"Kenapa aku harus menyembunyikannya?? Karena aku sudah berjanji pada Ri An Oppa untuk tidak menggunakan kemampuanku ini. Dan ternyata kemarin aku telah melanggarnya. Itulah singkatnya. Apakah ada lagi pertanyaan?" tantang Lee Ri Sa.
"Kenapa kamu berjanji untuk tidak menggunakannya? Apa alasannya? Bukankah dengan kemampuanmu ini, kamu bisa menolong banyak orang?" tanya Choi Moo Gak yang tiba-tiba muncul di pintu belakang.
"Sunbae,..?" Lee Ri Sa sangat terkejut.
"Jawab saja pertanyaanku. Apa alasan kamu berjanji tidak menggunakan kemampuan beladirimu itu?"
"Apakah kalian sebegitu penasaran tentang alasannya?" tanya Lee Ri Sa.
Semua tidak ada yang bersuara namun ada beberapa yang hanya menganggukkan kepala.
"Sebenarnya,.. aku adalah atlit karate saat di Indonesia. Dulu cukup banyak medali yang menggantung di dinding kamarku karena karate. Kehidupan seseorang yang bisa karate pastinya di kelilingi banyak bahaya yang siap mengancam nyawa. Dan kenyataannya aku pernah dua kali koma. Meskipun dengan alasan yang bukan karena karate, tetap saja Ri An Oppa melarangku untuk menggunakan kemampuanku ini ketika meninggalkan Indonesia, karena dia sangat mengkhawatirkanku dan tidak ingin aku mengalami koma lagi atau bahkan mengancam nyawaku. Di dunia ini keluargaku hanya tersisa Ri An Oppa, sehingga mau nggak mau aku harus menerima permintaan darinya." Jelasnya yang diakhiri memalingkan kepala ke jendela karena saat itu airmatanya jatuh tanpa aba-aba. Tidak ingin teman-temannya melihat ia menangis, ia langsung menghapus airmatanya dan berkata lagi, "Sekarang aku minta, jangan ada yang menyinggung tentang masalah ini ketika Ri An Oppa bangun dari koma nanti. Aku nggak ingin dia khawatir. Bisa kan?" kembali airmatanya jatuh yang langsung membuat Yeom Mi memeluknya untuk menenangkan Ri Sa.
"Mian-hae Ri Sa,.. bukan maksud kami untuk membuatmu mengingat kenangan buruk yang pernah kamu alami. Mian-hae." Ucap Yeom Mi namun sesekali melirik Choi Moo Gak yang berdiri disamping Lee Ri Sa.
Lee Ri Sa melepas pelukan Yeom Mi dan menghapus airmatanya. "Gwaenchanh-a Yeom Mi-ya,.. memang sudah waktunya kalian mengetahui ini." melunak.
Choi Moo Gak menghampiri Lee Ri Sa dan berucap, "Mian-hae Ri Sa-ya,.. bukan maksudku,.."
Ucapannya terpotong oleh kata-kata Lee Ri Sa, "Gwaenchanh-ayo sunbae,.." tersenyum.
Tiba-tiba Oh Jung Hee dengan beberapa buku di tangannya masuk ke kelas 1-2 yang langsung membuat siswa-siswi kelas 1-2 berhambur ke tempat duduk masing-masing dan Choi Moo Gak juga langsung keluar dari ruangan itu. Setelah itu pelajaran sastra pun dimulai.
Saat di tengah pelajaran sastra, ponsel Lee Ri Sa tiba-tiba bergetar tanda ada yang menelepon. Tanpa ragu, ia langsung keluar dari kelas untuk menerima telepon itu. Tak lama kemudian Lee Ri Sa kembali masuk ke kelas dan memasukkan barang-barangnya ke tas.
"Lee Ri Sa,.. kamu mau kemana? Ini pelajarannya belum selesai." Tanya Oh Jung Hee yang berada di depan papan tulis.
"Joesong-hamnida Seonsaengnim,.. saya harus segera ke rumah sakit." Jelasnya.
"Apa terjadi sesuatu pada Lee Ri An?" tanya Yeom Mi.
"Ri An Oppa telah bangun dari koma. Baru saja saya dihubungi oleh pihak rumah sakit. Dia bilang, Ri An Oppa terus mencari saya. Jadi saya harus segera kesana."
Mendengar penjelasan Lee Ri Sa, semua orang yang ada di kelas itu langsung senyum bahagia.
"Hati-hati Lee Ri Sa,.." ucap Oh Jung Hee.
"Gamsahamnida Seonsaengnim." Lee Ri Sa langsung keluar dari kelas dan lari menuju rumah sakit.
Ketika baru sampai di ruang perawatan Lee Ri An, Lee Ri Sa langsung memeluknya dan berkata dalam bahasa Indonesia, "Kak,.. tau nggak sih hampir dua minggu ini aku sangat ketakutan? Aku takut akan kehilangan kakak. Aku takut bakalan sendirian menghadapi semua ini. aku takut kak,.."
YOU ARE READING
Soul In Seoul
General Fiction--Seberapa banyak yang akan kamu dapatkan kelak tergantung seberapa banyak yang kamu korbankan dan kamu ikhlaskan hari ini.-- Kehidupan baru Lee Ri Sa / Yong Ri Sa setelah datang ke Seoul bersama kakaknya meninggalkan segala kenangan dari tanah ke...