Yuk cap cusss,.. jangan lupa jejak vote dan komentarnya ya,.. ;)
Kurang lebih 30 menit berlalu. Kini Yong Ri An telah menginjakkan kaki di rumah sakit tempat adiknya mendapatkan perawatan. Setiap langkahnya tampak begitu cepat hingga ia sampai di ruangan adiknya dirawat dalam waktu singkat. Tapi ia sangat terkejut ketika tidak mendapati adiknya di ruangan itu. Ia bingung dan sangat khawatir. Apakah terjadi sesuatu padanya? Kenapa tidak ada yang memberikan kabar untuknya? Dimana Yong Ri Sa?
Tanpa ragu ia bertanya kepada dokter yang tengah berjaga di lorong ICU. Ekspresi panik dan cemas begitu jelas nampak di wajah rupawannya.
"Uisa-nim (Dokter), Pasien yang bernama Yong Ri Sa kenapa tidak ada di ruangannya? Apakah dia sudah dipindahkan?" berusaha mengatur nafasnya yang masih terengah-engah.
"Iya. Pasien telah bangun dari komanya. Jadi, sore tadi pasien telah dipindahkan ke ruang perawatan yang lain."
Mendengar itu, akhirnya ia bisa bernafas lega. "Ahh,.. gamsahamnida." Ucapnya dengan senyum penuh kelegaan.
Setelah mendapatkan informasi tempat perawatan adiknya yang baru, Yong Ri An langsung berjalan cepat menuju ruangan yang dimaksud oleh dokter jaga di ICU tersebut. Satu per satu lorong ia lewati hingga ia sampai di sebuah bangsal khusus untuk perawatan lanjutan pasien VVIP. Dengan tergesa-gesa, ia membuka pintu sebuah ruangan dan langsung masuk ke dalamnya. Senyumnya semakin lebar kala melihat adiknya tengah bersandar sambil membaca sebuah buku, meski di hidungnya masih terpasang selang alat bantu pernafasan.
"Hya! Ri Sa-ya,..! kamu benar-benar jago banget membuat jantungku berhenti detak tiba-tiba. Ckckck,.." candanya sambil berjalan ke arah Yong Ri Sa.
Yong Ri Sa justru tertawa pelan bahkan seperti ditahan karena luka di perutnya membuatnya meringis kesakitan sesekali.
"Bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya Yong Ri An ketika sudah duduk di kursi samping ranjang yang ditempati oleh Yong Ri Sa.
"Aku sudah tak apa-apa. Jangan khawatir!" berusaha menyuguhkan sebuah senyuman meski masih tampak dipaksakan.
"Kapan kamu tak membuatku khawatir? Bahkan ini kali ketigamu koma. Rasanya jantungku benar-benar berhenti ketika mendengar kamu terkena luka tembak dan luka tusukan sekaligus. Ini yang terakhir. Okey?!"
"Ye,.. ye,.. (iya,.. iya,..)" jawabnya dengan setengah hati. "Emmm,.. memangnya saat dapat kabar itu, oppa ada dimana? Kata Kang Jung Tae, oppa bahkan tidak kunjung datang saat dapat kabar aku kritis. Apakah oppa tidak benar-benar khawatir padaku?"
"Bagaimana aku tidak khawatir padamu? Aku langsung kembali ke Seoul pas dapat kabar itu."
"Kembali ke Seoul? Memangnya oppa dimana saat itu?"
"Gangnam. Ada yang harus aku selesaikan disana." Jawabnya singkat.
"Tentang apa?" selidiknya.
"Sudahlah,.. kamu tak usah memikirkan banyak hal dulu. Lagipula masalah itu sudah kuselesaikan. Sekarang istirahatlah! Ini sudah lewat tengah malam. Tak baik untuk pemulihanmu, jika begadang begini." Nasihatnya dan berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Istirahat? Aku sudah terlalu lama istirahat. Bahkan ini adalah rekor baruku. Tidur hampir satu bulan penuh dan baru bangun hari ini. huhhhh,.. Cam,..(tunggu,..) mengenai masalah. Masalah apa yang membuat oppa harus jauh-jauh ke Gangnam? Kenapa sebelumnya tak memberiku kabar?"
Yong Ri An langsung nyengir mendengar pertanyaan adiknya, yang ternyata tak semudah itu dibelokkan olehnya. "Tak bisakah kamu tak sepenasaran itu?"
YOU ARE READING
Soul In Seoul
General Fiction--Seberapa banyak yang akan kamu dapatkan kelak tergantung seberapa banyak yang kamu korbankan dan kamu ikhlaskan hari ini.-- Kehidupan baru Lee Ri Sa / Yong Ri Sa setelah datang ke Seoul bersama kakaknya meninggalkan segala kenangan dari tanah ke...