2

3.5K 71 4
                                    


"Pagi Quilla sayang." Sapa Emi dengan sangat heboh ketika dia memasuki ruang kelas, Quilla menoleh kepada Emi sambil tersenyum manis, Emi adalah sahabat terbaik Quilla semenjak mereka berumur lima tahun.

"Cieee Quilla, lagi nungguin pangeran ganteng ya?" Tanya Emi sambil menggoda sahabatnya yang wajahnya terlihat merah merona.

"Ish Emi, pelanin suara kamu dong, nanti ada yang dengar." Jawab Quilla pada Emi dengan mata melototnya.

"Hehehe iya maaf ya Qui, aku lupa, lagi di sekolah sekarang." Jawab Emi sambil mengangkat kedua jarinya ke atas membentuk huruf v.

"Ya udah, lebih baik kamu sana deh Em, aku mau nunggu kak Qeits datang." Balas Quilla pada Emi sambil memperhatikan gerbang sekolah.

"Iya deh, aku duduk duluan ya, Qui hati-hati ya, nanti keseringan dilihatin jadi ga fokus lagi." Balas Emi dengan nada geli nya dan disertai tawa renyah Emi yang terdengar sangat jelas oleh Quilla.

   Quilla yang mendengar sahabatnya tertawa hanya mendengus kesal, setelah 5 menit Quilla berdiri di belakang jendela besar kelasnya, akhirnya waktu yang di tunggu pun tiba, dia melihat orang yang sangat di nantikannya, yaitu kakak seniornya yang bernama Qeits.

   Hatinya bersorak-sorai dengan penuh percaya diri, matanya mengiringi setiap langkah Qeits, Quilla tidak akan melewatkan waktu yang sebentar ini, Quilla sangat senang ketika melihat Qeits dengan penuh semangat memasuki kelasnya. Quilla tidak akan pernah melupakan waktu dimana Qeits tersenyum kepada setiap guru yang di lewatinya.

"Dia sangat tampan dengan gaya nya, andai saja senyumannya itu untuk ku, pasti terasa sangat membahagiakan." Batin Quilla dalam hati.

   Memang menjadi kebiasaan rutin Quilla semenjak dia masuk ke SMA Pelita, untuk berdiri di jendela besar yang ada dikelasnya, dia ingin merasakan angin pagi yang sejuk, angin yang dapat menentramkan hati yang sangat panas, angin yang membuat siapapun yang merasakannya menjadi jauh lebih baik, dan Quilla juga punya alasan utama yang membuatnya tak pernah lelah berdiri di belakang jendela tersebut yaitu DIA.

   Jendela besar yang berada di kelas Quilla menghadap ke arah gerbang dan itu adalah salah satu fasilitas dari kelas Quilla, kelas ini merupakan kelas terbaik di kelas 10, karena istimewanya, kelas ini terletak di bangunan yang berbeda dari kelas lain, dan memiliki luas 20x15 m karena besarnya kelas ini membuat semua penghuni kelas nyaman berada di sekolah.

   Quilla selalu datang tepat waktu ke sekolah karena dia tidak ingin bersusah payah berdiri di luar kelas, dan alasan yang paling utama adalah dia sangat ingin berdiri di jendela besar kelasnya. Semenjak dia mengikuti ekstrakulikuler basket dan olimpiade yang juga di ikuti oleh seniornya, dia mulai merasakan suatu perasaan yang berbeda di hatinya, perasaan yang tidak pernah sekalipun di rasakannya selama di SMP, dan itu di karenakan oleh seorang Qeits Ganuar.

●●●●●

   Sepulang sekolah Qeits akan mengikuti seleksi olimpiade matematika. Mereka berkumpul di kelas 11.A yaitu kelasnya Qeits, setelah menunggu 10 menit, akhirnya sudah banyak anggota pelatihan olimpiade yang datang. Qeits adalah seorang senior yang sangat tampan dan juga merupakan seorang ketua OSIS, Qeits masih kelas 11, namun semenjak penurunan jabatan nama Qeits selalu menjadi incaran perempuan-perempuan di sekolahnya. Namun Qeits selalu tidak peduli dengan hal tersebut sehingga membuat semua perempuan berlomba-lomba untuk mendapatkanya. Qeits adalah salah satu siswa terpintar di sekolahnya, dia selalu mendapatkan ranking pertama di kelasnya, dan tidak tanggung-tanggung, dia juga selalu memenangkan olimpiade matematika tingkat nasional, namun semenjak adanya seorang perempuan yang tidak pernah terlihat sebelumnya, Qeits menjadi ragu untuk menang pada olimpiade kali ini, dan dia harus bekerja keras untuk mengalahkan perempuan itu.

Qeits pov

"Siapa sih tu cewek, pasti anak baru deh, kok dia ga ke eliminasi sih?" Batin Qeits saat memperhatikan Quilla ketika ujian seleksi olimpiade di sekolahnya.

   Saat semua murid pelatihan olimpiade telah mengumpulkan kertas ujiannya, Qeits berjalan dengan semangat ke arah pintu keluar, karena dia sangat yakin dia bisa lulus di eleminasi kali ini, disekolahnya terdapat 6 kali eliminasi yang diadakan bagi murid pelatihan olimpiade, pada pelatihan pertama, akan di eliminasi 5 orang, begitupun seterusnya.

   Saat dengan semangatnya keluar kelas, Qeits pun menabrak seorang perempuan yang dengan tergesa-gesa kembali ke kelas tersebut karena suatu hal.

"Awww, sakittt..." Rintih Quilla saat badannya terjatuh dengan sangat keras karena di tabrak oleh seseorang.

"Waduh maaf ya, gue gak sengaja, mau gue anterin ke uks ga?" Tawar Qeits dengan segera pada gadis yang menunduk di bawahnya.

"Hmm ga usah kak, gue bisa sendiri." Balasnya dengan berusaha berdiri, namun Quilla kembali meringis saat kakinya terasa sangat sakit.

"Awwww". Teriak Quilla saat dia kembali jatuh ke lantai yang kasar.

"Udah lah lebih baik lo gak usah nolak gue." Kata Qeits yang melihat perempuan di depannya kesakitan karena bertabrakan dengannya.

   Dengan cepat akhirnya Qeits pun memegang lengan Quilla dan membantunya berjalan ke arah uks.

Saat tangan Qeits menyentuhnya, Quilla merasakan ada sengatan listrik yang menjalar di sekujur tubuhnya, membuat Quilla dengan tidak sengaja menahan nafasnya.

"Ma.. ma.. kasih kak." Kata Quilla dengan terbata-bata karena kegugupannya berada di samping seniornya ini. Quilla merasakan debaran jantungnya yang tidak bisa dikontrol lagi, jantungnya seakan ingin melompat dan menari bersamanya. Dengan sangat cepat wajahnya langsung berubah merona karena perasaan takut jika Qeits mendengar jantungnya yang telah bertalu-talu dengan hebohnya.

"Ya gue gak masalah kok, ini juga salah gue yang udah nabrak lo." Jelas Qeits pada Quilla.

"Oh ya lo ga usah nahan napas gitu, gue ga akan makan lo kok." Goda Qeits melihat Quilla yang telah memerah karena menahan napasnya. Qeits pun tersenyum ketika telinganya mendengar debaran jantung perempuan disampingnya yang berdetak sangat cepat.

"Eh i... iya kak." Jawab Quilla yang tambah merona karena salah tingkah.

   Selama perjalanan di sepanjang koridor sekolah, beribu pasang mata yang melihat mereka, banyak yang menatap iri pada Quilla. Namun semua itu malah membuat Qeits merasa senang melihat perempuan-perempuan centil yang sering mengganggunya merasakan sakit hati.

   Quilla juga merasakan hatinya sangat bahagia, karena hari ini dia berada disamping orang yang dia sayangi. Namun dia juga takut setelah ini dia menjadi bulan-bulanan di sekolah, dia takut para fans kak Qeits malah menyerbunya, dan dia belum menyiapkan cara untuk melawan mereka.

   Setelah sampai di uks, dengan sigap Qeits mengambil minyak urut untuk mengoleskannya ke kaki Quilla, Qeits melakukannya dengan sangat baik.

"Aww, pelan pelan kak." Rintih Quilla saat Qeits mengoleskan minyak urut pada kakinya yang terkilir.

"Ini juga udah pelan, oh ya nama lo siapa?" Tanya Qeits pada Quilla. Namun tiba tiba..

CINTA DALAM DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang