#Part 33 (Karena Mereka Keluarga) 'Ending'

35 6 8
                                    

Inilah saat yang ditunggu-tunggu. Akhir dari cerita 'Soul in Seoul'. Kisah remaja jenius yang harus mengawali kehidupannya di negara baru dengan identitas baru. Selamat membaca akhir kisahnya dan jangan lupa jejak Vote dan Komentarnya ;)

Sebuah gedung bertingkat 5 berdiri gagah di salah satu wilayah Seoul yang tak lain adalah SMA Meongso. Gedung itu berhalaman cukup luas dan berpagar besi warna perak. Tak jauh dari gedung bertingkat 5 itu, berdiri pula gedung bertingkat 6 yang tak kalah gagah. Ya, itu adalah gedung SMA Dongjo. Diantara kedua gedung itu, berdiri pula gedung bertingkat 3 yang merupakan gedung manajemen Yayasan Jinhyang.

Pagi yang cerah, berbanding terbalik dengan wajah para siswa-siswi kelas 3 SMA Dongjo dan SMA Meongso. Mereka berada di tingkat stress paling tinggi. Ya,.. di hari itu adalah tepat hari terakhir ujian akhir kelas 3 di kedua SMA itu. Pagi-pagi buta mereka sudah berada di sekolah untuk mempersiapkan diri dan terus mempelajari materi-materi yang mungkin saja akan keluar di ujian hari itu. Tidak sedikit dari mereka terlalu fokus kepada hafalannya sehingga sempat bertabrakan dengan temannya kala berjalan. Tidak mengherankan memang. Pendidikan di Korea memang sudah terkenal akan kompetisi ketatnya. Mereka benar-benar serius mengejar pendidikan, hingga tak jarang mereka justru saling iri dan bahkan saling membenci jika sudah dalam urusan peringkat di sekolah.

Di depan gerbang SMA Meongso ada sebuah mobil hitam berkapasitas 4 orang tengah terparkir. Di dalam mobil itu duduk Yong Ri Sa dan Yong Ri An di bangku belakang, dan Kang Jung Tae serta seorang bodyguard yang bertindak sebagai supir di barisan depan.

"Hari ini adalah hari penentuan. Hari ini pasti jadi hari yang sangat melelahkan buatmu." Ucap Yong Ri An seraya menolehkan kepalanya ke Yong Ri Sa.

Pandangan Yong Ri Sa sempat kosong dan merasakan sedikit gemetar di tangannya namun dia berusaha untuk mengabaikannya. "Ne, Bajja. Hari ini adalah hari terakhir. Tidak hanya hari terakhir ujian, tapi juga sekaligus hari terakhir RUPS. Kuharap pemaparan dan bukti-bukti yang kuajukan sebelumnya akan benar-benar menumbangkan mereka berdua." Ungkapnya lemah dan sangat menggambarkan diri Yong Ri Sa yang sudah sangat lelah.

"Tapi,.. hari ini materi ujiannya adalah matematika. Apa kamu yakin akan selesai secepat kemarin?" tanya Kang Jung Tae sambil melepas sabuk pengamannya.

"Justru karena hari ini adalah matematika, aku pasti akan selesai jauh lebih cepat dari dua hari kemarin." Jawabnya ringan diikuti keluar dari pintu yang telah dibukakan oleh bodyguard yang sebelumnya mengemudikan mobil itu.

Secepat kilat, Yong Ri Sa sudah menghilang ditelan kabut pagi itu.

Sementara itu Kang Jung Tae yang masih bersama dengan Yong Ri An, menenteng tas tangannya menyampir dibelakang punggungnya dan berkata, "Hya! Apa kamu sudah mengingatkan adikmu tentang racun yang akan dihidangkan padanya?" tanyanya.

"Sudah." Jawabnya singkat dan pergi meninggalkan Kang Jung Tae yang masih berdiri mematung di depan gerbang SMA Meongso.

###

Triiiing,... suara bel panjang itu menandakan berakhirnya ujian. Seluruh siswa-siswi yang mengikuti ujian itu sudah bisa sedikit bernafas lega. Ujian yang melelahkan dan memusingkan telah berakhir. Tidak sedikit dari mereka bersorak sorai atas berakhirnya ujian itu. Pemandangan sedikit berbeda terpancar di wajah Choi Moo Gak yang masih duduk di salah satu ruang ujian SMA Meongso. Tatapan nanarnya tertuju pada bangku nomor dua dari depan dan dari kiri, yang merupakan bangku ujian Yong Ri Sa. Ia yang duduk di belakangnya sangat tau betapa cepatnya Yong Ri Sa mengerjakan soal-soal ujian. Lebih tepatnya ia sangat terburu-buru menyelesaikannya. Yong Ri Sa seperti tidak terpengaruh oleh pandangan orang-orang yang melihatnya. Baik itu teman seruangannya maupun pengawas. Ia seperti sedang mengerjakan soal di ruangan seorang diri. Tangannya tanpa henti-hentinya bergerak diatas kertas di mejanya. Otaknya pun juga tak kalah aktif. Seakan tak sedetikpun ia membiarkan otaknya berhenti bekerja keras. Nafasnya seakan berhenti saat itu. Sedikitpun tak tampak ia menarik ataupun menghela nafas selama 20 menit ia mengerjakan semua soal ujian itu. Dan di hari terakhir ujian itu merupakan rekor tercepatnya mengerjakan soal ujian. Baru 15 menit ujian dimulai, ia sudah berdiri mengumpul lembar soal sekaligus lembar jawabannya. Jika di rata-rata, bisa jadi dalam 1 menit Yong Ri Sa berhasil menyelesaikan 3 soal matematika yang terkenal sangat rumit dan memusingkan itu.

Soul In SeoulWhere stories live. Discover now