#Part 24 (Pengakuan)

103 12 8
                                    

Okey readers,.. untuk di part ini bahasannya masih tentang persahabatan. So,.. masih cukup ringan. emmm,.. untuk selanjutnya rahasia dulu hehehe,.. selamat membaca kelanjutannya. Jangan lupa tinggalkan jejak Voment-nya ;)

"Hoejang-nim,.. (Ketua,..) anda dengar sendiri kan, anak ini benar-benar akan jadi pengkhianat kita. Apa anda masih ingin mempertahankan dia?" pria itu benar-benar sudah kehilangan akal untuk melawan remaja jenius itu.

"Sepertinya kalian salah mengerti yang diucapkannya. Yang akan dia khianati bukan kita, tapi kalian. Karena pemikiran kalian sudah berbeda dengan pemikirannya. Bukankah benar seperti itu, cucuku?" ucap Han Seo Jin yang terang-terangan tengah membela Yong Ri Sa.

Yong Ri Sa hanya diam dan menundukkan kepalanya. Ia cukup terkejut dengan yang baru ia dengar. Direktur Han benar-benar menganggapnya sebagai cucunya dan bukan hanya sebagai pion.

"Jika sudah tidak ada lagi hal yang ingin dibahas, lebih baik kalian berdua pergi dari hadapanku. Aku ingin berbicara empat mata dengan cucuku." Usirnya. Sorot mata Han Seo Jin tak kalah dingin dari sorot mata Yong Ri Sa pada kedua pria di hadapannya saat itu. Dan ketika mendapati reaksi Han Seo Jin yang tak pernah diduga sebelumnya, akhirnya kedua pria itu langsung bergegas pergi dari hadapannya.

Sejenak ruangan Direktur yayasan Jinhyang hening tanpa suara. Hingga helaan nafas yang berasal dari kedua manusia itu jelas terdengar. Han Seo Jin menyuguhkan tatapan yang sulit dimengerti terhadapYong Ri Sa yang masih betah menatap meja didepannya.

"Gwaenchan-a? (kamu tidak apa-apa?)" tanya Han Seo Jin membuka percakapan.

Perlahan, Yong Ri Sa kembali mengarahkan pandangannya ke nenek angkatnya itu dengan wajah yang masih datar tanpa ekspresi.

"Kamu tidak apa-apa, cucuku?" ulangnya dengan suara yang terdengar cukup hangat.

Mulut Yong Ri Sa masih diam, namun berbeda dengan otaknya yang terus bertanya-tanya dengan sikap Han Seo Jin yang selama ini ia anggap seperti musuhnya itu, ternyata justru membelanya didepan orang-orang yang mendukungnya. "Kenapa anda berubah sehangat ini? sejak kapan anda menganggapku benar-benar sebagai cucu anda? Apa aku benar-benar tidak hanya sebagai pion anda? Apa yang ada diotak anda Direktur Han? Apa rencana anda sebenarnya?" dumel batinnya.

"Kenapa kamu diam saja? Apa yang menganggu pikiranmu?" tanyanya lagi.

"Apa anda benar-benar menganggap saya sebagai cucu anda?" akhirnya hanya kalimat itulah yang keluar dari mulutnya.

Han Seo Jin diam sejenak, "Tentu saja. Kamu adalah cucuku. Kamu adalah penerusku sekaligus pewaris seluruh hartaku."

"Apa anda yakin? Terus bagaimana dengan cucu kandung anda? Kang Jung Tae. Bagaimana dengannya?"

"Kamu tak perlu khawatir. Dia memiliki bagiannya sendiri nanti. Tapi itu tidak akan lebih banyak darimu dan Yong Ri An."

Yong Ri Sa mengernyitkan dahinya. "Saya sungguh tak mengerti dengan jalan fikiran anda. Bagaimana bisa anda lebih mempercayakan harta anda pada orang lain, sedangkan anda masih memiliki cucu kandung?"

"Bagiku, kalian bukan orang lain. Kalian berdua adalah cucuku. Kalian adalah milikku. Kalian adalah asetku. Kalian adalah emas dan perakku. Apa kamu masih tak bisa mengerti?" yakinnya dengan menatap lekat Yong Ri Sa.

Yong Ri Sa hanya menyuguhkan wajah datarnya. Berusaha menelaah dan mempercayai setiap kata-kata Han Seo Jin, meski sebenarnya setengah otaknya ada ribuan tanda tanya besar. "Kenapa anda seperti ini? jika anda semakin baik pada kami seperti ini, kami akan semakin kesusahan nantinya dan akan semakin banyak orang yang harus kulindungi. Apakah anda benar-benar akan menahan kami selamanya?" jerit batin Yong Ri Sa yang masih dengan ekspresi sama seperti sebelumnya.

Soul In SeoulWhere stories live. Discover now