Jangan lupa vote + komen :)
Park Chanyeol menyambar kunci mobil yang terletak di atas meja tepat setelah lelaki itu selesai membubuhkan tanda tangan pada surat perjanjian yang ia buat bersama Emma tadi.
Ia melajukan mobilnya keluar dari pekarangan rumah seraya menghela napas panjang. Chanyeol menurunkan kaca mobil hingga batas lehernya dan menarik napas dalam-dalam. Berada di rumah membuatnya sesak napas.
Chanyeol tidak pernah menduga bahwa ia akan melakukan hal itu dengan Emma. Sebenarnya hal itu wajar dilakukan oleh pasangan suami istri, tapi sayangnya Emma dan Chanyeol tidak seperti pasangan suami istri pada umumnya. Mereka menikah bukan atas dasar cinta maupun hal intim seperti ingin memiliki satu sama lain secara utuh. Bukan, tentu saja bukan itu.
Mereka menikah karena memiliki alasan sendiri-sendiri. Emma ingin menyelamatkan ibunya, sedangkan Chanyeol ingin tetap berkarir di industri musik. Dan hal itu sama sekali bukan alasan yang masuk akal bagi keduanya untuk melangkah ke tahap yang lebih tinggi seperti apa yang mereka lakukan semalam.
Chanyeol mengeluarkan ponselnya dari saku kemeja ketika ia merasakan benda itu bergetar. Ia mendesah lalu tangannya terangkat untuk melihat siapa yang berani menelponya pada hari libur yang begitu langka ini.
"Apa?" Chanyeol menjawab telepon itu dengan malas begitu mengetahui bahwa Baekhyun, rekan satu grupnya itu yang membuat ponselnya bergetar.
"Apa kau melihat 2 botol wine dalam tas putih yang aku taruh di samping sofa kemarin?"
Chanyeol mengerutkan keningnya mencoba mengingat-ingat. "Sudah kubawa pulang. Bukankah itu adalah salah satu hadiah ulang tahun untukku?"
Ia bisa mendengar Baekhyun mendesah dari seberang telepon, "Hari ini kakakku berangat bulan madu ke Italia bersama istrinya. Dan wine Itu adalah hadiah yang akan ku berikan padanya. tetapi aku lupa memberikannya."
"Oh, benarkah? Aku tidak tahu."
"Buang saja. Jangan berfikir untuk meminumnya atau 'perangkatmu' nanti akan bangun berjam-jam."
Chanyeol mengangkat sebelah alisnya pertanda tidak mengerti , "Tunggu, apa maksudmu?
"Aku menaruh obat....yeah kau tahu kan, obat untuk memperlancar kegiatan bulan madu pasangan suami istri," jawab Bekhyun sambil terkikik.
Apa? Apa yang baru saja dibicarakan oleh bocah itu barusan? Chanyeol membelalakkan kedua mata kemudian menepikan mobilnya ke tepi jalan "Kau menaruh obat perangsang dalam botol wine itu?" tanyanya dengan suara tinggi.
Sialan!
--
Keesokan harinya. Park Chanyeol tidak pulang ke rumah dan itu membuat Emma bisa sedikit bernapas lega karena tidak harus bertemu dengan lelaki menyebalkan itu.
Emma mengeluarkan buku pelajaran dan alat tulis dari dalam tas ketika Miss Suzy si guru bahasa Inggris itu masuk ke dalam kelas. Omong-omong, nama asli wanita 30 tahunan itu adalah Dong Seo Ji. Emma selalu ingin tertawa ketika mengingat betapa wanita itu merasa dirinya adalah kembaran dari artis sekaligus model cantik yang bernama Suzy.
Oh ayolah, guru bahasa Inggris itu bahkan tidak memiliki rupa yang patut disamakan dengan Suzy yang asli. Miss Suzy masih menyandang status sebagai single. Karena yeah, semua siswa tahu bahwa wanita itu selalu membual tentang banyaknya pria yang mengantre untuk mengajaknya berkencan padahal sebenarnya tidak ada satupun pria yang mendekatinya.
Pihak pertama boleh menjalin hubungan dengan wanita lain.
Emma sadar dari lamunannya ketika secara tiba-tiba isi salah satu perjanjian yang ditulis oleh Chanyeol berkelebat di dalam kepalanya. Emma mengerutkan alisnya, bagaimana bisa lamunannya tentang Miss Suzy mengingatkannya tentang perjanjian itu? Emma menggeleng-gelengkan kepala mencoba untuk mengusir pikiran itu dari otaknya dan berusaha untuk fokus mengikuti kelas bahasa Inggris saat ini.
Tapi sialnya, perjanjian itu tidak berhenti berputar di kepalanya.
Sebenarnya Emma penasaran kenapa dan apa alasan Park Chanyeol menulis perjanjian itu kemarin. Apa itu artinya Park Chanyeol punya sedang menjalin hubungan dengan wanita lain? Emma menghembuskan napas panjang lalu berkata pada diri sendiri, "Itu sama srkali bukan urusanmu dan kau seharusnya tidak perlu peduli, Emma."
--
Emma tidak langsung pulang ketika semua pelajarannya di kelas telah usai. Gadis itu harus berlatih formasi terbaru untuk kejuaraan Cheerleader bulan depan sebelum liburan semester 1 dimulai. Banyak orang memanggil namanya ketika gadis itu berjalan menuju lapangan. Oh, Emma tentunya tidak bisa membalas sapaan bertubi-tubi yang datang padanya.
Karena please, hampir semua siswa laki-laki menyapanya. Jadi yang Emma lakukan hanyalah memasang senyum terbaik sampai langkah kakinya membawa gadis itu ke lapangan tempat team akan latihan.
Ada beberapa hal yang perlu kalian ketahui tentang Emma. Emma punya darah Korea dan Amerika yang mengalir di setiap celah pembuluh darahnya -aku yakin kalian sudah tahu hal ini- Kemudian hal yang perlu kalian ketahui lainnya adalah status Emma di sekolah ini adalah sebagai primadona yang dielu-elukan oleh semua siswa laki-laki. Dan hampir semua orang berkata bahwa kecantikkan Emma setara dengan dewi-dewi dalam cerita romawi kuno.
Dan yeah, Miss Suzy agak jengkel dengan fakta itu.
Emma meletakkan ranselnya di sudut lapangan dan mengeluarkan pom-pom berwarna merah muda dari dalam ransel. Ia melirik jam tangannya. Sudah jam 3. Seharunya semua anggota sudah berkumpul di lapangan saat ini, tetapi Emma hanya mendapati 3 orang yang datang. Emma mendesah kemudian membalikkan badan hendak menuju ke tengah lapangan.
"Hai," sapa seorang yang sangat Emma kenal.
Emma memundurkan langkah kakinya sedikit terkejut, kemudian mengembangkan senyum begitu mengetahui siapa yang menyapanya barusan, "Hai, Jae."
"Kau ada latihan?" tanya lelaki itu dengan senyum lebar.
Emma mengangguk mengiyakan, "Tapi seperti yang kau lihat, sepertinya latihan hari ini dibatalkan karena anggota teamku tidak lengkap."
Laki-laki itu dapat mendengar nada kecewa keluar dari mulut Emma, "Jangan patah semangat. Kau hanya perlu bersikap sedikit tegas agar semua anggota teammu bisa diajak kerja sama."
Emma menghela napas, "Kau benar."
Jung Jaehyun, adalah nama laki-laki yang sekarang sedang mengobrol dengan Emma. Sama seperti dirinya, Jaehyun juga berdarah campuran. Mungkin karena latar belakang inilah mereka sekarang bisa berteman dengan akrab.
Memiliki rupa tampan, tinggi badan 180 cm dan merupakan kapten basket yang banyak digandrungi oleh gadis di sekolahnya, membuat Emma berada di posisi yang kurang beruntung karena menjadi seseorang yang memiliki hubungan dekat dengan Jaehyun. Selain Miss Suzy, masih banyak gadis di luar sana yang membencinya. Alasannya jelas, mereka iri dengan kecantikan Emma dan juga fakta bahwa Emma dekat dengan si kapten basket.
Jaehyun berfikir sejenak sebelum membuka mulut, "Apa besok sore kau sibuk?"
"Aku bebas, kenapa?"
"Sebenarnya aku berfikir untuk mengajakmu keluar, itupun kalau kau mah. Aku tidak memaksa," ujar Jaehyun dengan sedikit ragu.
"Jadi bagaimana?"
to be continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married to Mr. Park
Fanfic❝Aku menikah dengan artis paling songong se Korea Selatan karena sepucuk surat wasiat. Jika kalian ada diposisiku, yakin sanggup?❞ [2016 in Bahasa] [181113]🎖 1 in #Fanfiction [181013]🎖 2 in #Chanyeol [181025]🎖 2 in #EXO Cover by Abimanagara Avai...