Ketika sebuah pepatah diciptakan ketika itulah kita tahu kebenaran akan sebuah pepatah itu, Emi dan Jammy pun berada pada suatu titik dimana mereka mengetahui kebenaran dari sebuah perkataan yang telah membumbung tinggi kepercayaannya selama ini, ya akhirnya segala kesabarannya berujung kebahagiaan yang tiada duanya, kebahagiaan yang membuat hatinya penuh dengan rasa terkesima, sungguh mereka tidak dapat lagi berkata kata, hanya sebuah senyuman yang dapat memperlihatkan bagaimana perasaan mereka sekarang.
Emi tidak pernah membayangkan bagaimana bahagianya hari pernikahannya sekarang, sungguh hal yang selama ini dinantikannya terwujud dengan sangat baik, senyumannya tidak pernah pudar dari bibir tipis nya, raut wajah bahagia selalu diperlihatkannya pada hari ini, jika ada kata yang lebih baik untuk mengungkapkan kebahagiaanya hari ini maka Emi dengan kata sanggup ingin mengungkapkan rasa bahagianya dengan kata kata itu. Resepsi pernikahannya, Emi menggunakan sebuah gaun putih yang dipenuhi dengan corak bunga namun terlihat berkilau, kilauannya mampu memancarkan cahaya di seluruh ruangan pesta, gaun yang cantik itu membuat Emi seperti ratunya pesta.
Begitupun dengan Jammy, tidak ada kata letih baginya untuk memperlihatkan suara derai tawa pada setiap tamu yang hadir. Sungguh hatinya sangat bahagia ketika sebuah ikatan ini membuat Jammy mampu menggenggam erat wanita pujaannya, wanita yang mampu memporak porandakan emosinya, wanita yang mampu memberi warna yang indah dalam hidupnya, wanita yang mampu merebut hatinya dengan paksa tanpa memikirkan efek kedepannya, wanita yang selalu mendukungnya dalam keadaan susah, ya wanita gila ini adalah istrinya.
Tamu tamu yang hadir dalam resepsi pernikahan mereka sangatlah banyak sehingga mampu membuat para pelayan kewalahan untuk melayani semua tamu, keadaan ruangan yang luas itu dalam seketika dipenuhi oleh para tamu yang mulai berdatangan, keadaan sesak pun tidak dapat dihindari namun tidak ada satupun dari para tamu yang mengeluh bahkan pergi dari tempat itu karena mereka akan menunggu acara puncak dari pesta pernikahan Emi dan Jammy yaitu pesta dansa.
Jam telah menunjukkan pukul 8 malam, tinggal 1 jam lagi menuju acara puncak, resepsi pernikahan Emi dan Jammy memang diadakan sejak pukul 1 siang karena paginya acara proses pernikahannya. Semua acara ini telah dipersiapkan Emi dan Jammy dari jauh jauh hari karena mereka tidak ingin ada hal yang tidak diinginkan terjadi saat resepsi pernikahan mereka.
Di parkiran mobil, Jazy pun membuka pintu untuk wanita yang sangat dicintainya, Quilla tersenyum dengan sangat tulus karena sebuah perhatian dari Jazy. Mereka berjalan beriringan sebagai pasangan dalam pesta kali ini, ya walaupun mereka tahu bahwa tidak ada ikatan diantara mereka namun itu tidak menyurutkan hati mereka untuk bahagia di hari pernikahan Emi dan Jammy. Quilla pun berjalan dengan sangat anggun sambil menggandeng lengan Jazy diiringi senyuman yang sangat manis.
Sampai akhirnya mereka tiba di depan pintu gedung resepsi pernikahan Emi dan Jammy, para pelayan pun membuka pintu untuk setiap tamu yang hadir. Namun tak disangka kedatangan Quilla dan Jazy mampu membuat setiap mata menoleh untuk kesekian kalinya, senyuman tulus diperlihatkan Emi atas kedatangan sahabat tercintanya dari singgahsananya.
Quilla dan Jazy pun berjalan ke arah panggung gedung untuk menemui Emi dan Jammy. Berbagai tatapan pun terlontarkan pada setiap langkah Quilla dan Jazy, ya mereka semua tahu bahwa hubungan Quilla sangatlah rumit, namun semua orang hanya mampu diam akan takdir yang mampu mempermainkan cinta Quilla, apalagi yang bisa dilakukan Quilla jika takdirlah yang berkehendak.
Sebuah pelukan hangat didapat Quilla dari sahabatnya Emi.
"Selamat ya Em, lo cantik banget hari ini." Kata Quilla sambil diiringi tawa.
"Makasih Qui, lo udah datang hari ini, padahal gue tahu lo sibuk banget." Kata Emi dengan senyuman jahilnya sambil menatap kakak tercintanya Jazy.
"Iss dasar, lo emang gak berubah ya, udah nikah tetap juga ngejahilin orang." Kata Quilla yang langsung dibalas tawaan oleh Emi.
Sedangkan Jazy dan Jammy pun hanya bisa tertawa melihat mereka bahagia.
"Yaudah Em, kakak cari tempat duduk duluan ya." Kata Jazy sambil berlalu yang diiringi Quilla.
"Iya kak, jaga Quilla ya, jangan lupa makan yang banyak." Kata Emi yang langsung dipelototi oleh Quilla.
Setelah Quilla pergi bersama Jazy Emi pun terdiam, ya usahanya untuk tampil bahagia di depan Quilla sangatlah bagus. Bahkan Emi tidak menyadari jika Jammy memperhatikannya dengan seksama.
"Jangan pikirkan apapun yang membuatmu sedih Em, ini hari bahagia kita." Kata Jammy sambil menggenggam tangan Emi dengan erat.
"Aku hanya ingin Quilla bahagia Kak, tapi kenapa itu terlalu sulit untuk hidupnya." Kata Emi sambil menatap sahabatnya itu dari kejauhan.
"Kamu harus tahu sayang, jika kita tidak dapat menentukan kebahagiaan seseorang, kita hanya mampu berencana bukan menentukan, jadi bersabarlah karena bagaimanapun sakitnya sebuah awalan pasti akhirnya akan membahagiakan." Kata Jammy yang mampu menghipnotis Emi.
Jazy pun memilih tempat duduk yang dipenuhi dengan banyak makanan, sedangkan Quilla tertawa melihat Jazy yang memenuhi piringnya dengan berbagai jenis makanan yang akan disantapnya dari pesta ini.
"Kak Jaz, udah dong ini udah penuh banget loh kak." Kata Quilla sambil terkikik geli melihat raut wajah Jazy.
"Kamu harus makan yang banyak Quilla, jangan kerjaan aja yang dipikirin, makan juga harus dipikirin loh." Kata Jazy sambil menyuapkan makanan itu ke mulut Quilla.
Dari kejauahan Revil pun hanya bisa menahan hati melihat bagaimana Quilla tertawa bahagia dengan orang lain, ya walaupun dia sendiri tahu bahwa yang merubah Quilla menjadi suram ketika bersamanya adalah dia. Semenjak kejadian itu Quilla berubah semakin dingin, tidak ada lagi istri idaman buat Revil, tidak ada lagi senyuman tulus untuknya, ya Quilla telah berhenti melayaninya dengan baik, Quilla lebih memilih menghindarinya setiap hari dengan sebuah alasan yaitu pekerjaan, Quilla selalu pulang larut malam, Quilla juga memilih diam dengan semua pertanyaan Revil padanya. Revil tahu jika Quilla juga mencintainya namun Quilla tidak tahu jika Revil juga mencintainya. Sungguh Revil tahu apa penyebabnya sebenarnya, namun semua itu terasa sulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DALAM DIAM
RandomCinta... satu kata yang memiliki beribu makna, ada yang mengatakan cinta itu sederhana, ada yang mengatakan cinta itu membahagiakan, ada yang mengatakan cinta itu menyakitkan. Namun bagiku cinta itu adalah perjuangan. Jika aku telah memutuskan untuk...