#Part 23 {Cichlids (2)}

60 10 12
                                    

Hai hai,.. akhirnya Author muncul lagi. Maaf ya,.. updatenya makin molor dari sebelumnya. Jujur saja nih,.. Selama ini Author memang ngerjakan sesuatu sesuai mood, dan kebetulan banget moodnya lagi kurang bagus akhir-akhir ini. Tapi semoga readers masih tetap suka dan menikmati setiap part kelanjutan 'Soul in Seoul'.

Okey,.. selamat membaca kelanjutannya. Jangan lupa tinggalkan jejak Voment-nya ya,.. ;)

"Hya,..! Bagaimana dengan kejutannya? Kamu suka?" ucap Hwang Hae Ra dengan senyum bahagia.

Mendengar itu, Yong Ri Sa langsung menghentikan langkahnya dan membalik badannya begitu pula dengan Hwang Hae Ra, ia juga membalik badannya dengan terus tersenyum puas. Ekspresi Yong Ri Sa terlihat sangat menakutkan saat itu. Matanya masih menahan ribuan kemarahan yang ingin ditumpahkan pada orang yang dihadapannya itu. Tangannya mengepal dan ia pun menggigit sedikit bibir bawahnya untuk mengendalikan emosinya.

"Apakah ini yang kamu maksud saat-saat kamu bisa mengalahkanku?" tanya Yong Ri Sa dingin.

Hwang Hae Ra tertawa, "Terus apa lagi? Jika bukan itu? Aku sudah mengira jurus-jurus karatemu masih mendarah daging dalam dirimu. Bagaimana aku bisa menaklukkanmu tanpa memberikan kejutan ini?"

"Jadi itu artinya sebenarnya kamu takut menghadapiku?" sindir Yong Ri Sa.

"Kenapa aku harus takut, jika aku punya senjata yang bisa membunuhmu." Masih tertawa menang.

Yong Ri Sa diam sejenak dengan menatap tajam mata Hwang Hae Ra, dan tiba-tiba ekspresinya berubah. Ia menyuguhkan sebuah senyuman, "Terima kasih telah membantuku, Hwang Hae Ra. Berkat kejutanmu tadi, sekarang aku sudah jauh lebih lega. Rasanya beban terberatku telah terangkat. Sekarang aku sudah tidak perlu lagi susah payah menyembunyikan rahasia. Bagaimana caranya aku bisa membalas kebaikanmu itu? apakah aku perlu membuatnya seperti yang kamu lakukan padaku tadi? Membantumu mengangkat beban dalam dirimu."

Wajah Hwang Hae Ra langsung datar. "Apa maksudmu?" ekspresinya berubah tegang.

"Bukankah alasan kita meninggalkan tanah yang telah membesarkan kita, kurang lebih sama. Kita sama-sama diharuskan bersembunyi. Aku tidak boleh memunculkan diri di Indonesia sedangkan kamu harus lari dari Malaysia. Tapi satu hal inti yang membedakannya. Aku diharuskan sembunyi karena aku adalah saksi dan korban. Sedangkan kamu, adalah si tersangka. Melihat dari status itu, jika orang-orang tau tentang kita, siapa yang akan dapat kerugian yang lebih besar?"

Tangan Hwang Hae Ra langsung gemetar. Ia langsung menggenggam kedua tangannya untuk meredam gemetar itu, "Hya! Jangan asal bicara. Kenapa aku harus sembunyi? Dan kenapa aku bisa jadi tersangka? Memangnya apa yang telah kulakukan?" sedikit meninggikan suaranya.

"Kamu yakin aku harus mengatakannya disini? Saat ini tidak jauh di belakangmu telah berdiri seorang siswi SMA Meongso dan di sebelah sana," menoleh ke arah Kang Jung Tae yang berdiri tak jauh di sebelah kirinya. "Ada salah satu siswa SMA Dongjo. Terlebih lagi dia satu kelas denganmu. Apa aku benar-benar harus mengatakan kasus yang menjeratmu?"

Hwang Hae Ra langsung menggeratakkan giginya, "Apa yang kamu tau?" volume suaranya sangat kecil tapi penuh dengan penekanan, tangannya beralih meremas dogi yang masih ia kenakan saat itu.

Yong Ri Sa mendekatkan wajahnya dan membisikkan, "Bukankah kamu pernah mencoba membunuh teman karatemu gara-gara kamu ketahuan doping? Dan sampai sekarang korbanmu masih tergeletak koma selama hampir genap satu tahun."

Setelah membisikkan itu dia langsung menjauhkan kembali wajahnya. "Bagaimana? Apa aku perlu membantumu meringankan bebanmu dengan cara yang sama? Jika kamu memintanya, akan kusiapkan layar yang paling besar khusus untukmu." Ucap Yong Ri Sa yang langsung membuat dada Hwang Hae Ra terasa sesak.

Soul In SeoulWhere stories live. Discover now