"Ri Sa-ya,.. tangan kamu tidak diobati dulu?" teriak Ri An.
"Nanti saja diobati. Gwaenchanh-ayo oppa,.." Ucapan Ri Sa terpotong ketika ia mendapat pemberitahuan pesan bahwa video itu terkirim ke semua penghuni yayasan Jinhyang. Ri Sa hanya senyum dingin dan berkata pelan, "Kurang dari 1 jam lagi. Apa dia yakin tidak akan memintaku menghentikan timer-nya dan membiarkan video ini disaksikan oleh seluruh penghuni Seoul? Sungguh saat yang kurang bagus untuknya."
###
Setelah dari SMA Dongjo, Ri Sa langsung menuju ke ruang kesehatan SMA Meongso untuk mengobati luka di tangannya tanpa memberitahu teman-teman sekelasnya. Di ruangan itu ia berfikir sejenak apa yang selanjutnya harus ia lakukan untuk membuat Kang Jung Tae menyerah. Ia merasa harus lebih hati-hati karena ia tidak ingin sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada Lee Ri An.
Tak berselang lama, setelah dari ruang kesehatan Lee Ri Sa menuju ke kantin untuk membeli minuman pada mesin penjualan otomatis yang tersedia di kantin tersebut. Di tempat itu ia bertemu dengan Choi Moo Gak yang juga ingin membeli minuman.
"Hai,.. Lee Ri Sa." Sapa Choi Moo Gak sambil membawa minuman yang ia beli.
"Ye,.. Sunbae." jawabnya hangat dan sedikit menoleh ke arahnya.
Saat Ri Sa ingin membuka tutup botol minumannya, Moo Gak tidak sengaja melihat telapak tangan Ri Sa yang dibalut perban. "Igo, wae-yo??" tanyanya.
"Gwaenchanh-ayo Sunbae,.." jawabnya menghindar dan berbalik arah. Namun ia menabrak seseorang yang membuatnya langsung berubah ekspresi. Dia tak lain adalah Kang Jung Tae bersama teman-temannya.
"Wae??!" ucap Ri Sa kasar pada orang yang tepat didepannya.
"Hentikan timer pengirimannya!!" dengan mengangkat kerah seragam Ri Sa dengan sangat kasar.
Menghela nafas dan memutar bola matanya sejenak sebagai tanda ia sedang muak meladeni orang yang ada didepannya itu. "Apakah seperti ini caramu meminta sesuatu pada orang? Hmm?"
"Jangan banyak bicara! Cepat hentikan timer-nya!" semakin mengangkat kerah Ri Sa.
"Aku tidak akan menghentikannya jika sikap kamu tetap seperti ini Kang Jung Tae,..!" mata Ri Sa terlihat sangat menyeramkan.
Mendengar itu, Jung Tae langsung melepasnya. "Terus? Apa kamu ingin aku sujud di kaki kamu? Jangan harap aku melakukan itu." Dengan tetap mengutamakan gengsinya.
"Lagipula bukan itu syaratnya." Ucap Ri Sa yang berhasil membuat Jung Tae terdiam.
"Syaratnya adalah,.. kamu dan siswa SMA Dongjo lainnya, harus berjanji untuk tidak mengganggu SMA Meongso dan terutama jangan mengganggu Lee Ri An. Kamu bertindak sebagai perwakilannya. Dan akan lebih baik juga jika kamu mengubah sikap kamu. Apa kamu bisa?" lanjutnya.
"Mwo?!" penuh emosi dan alisnya pun terangkat tinggi.
"Harusnya,.. kamu cepat mengambil keputusan. Waktumu tinggal tidak sampai 5 menit sebelum video itu tersebar lebih luas. Apa kamu sudah siap?" sambil sesekali melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
Kang Jung Tae terdiam dengan menahan kemarahan. Ia berulang kali menghela nafas berat.
"Okey,.. aku akan menuruti kemauanmu. Jadi sekarang matikan timernya." akhirnya kata-kata itulah yang meluncur dari mulut Kang Jung Tae dengan ragu.
Mendengar itu, Ri Sa memasukkan tangannya ke kantong seragamnya sejenak dan langsung mengeluarkannya lagi.
"Kalau begitu, ucapkan janjinya!" suruh Ri Sa.
YOU ARE READING
Soul In Seoul
General Fiction--Seberapa banyak yang akan kamu dapatkan kelak tergantung seberapa banyak yang kamu korbankan dan kamu ikhlaskan hari ini.-- Kehidupan baru Lee Ri Sa / Yong Ri Sa setelah datang ke Seoul bersama kakaknya meninggalkan segala kenangan dari tanah ke...