38

417 8 0
                                    

Dengan semangat baru di sertai senyum yang merekah, Rieke pun mengendarai mobil kesayangannya ke gedung perkantoran Q, suara decitan ban mobil pun terdengar membelah keramaian kota Jakarta.

"Huffftttt sampai juga." Kata Rieke sambil memarkirkan mobilnya di parkiran karyawan kantor.

Sebelum keluar dari mobil, Rieke pun menatap tampilannya di kaca mobil dengan tatapan puas, ya hari pertama adalah hari terpenting bagi karyawan karena pertemuan pertama merupakan penilaian utama yang harus kita jaga dengan sebaik mungkin.

Rieke pun memasuki gedung itu dengan hati yang berdebar. Ya hatinya sangat bahagia bisa mendapatkan pekerjaan secepat ini.

"Pagi mbak, ada yang bisa saya bantu?" Tanya salah seorang resepsionis dengan senyum ramahnya.

"Maaf mbak, saya karyawan baru bagian divisi keuangan." Kata Rieke memperkenalkan dirinya dengan senyuman yang tidak pernah pudar dari bibir tipisnya.

"Ohhh karyawan baru ya, mari mbak saya antar ke bagian divisi keuangan, kayaknya Mbak Lia udah nunggu mbak deh." Kata karyawan itu sambil mengantar Rieke ke ruangan divisi keuangan di lantai 5.

Setelah tiba di lantai 5 akhirnya Rieke pun di sambut oleh beberapa karyawan lainnya dengan senyuman yang hangat.

"Mbak langsung masuk aja, disini ruangan divisi keuangan." Kata resepsionis itu dengan sangat ramah.

"Makasih Dea..." Kata Rieke sambil melihat name tag yang terpasang di baju Dea.

"Sama sama mbak, saya ke bawah duluan ya." Kata Dea sambil berlalu meninggalkan Rieke.

Rieke pun masuk ke ruangan itu, ruangan yang cukup luas yang diisi oleh semua karyawan divisi keuangan, sambil menatap semua orang yang menatapnya Rieke pun tersenyum ramah.

"Pagi semua, perkenalkan namaku Rieke." Kata Rieke dengan wajah yang sangat cerah.

"Salam kenal juga Rieke, namaku Kile." Sapa salah seorang karyawan di divisi itu yang di balas dengan senyuman oleh Rieke.

"Rieke kamu duduk di sebelah sini, udah dari tadi mbak Lia nungguin kamu, tapi kamunya lama banget datang." Kata salah seorang karyawan perempuan.

"Mbak Lianya mana ya." Kata Rieke yang telah duduk di mejanya sendiri.

"Ga tau juga sih, oh ya namaku Shani, kamu kalau butuh bantuan tanya sama aku aja." Kata Shani sambil bersalaman dengan Rieke.

Lia pun memasuki ruangan divisinya dengan wajah panik.

"Apakah karyawan baru ku telah datang?" Tanya Mbak Lia dengan tergesa gesa.

"Ada apa mbak, saya karyawan baru disini." Kata Rieke dengan wajah bingungnya.

"Kamu Rieke kan, kamu tolong ikut meeting ya dan bawa grafik keuangan ini, cepat kamu ke lantai 10,meeting nya udah di mulai." Kata Lia dengan tergesa gesa.

"Baik mbak." Jawab Rieke dengan cepat dan berlari ke arah lift, akhirnya pintu lift pun terbuka hingga Rieke pun menekan angka 10 dengan rasa panik.

Rieke pun berlari ke arah sebuah ruangan, ya di lantai ini hanya terdapat 2 ruang, ruang pertama adalah ruang pimpinan dan ruang kedua adalah ruang meeting.

"Jangan panik Ke, kamu harus menampilkan kesan yang baik di hari pertama ini." Batinnya sambil membuka pintu ruang meeting dengan jantung yang mulai berdetak tak karuan.

"Maaf saya terlambat." Kata Rieke sambil menunduk dan mulai menatap semua anggota meeting dengan hormat.

Semua orang pun menatap Rieke dengan tatapan kagum karena Rieke adalah wanita yang sangat cantik, ya baju ala kantor yang digunakannya terlihat sangat sesuai dengan suasana meeting kali ini.

Namun tatapan Rieke berhenti seakan syok dengan apa yang dilihatnya... ya mata itu, mata itu menatapnya dengan sangat tajam, tanpa adanya belas kasih Quilla pun kembali fokus dengan meeting kali ini.

"Jangan pernah telat di jam meeting saya." Kata Quilla dengan suara yang sangat tajam.

"Maaf, saya tidak akan mengulanginya lagi." Kata Rieke sambil berjalan ke tempat duduk yang dikhususkan untuk para pemimpin divisi.

"Baiklah, mari kita lanjut meeting kali ini." Kata Quilla sambil menampilkan gaya elegannnya.
●●●●●

Jam dinding telah menunjukkan pukul 2 siang.

Drrrtttt.... ponsel Jammy pun berdering tanpa henti.

"Hallo." Jawab Jammy sambil fokus ke layar laptopnya.

"Kak Jam, kita jadikan hari ini foto pra weddingnya." Kata Emi dengan suara yang semangat.

"Iya sayang, bentar lagi pekerjaan kakak selesai ni." Kata Jammy dengan tergesa gesa.

"Baiklah aku tunggu di rumah ya kak." Kata Emi sambil menutup sambungan teleponnya secara sepihak.

"Waduh ni anak, main tutup duluan aja, untung calon istri kalau bukan mah udah gue lempar ke laut dah." Kata Jammy sambil mengerjakan pekerjaan kantornya dengan tergesa gesa.

Emi pun bergegas menelpon sahabatnya karena Quilla telah berjanji akan membantunya dalam foto pra wedding kali ini.

"Hallo Qui." Kata Emi dengan semangatnya.

"Ya Em, aku ingat kok, kamu tunggu ya di tempat fotonya, nanti aku langsung nyusul kesana aja." Kata Quilla dengan senyum tipisnya melihat sahabatnya sangat semangat.

"Qui, kamu yakin ga usah aku jemput, padahal aku bisa minta tolong kak Jam loh" Kata Emi yang menawarkan tumpangan untuk Quilla.

"Ya Em, ga papa kok, aku bisa nyetir sendiri kesana." Kata Quilla meyakinkan Emi.

"Baiklah, sampai jumpa di taman ya Qui."

"Oke."
●●●●●

Quilla pun mempersiapkan peralatan make up dan baju untuk pra wedding Emi, ya sebagai sahabat Quilla pun tidak akan lupa untuk membantu pernikahan sahabatnya sendiri karena menjadi seseorang yang berguna adalah sebuah keindahan yang sangat mahal nilainya.

Quilla pun keluar ruangannya dengan bawaan yang sangat berat.

"Pak Judi, bisa bantu saya bawa barang barang ke mobil gak." Kata Quilla kepada security yang sedang jaga di kantor Quilla.

"Baik buk." Kata pak Judi sambil bergegas dan memasukkan semua barang barang ke dalam bagasi mobil.

"Makasih ya Pak Judi." Kata Quilla dan berlalu dari hadapan Pak Judi.

Mobil silver Quilla pun melaju dengan kencang, dalam sehari ini sungguh banyak sekali hal-hal yang membuat Quilla harus berpikir dengan keras, Quilla tak tahu harus bagaimana lagi, baginya semuanya terasa begitu rumit.

CINTA DALAM DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang