22

542 16 0
                                    

4 tahun kemudian

Qeits telah bersiap siap dengan pakaian santainya, Qeits keluar menuju mobilnya yang terparkir indah di halaman parkir apartemennya yang di desain dengan sangat baik sehingga tidak ada satupun keluhan tentang apartemen yang di sewanya kali ini.

Setelah tamat dari SMA akhirnya Qeits mendapatkan beasiswa keluar negri dengan jurusan bisnis, ya Qeits sama sekali tidak pernah membayangkan akan berkuliah sejauh ini dari keluarganya, dari awal Qeits hanya berencana untuk kuliah di Universitas Indonesia dengan jurusan bisnis, namun ternyata yang didapatnya jauh dari yang dibayangkannya selama ini.

Ini adalah tahun tahun terakhir Qeits di luar negri, dia hanya perlu membuat rangkuman mata kuliah yang di pelajarinya selama 4 tahun dan mengumpulkan tugas tersebut untuk di acc. Dan hari-hari Qeits sangat terbebani karena ini, mata kuliah yang banyak di tambah materi yg menumpuk membuat Qeits sedikit kewalahan, namun siapa sangka hari ini Qeits menyelesaikan rangkumannya, semua kerja keras dan pengorbanan terpatri indah didalam lembaran lembaran kertas yang sangat berarti buat seorang Qeits.

Qeits telah sampai di parkiran kampusnya dan bergegas menemui dosen nya yang telah menjanjikan jadwal hari ini untuk Qeits dan menilai hasil dari kerja keras Qeits.

"Qeits, what are you doing?" Tanya Syella pada Qeits sambil tersenyum dengan lembut.

"Morning Syel, I want to meet Mr Jonathan" jawab Qeits dengan santai karena Syella adalah salah satu sahabat Qeits saat di luar negri.

"Owhhh.... OMG, do you finish it?" Tanya Syella pada Qeits dengan wajah terkejutnya, siapa sangka Qeits menyelesaikannya dengan cepat.

"Of course, and I will wait your promise Syell, and tell to Roy." Jawab Qeits dengan sebuah senyuman manis dan kedipan mata pada Syella sambil melenggang pergi ke dalam kampus untuk mencari keberadaan Mr. Jonathan.

"I know you love him" kata Roy yang telah berdiri tegak di samping Syella.

"Oh, you make me shock, what are you doing here?" Tanya Syella dengan wajah terkejutnya sambil menatap tajam Roy.

"Syel, why you can't love me? I love you so much Syel." Kata Roy dengan memohon pada seorang wanita cantik yang ada di depannya saat ini.

"Roy... please.... don't say like that, i can't with you Roy, you know that." Kata Syella dengan memohon dan langsung pergi dari hadapan Roy dengan rasa bersalahnya.

Apakah Syella dapat disalahkan? Tentu tidak, cinta tidak tau kemana mereka akan berlabuh, cinta memilih dengan sendirinya tanpa tahu siapa orangnya. Syella hanya ingin sendiri, merasakan cinta yang bertepuk sebelah tangan dengan hati yg sangat teriris, mungkin hanya ini yang dapat dilakukannya, mungkin inilah yang dinamakan ujian cinta, jika kita benar benar ingin merasakan cinta tapi cintalah yang menjauh, namun jika kita belum menginginkannya cinta datang dengan sendirinya.
●●●●●

Setelah Qeits dinyatakan lulus Qeits tidak berhenti menebarkan senyumannya.

Qeits calling.......

"Hallo Qeits, ada apa lo nelpon gue." Kata Revil yang sangat sibuk dengan lembaran lembaran pekerjaannya.

"Gue mau nagih janji lo bang, masak lo ga ingat janji lo sendiri?" Tanya Qeits sedikit kesal dengan abangnya.

"Hahahaha, hebat banget lo, belum genap 4 tahun, udah selesai aja belajar lo, ya udah nanti malam lo langsung berangkat ke sini, tiket dan semua keperluan lo udah gue atur tapi ingat semua janji lo, please lo harus mikirin diri lo Qeits." Ceramah Revil untuk adik bungsunya.

"Ya bang gue udah tau." Jawab Qeits dengan wajah sendu mengingat dirinya sendiri dan menutup telpon dengan abangnya.
●●●●●

Malam ini Qeits akan pulang ke Indonesia untuk merayakan ulang tahun yang ke 21 buat seseorang yang sangat dicintainya. Mengingat itu semua membuatnya senang dan sedih di waktu yang bersamaan, senang karena dia masih di beri waktu untuk melihat wajah cantik bidadarinya namun Qeits sangat sedih karena harus berpisah dengan Quilla.

"Hei, are you okey?" Tanya Syella dengan wajah khawatir.

"Of course, i am fine." Jawab Qeits dengan wajah yang berusaha tersenyum.

"Qeits, lets go." Kata Roy yang akan mengantar Qeits ke bandara.

"Yeahhhh." Jawab Qeits dengan singkat.

Setelah tiba di bandara akhirnya Qeits pamit dengan kedua sahabatnya yang sangat di sayanginya. Syella hanya bisa meringis dalam hati ketika dia tidak bisa lagi melihat Qeits, yaitu seseorang yang sangat dicintainya. Syella berusaha tersenyum dengan manis di depan Qeits, Roy pun sebenarnya juga merasa kehilangan karena Qeits adalah teman yang sangat mengerti dengan temannya. Mereka berpisah dengan sangat harunya.

Setelah menempuh perjalanan udara yang sangat melelahkan akhirnya Qeits berhenti di depan rumah Quilla yang telah di hias dengan sangat indah, hari ini kedatangannya sudah di beritahukan kepada semua sahabat Quilla, namun hanya Quilla yang tidak tau akan kedatangannya.

Mereka semua telah berkumpul di halaman belakang rumah Quilla. Mereka telah menunggu jam 12.00 malam untuk meneriaki Quilla dan memberikannya sebuah surprise karena hari ini adalah peringatan hari lahirnya Quilla dan sekarang Quilla pun sudah berumur 21 tahun.

Akhirnya yang di tunggu tunggupun tiba, jam 12 malam telah tertera di jam dinding pada ruang dapur rumah Quilla. Semuanya telah mengendap endap ke arah kamar Quilla yang berada di lantai atas, kecuali Qeits, Qeits akan dijadikan sebuah kado istimewa untuk seorang Quilla.

Mereka menghitung dengan penuh senyuman. Satu....dua.... tiga.......

Happy birthday Quuiiiiiiiii..... teriak semua orang yg berada di dalam kamar Quilla dengan hebohnya.

Quilla yang merasa tidurnya terganggu malah menutup telinganya dengan bantal karena rasa kantuk yang melandanya.

"Qui bangun dong." Teriak Emi dengan histerisnya.

"Mmm." Jawab Quilla yang masih tidur dengan lelapnya.

Di balik tubuh Emi tampaklah senyuman manis dari seorang Jazi yaitu abang kandung Emi yang baru pulang sekitar 2 minggu yang lalu, Jazi masih berumur 24 tahun sekarang, dia menjadi salah satu fotografer terkenal yang telah membawanya mengelilingi dunia selama hampir 2 tahun ini, setelah papanya resmi bercerai akhirnya Jazi pindah ke rumah neneknya di Singapura, dia melanjutkan sekolah serta mengawali pekerjaannya di negri singa putih tersebut.

Jazi adalah seorang laki laki yang berwajah tampan, wajah asing yang dimilikinya membuat banyak wanita bertekuk lutut di hadapannya. Namun sayang Jazi seakan tidak peduli dengan namanya wanita, hatinya bagaikan tertutup kain tebal dan sangat sulit untuk menebusnya, baginya hanya 1 nama yang selalu menaungi samudra cintanya. Yaitu seorang gadis kecil yang sangat dekat dengannya semenjak kecil, gadis masa kecilnya yaitu Quilla.

CINTA DALAM DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang