#Part 27 (Kabar Duka)

38 10 9
                                    

Hai Hai,.. apakah ada yang kangen dengan cerita 'Soul in Seoul'? hehehe,.. sorry sorry. 1 bulan penuh tak ada update semoga readers nggak kabur ya,.. langsung aja balik ke lanjutan ceritanya. cap cussss,.. ;)

Lampu tanda operasi sedang berjalan sudah menyala di atas pintu ruang operasi rumah sakit swasta terbaik tak jauh dari restaurant Hong Diamond. Di depan ruangan itu sudah duduk seorang Heo Yoon Woo yang masih gemetar ketakutan dan rasa bersalah pada orang yang saat ini berjuang untuk bertahan hidup di meja operasi. "Eonni,.. uljima,.. na,.. gwaenchan-ayo. Ul-ji-ma,.."" Ul-ji-ma,.. na,.. gwaenchan-a." Ya, itu adalah kata-kata terakhir Yong Ri Sa sebelum tak sadarkan diri yang terus terngiang di telinganya. Dan kata-kata itulah yang menambah intensitas gemetar tubuh Heo Yoon Woo saat itu.

Di depannya juga tengah berdiri sekertaris Park yang baru saja menghubungi seseorang melalui ponselnya. Wajahnya juga cukup kacau saat itu. Kepanikan masih tampak pada raut wajah rupawan penuh memar dan luka itu, setelah ia gagal melindungi atasannya hingga atasannya itu berada di ujung kematian. Sejenak ia menyadari kondisi Heo Yoon Woo yang tak kalah kacau darinya. "Agasshi,.. (nona). Sebaiknya anda istirahat saja. Biar saya yang menunggu disini. Mungkin sebentar lagi keluarganya akan datang." Ucap sekertaris Park pada Heo Yoon Woo yang sedari tadi menunduk sambil menggigiti kuku ibu jarinya dan terus menitikan air mata.

Mendengar itu, Heo Yoon Woo perlahan mengangkat wajahnya. "Gwaenchan-ayo. Geogjeonghajima." Jawabnya lemah dan suaranya terdengar sangat serak.

Saat melihat wajah sekertaris Park yang penuh memar dan ada beberapa luka menghiasinya serta ekspresi pria itu sesekali meringis menahan sakit entah bagian tubuh mana yang membuat pria itu berekspresi seperti itu, Heo Yoon Woo cukup terhenyak karena baru menyadari ada orang lain yang juga terluka saat itu. "Luka anda,.. sebaiknya itu diobati dulu. Anda bisa meminta perawat mengobatinya."

Diam dan berfikir sejenak. "Ne,.. tapi, apakah anda juga terluka?" tanyanya kala melihat baju Heo Yoon Woo yang penuh darah.

Menyadari pandangan pria itu mengarah ke baju penuh darah yang ia kenakan, ia berkata, "Geogjeonghajima,.. saya tidak terluka. Ini bukan darah saya." Diikuti menghela nafas panjang untuk mengendalikan emosinya.

Mendengar itu, sekertaris Park tersenyum lega dan kemudian pergi ke ruang UGD untuk mengobati lukanya.

Kurang lebih 3 jam kemudian, sekertaris Park kembali ke depan ruang operasi dengan penampilan yang berbeda dari sebelumnya. Saat itu ia sudah memakai pakaian pasien rumah sakit. Dahinya sudah dibalut perban, pipinya pun juga sudah diplester. Tanpa diduga sebelumnya, ternyata bahunya juga mengalami cidera akibat pukulan-pukulan yang dilayangkan oleh pria-pria kekar itu, sehingga saat itu untuk sementara ia juga harus menjadi salah satu pasien di rumah sakit itu untuk mendapatkan perawatan lebih intensif.

"Sekertaris Park, jadi anda juga terluka?" tanya Kang Jung Tae yang sudah berdiri di depan ruang operasi, kala melihat keadaan berbeda dari diri sekertaris setia neneknya itu.

"Gwaenchan-ayo,.. saya hanya mengalami cidera ringan. Satu atau dua hari lagi mungkin saya sudah tak perlu memakai pakaian ini." jawabnya. "Emmm,.. Bagaimana dengan keadaan Direktur Yong? Apakah sudah ada penjelasan dari dokter?" tanyanya pada Heo Yoon Woo dan Kang Jung Tae yang berada di tempat itu.

Heo Yoon Woo hanya menggelengkan kepalanya tanda memang belum ada dokter yang keluar dari ruang operasi, sehingga belum ada orang yang bisa dimintai keterangan mengenai keadaan Yong Ri Sa.

"Hya! Heo Yoon Woo! apa kamu belum memberitahu kekasihmu, kalau adiknya sedang kritis saat ini?" tanya Kang Jung Tae cukup kasar pada Heo Yoon Woo, yang memang saat itu Yong Ri An belum muncul untuk memastikan keadaan adiknya.

Soul In SeoulWhere stories live. Discover now