Yong Ri An menghela nafas berat. "Aku sudah tidak bisa diam melihat kamu terus-terusan menempatkan diri dalam bahaya seperti ini. Gara-gara aku, kamu kehilangan kepercayaan dari sahabatmu, dan aku nggak ingin kamu harus kehilangan hal lain lagi karena aku."
"Ini bukan kesalahan Oppa. Dari awal mereka memang mengincarku, bukan Oppa. Dan cukup oppa diam, itu sudah sangat membantuku. Jangan melakukan apapun!"
Tiba-tiba Yong Ri Sa teringat sesuatu, "Ah,.. mungkin oppa bisa membantuku dalam masalah lain."
"Masalah apa?" mengernyitkan dahinya.
"Siswi baru di kelas oppa."
"Maksudmu,.. Hwang Hae Ra? Ada apa dengannya?"
"Bukankah dia atlit karate? Sepertinya dia tetap bisa mengenaliku meskipun wajahku sangat berbeda dengan yang dulu. Kemungkinan besar dia bisa mengenali dari mataku." Menatap ke arah lain.
"Kalian pernah bertemu di pertandingan karate?"
"Tidak hanya pernah bertemu. Kami sangat sering jadi lawan ketika pertandingan-pertandingan Internasional. Dari 15 pertandingan, tak sekalipun dia menang dariku. Kemungkinan dia sudah menyimpan kemarahan dari dulu. Jadi, jika dia menyadari rival lamanya ada di hadapannya, kemungkinan besar dia tak akan diam begitu saja."
"Kamu ingin aku melakukan apa?"
"Cukup awasi dia. Jangan sampai dia curiga. Karena jika dia menyadari tentangku, maka dia akan menyerangku dengan menggunakan oppa. Kemungkinan itu yang harus kita waspadai."
"Kenapa harus menggunakanku?" berfikir sejenak. "Apa karena aku berada lebih dekat dengannya, dan wajahku yang sama seperti dulu? Ri Sa-ya,.. sepertinya kamu tak perlu risau akan hal itu. Bukankah kamu di bidang karate ketika fakta tentang kita kakak beradik belum terungkap? Kemungkinan Hwang Hae Ra tak akan menyadari bahwa aku adalah kakak rival lamanya."
"Untuk yang itu memang benar. Tapi, dia bisa aja mencari tahu lebih dalam tentangku. Di luar sana, banyak sekali artikel-artikel tentang hilangnya kita berdua. Bahkan sampai sekarang beberapa situs masih menjadikan kita trending topic. Terutama aku. Bukanlah hal sulit bagi seseorang menemukan latar belakangku jika dia sudah menyadari aku adalah Reyka."
Tanpa mereka sadari, ternyata percakapan mereka didengar oleh Kang Jung Tae yang sedang berdiri didekat jendela kamarnya yang terbuka. Kang Jung Tae cukup terkejut kala mengetahui banyak hal yang sedang dirahasiakan sepupu angkatnya itu. "Yong Ri Sa adalah Reyka? Siapa dia? Sepertinya aku pernah lihat nama itu. Tapi dimana?" ia mengernyitkan dahinya dan berusaha mengingat-ngingat nama yang baru saja ia dengar itu. "Ah,.. aku ingat." Sambil bergegas mengotak-atik komputer yang ada di meja belajarnya. Tangannya terus melaju bersama mouse yang sudah ada digenggamannya dan sesekali beralih ke keyboard didepannya. Beberapa saat kemudian dia mengklik sebuah foto yang pernah dijadikannya bahan ancaman pada Ri An dan Ri Sa saat mereka belum menjadi sepupunya. Ia terus memperbesar tulisan pada nametag siswa-siswi yang di foto itu dan ia terus fokus memeriksanya. Dalam foto itu ada empat orang. Paling kiri ada Rama Aditya yang sedang memegang souvenir penghargaan juara 1, paling kanan ada Citra Olivia yang juga memegang souvenir penghargaan juara 2 dan disampingnya adalah Romi Firmansyah yang sedang memegang piala juara 2. Ketika Kang Jung Tae menggeser pandangannya, ia melihat siswi yang membawa piala juara 1 dan memiliki mata berwarna emas yang membuatnya langsung terhenyak karena siswi itu bernama Reyka Firanda. Dilihat dari matanya, memang dia memiliki kemiripan dengan Yong Ri Sa. Namun, wajahnya sangat berbeda.
"Kalau memang Yong Ri Sa itu adalah Reyka, bagaimana mungkin wajahnya sangat beda? Apa dia operasi wajah?" gumamnya sambil terus menyambungkan untaian info yang terpencar dalam otaknya. Jarinya kembali menjelajah keyboard dan mouse. Matanya terus fokus ke layar monitor didepannya hingga ia tak sadar saat itu sudah jam 3 tengah malam.
YOU ARE READING
Soul In Seoul
Fiction générale--Seberapa banyak yang akan kamu dapatkan kelak tergantung seberapa banyak yang kamu korbankan dan kamu ikhlaskan hari ini.-- Kehidupan baru Lee Ri Sa / Yong Ri Sa setelah datang ke Seoul bersama kakaknya meninggalkan segala kenangan dari tanah ke...