Ketika Lee Ri Sa ingin beranjak dari tempat itu, tangan Choi Moo Gak menghalangi jalannya dengan meletakkan tangannya di rak samping Lee Ri Sa.
"Wae-yo Sunbae?" tanya Ri Sa.
"Berhenti memanggilku dengan sebutan itu." Sedikit lebih dingin dari sebelumnya.
"Mwo? Wae-yo?" menghadap ke arah Choi Moo Gak.
"Panggil aku dengan sebutan Oppa!" pintanya.
Tangan Moo Gak yang masih di posisi yang sama membuat perasaan Ri Sa sedikit terganggu, pasalnya posisi mereka saat itu benar-benar sangat dekat sehingga terlihat seperti sedang bermesraan.
"Sunbae,.." lirihnya namun langsung dipotong oleh Choi Moo Gak.
"Aku bilang berhenti memanggilku dengan sebutan itu." Sedikit membentak yang membuat Ri Sa tersentak.
"Wae-yo sunbae? Wae-yo? Bukankah kita adalah senior dan junior. Jadi sudah seharusnya saya memanggil dengan sebutan sunbae. Dan selama ini juga tidak ada masalah kan?"
"Itu cukup menjadi masalah buatku. Jujur, aku ingin lebih dari sekedar saat ini. aku suka sama kamu. Aku sayang sama kamu. Tidak hanya sebagai teman, tidak hanya sebagai juniorku, tapi sebagai seseorang sangat penting dalam hidupku. Kamu benar-benar membuatku tidak bisa tenang ketika kamu jauh dariku. Entah sejak kapan, tapi yang jelas aku sudah sangat menyukaimu." Jelas Choi Moo Gak.
"Mian sunbae,.. I can't do it." Mencoba menghindar ke arah yang lain.
Namun saat itu tangan Choi Moo Gak lebih sigap untuk meletakkan tangan kirinya di rak itu, sehingga gerakan Lee Ri Sa terkunci seketika.
"Wae? Kenapa tidak bisa? Apa aku punya salah sama kamu? Atau kamu tidak menyukaiku? Apa kamu membenciku?" sedikit terpancing emosi.
"Ani-yo,.. saya masih tidak ingin memikirkan tentang itu. Masih banyak hal yang harus saya lakukan daripada memikirkan tentang perasaan itu. Mian-hae Sunbae,.."
"Apa lagi yang kamu fikirkan? Kamu sudah berhasil membayar janjimu pada Direktur yayasan Jinhyang untuk menorehkan prestasi, sekarang sudah tak ada masalah lagi tentang sekolah dan tentang Kang Jung Tae, dia sudah tidak pernah berbuat ulah lagi kan? Jadi apalagi yang ingin kamu fikirkan?"
Memberanikan diri menatap lekat mata Choi Moo Gak, "Ini masih tidak ada apa-apanya,.. masih banyak hal lain yang harus aku fikirkan dan lakukan. Aku tidak ingin merasakan itu dua kali. Karena masalah tahun lalu aku harus mati-matian merintis ulang hal yang sudah susah payah aku bangun sejak kecil, tapi ujung-ujungnya aku kehilangan itu. Cukup tahun lalu saja aku kehilangan semuanya dan hanya tersisa Ri An Oppa. Jadi aku nggak ingin memikirkan hal yang lain selain mengembalikan namaku yang dulu. Walaupun tidak semuanya kembali, setidaknya aku masih bisa berusaha. Dan aku juga nggak ingin akhirnya nanti ada orang yang tersakiti." Airmatanya sempat jatuh membasahi pipinya.
Melihat air mata Lee Ri Sa jatuh membuat Choi Moo Gak langsung merasa bersalah. "Lee Ri Sa Mian-hae,... aku tidak bermaksud untuk membuatmu menangis."
Tanpa mengatakan sesuatu, Lee Ri Sa langsung mendorong tangan Choi Moo Gak sehingga ia bisa keluar dari posisi terkunci tangan Choi Moo Gak. Setelah itu Choi Moo Gak langsung terdiam penuh kebingungan dengan sikap yang ditunjukkan Lee Ri Sa dan ia pun merasa bersalah telah membuat orang yang ia sayangi meneteskan air mata kesedihan seperti itu.
###
Saat itu, Lee Ri Sa yang masih mengenakan seragam SMA Meongso, baru datang ke tempat kerjanya yang tak lain adalah restaurant Hong Diamond dan langsung saja ia menuju ruang ganti.
YOU ARE READING
Soul In Seoul
Fiksi Umum--Seberapa banyak yang akan kamu dapatkan kelak tergantung seberapa banyak yang kamu korbankan dan kamu ikhlaskan hari ini.-- Kehidupan baru Lee Ri Sa / Yong Ri Sa setelah datang ke Seoul bersama kakaknya meninggalkan segala kenangan dari tanah ke...