CHAPTER - 17

172K 14.1K 1.6K
                                    

Byun Baekhyun punya banyak alasan kenapa ia menyemburkan kopi yang baru masuk ke dalam mulutnya siang itu.

Pertama, ia tidak tahu bahwa kopi itu masih panas. Dan yang kedua, ia menemukan akun instagram milik Emma, sepupu Chanyeol yang tinggal di LA. Kalian tentu ingat saat Baekhyun bertanya apa akun instagram Emma kepada Chanyeol. Waktu itu, Baekhyun hanya mengangguk-anggukan kepalanya percaya saat Park Chanyeol berkata bahwa Emma tidak punya akun instagram. Tapi apa sekarang? Bukankah gadis dengan akun instagram @emma_rose97 ini adalah sepupu Chanyeol?

Baekhyun membuka foto lain. Kali ini terlihat gadis itu tengah berfoto selfie sambil memegang cangkir putih dan terlihat asap mengepul di atasnya. Yang paling membuatnya terkejut adalah caption yang menyertai foto itu.

Baekhyun tentu saja tidak lupa ketika beberapa waktu lalu Chanyeol berkata bahwa Emma baru pertama kali mengunjungi Seoul dan gadis itu tidak bisa bicara bahasa Korea sama sekali. Tapi kenapa caption yang menyertai foto itu bertuliskan hangul? Bukankah ini tidak masuk akal?

Ia memeriksa foto lain. Beberapa foto memperlihatkan tempat yang tidak asing seperti pemandangan malam sungai han, restoran berisi panganan khas Korea, dan juga terdapat foto Emma tengah memakai seragam sekolah.

Baekhyun mengusap dagu dan menyipitkan mata curiga. Sekarang semuanya jelas, Park Chanyeol sedang berbohong. Dan hal yang membuat Baekhyun bertanya-tanya sedari tadi adalah, apa alasan laki-laki itu merahasiakan identitas Emma dan sebenarnya apa hubungan mereka berdua sampai-sampai Chanyeol harus membual tentang ini semua?

Baekhyun tidak bisa diam saja. Ia harus menyelidiki hal ini.






--








Emma membasahi wajahnya dengan air yang terkumpul di kedua telapak tangan kemudian mendongakkan kepala ke arah jam yang tergantung di atas kaca wastafel. Ia memejamkan mata sejenak, menghembuskan napas panjang, lalu membuka mata untuk mengamati bayangan dirinya di cermin. Wajahnya pucat, kedua matanya sayu, dan bibirnya terlihat kering.

Seharusnya siang ini ia berangkat ke rumah mertuanya untuk menyapa mereka setelah sekian lama berada di luar negeri. Tetapi sepertinya rencana Emma tidak bisa terwujud. Ia merasa tidak sehat. Perutnya mual dan kepalanya pusing. Gadis itu tidak mengerti dengan tubuhnya. Empat hari yang lalu ia tidak merasa mual atau pusing sama sekali, tapi kenapa hari ini rasa pusing sialan itu justru menjangkit kepalanya lagi?

Oh sial. Ia tidak tau bahwa hamil ternyata sangat merepotkan. Dan gadis itu bertanya-tanya, kenapa di dunia ini wanita yang harus mengandung bayi sementara laki-laki tidak? Bukankah ini tidak adil?

Emma akhirnya memutuskan untuk duduk di sofa panjang ruang tengah. Ia meletakkan belakang kepalanya untuk menyandar pada sandaran sofa yang empuk. Sebelah tangannya terangkat untuk memijat pelipisnya. Ia memejamkan mata dalam ketika rasa pening itu muncul lagi. Ia tidak tahu bagaimana menyebut rasa sakit yang dialaminya sekarang ini, namun yang pasti, rasanya seolah seseorang sedang memukulkan palu ke belakang kepalanya secara bertubi-tubi.

Emma mengamati benda persegi panjang yang tergeletak tak berdaya di atas meja itu. Tidak ada satupun pesan atau panggilan dari Chanyeol masuk ke ponselnya hari ini. Memangnya apa yang ia harapkan? Chanyeol sudah pasti sibuk sehingga tidak sempat mengiriminya pesan. Emma harus tau itu.

Namun entahlah, Emma merasa sedikit kecewa akan hal ini.







--








Take ke 3 untuk scene berkelahi akhirnya selesai di ambil. Beberapa make up artis segera mengerubungi Park Chanyeol ketika laki-laki itu berjalan ke luar set dengan keringat bercucuran. Tak lupa ia membungkuk sopan ke arah beberapa kru yang sudah bekerja keras sebelum dirinya memutuskan untuk pergi ke ruang istirahat.

Married to Mr. ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang