senua pasta gigi ke tempatnya semula. Kedua sudut bibirnya tertarik, tersenyum kecil di balik masker yang melekat di wajahnya.
Emma sebenarnya perempuan yang baik -terlepas dari fakta kalau dia galak dan suka marah-marah- tapi Chanyeol tahu pasti bahwa Emma tidak akan bersikap begitu jika dirinya tidak membuat masalah. Well, bisa dibilang ia memang sengaja membuat Emma uring-uringan. Karena mungkin dengan begitu, Emma dapat secara perlahan melupakan kesedihannya.
Namun detik selanjutnya senyum di bibir Chanyeol hilang. Tiba-tiba sebuah nama muncul dan memenuhi kepalanya tanpa sanggup ia bendung.
Moon Gayoung.
Chanyeol tertegun. Apa yang gadis itu lakukan sekarang?
--
Bukan Byun Baekhyun namanya jika tidak berkoar-koar heboh ke seluruh sudut dorm tentang penemuan sinyal ponsel Chanyeol yang ia lakukan bersama Sehun beberapa saat yang lalu. Kyungsoo bahkan hampir melempar jam weker di samping ranjang karena tubuhnya harus terlonjak kaget ketika si sinting Baekhyun itu menggedor pintu dengan semangat berapi-api.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married to Mr. Park
Fanfiction❝Aku menikah dengan artis paling songong se Korea Selatan karena sepucuk surat wasiat. Jika kalian ada diposisiku, yakin sanggup?❞ [2016 in Bahasa] [181113]🎖 1 in #Fanfiction [181013]🎖 2 in #Chanyeol [181025]🎖 2 in #EXO Cover by Abimanagara Avai...