11

698 22 0
                                    

"Qeits kayaknya ada yang lagi bahagia ni." Kata Giren pada adik bungsunya yang sedang duduk di kursi yang ada di ruangannya.

"Siapa bang?." Tanya Qeits dengan tampang polos dan juga penasarannya.

"Itu Qeits." Kata Giren sambil melirik ke arah Quilla.

"Itu siapa sih bang?." Tanya Qeits dengan wajah penasarannya.

"Waduh susah gue punya adik bego banget kayak lo." Jawab Giren pada adiknya yang tetap dengan tampang bingungnya.

Quilla yang melihat wajah Qeits yang sedang bingung hanya terkikik geli karena wajah Qeits benar benar lucu untuk dilihat.

Mendengar Quilla tertawa Qeits pun dengan wajah bingungnya langsung mengalihkan perhatiannya dari Giren ke arah Quilla.

"Kok lo ketawa Qui?" Tanya Qeits pada Quilla yang terkikik geli melihat wajah Qeits yang bingung namun tetap tampan.

"Ya iyalah dia ketawa, muka lo tu bikin orang mau muntah." Jawab Giren asal dan ikut menertawakan Qeits.

"Oh ya Qeits, ini pacar baru lo ya?" Tanya Giren pada Qeits yang  mendengarnya dengan wajah terkejutnya.

"WHAT, ya gak lah bang, ini adik kelas gue bang." Jawab Qeits dengan jujur.

"Owhhh jadi sekarang lo macarin adik kelas ya?" Tanya Giren pada adik bungsunya di sertai senyuman jahil yang terlihat mengerikan oleh Qeits.

"Abang apaan sih, gue itu ga pacaran bang, dia cuma adik kelas gue dan sekaligus teman gue." Jawab Qeits menentang pernyataan abangnya.

"Lo ngaku aja deh, muka lo aja udah merah merona gitu, masak adik cantik ini ga pacaran sama lo." Jawab Giren tetap kekeh sama pendapatnya.

"Terserah lo lah, gue capek ngomong sama lo." Jawab Qeits dengan wajah cemberutnya.

"Iya om, aku cuma adik kelasnya kak Qeits kok." Jawab Quilla pada Giren dengan senyuman manisnya sambil membela Qeits yang sangat kesal dengan abangnya.

"OM????" Tanya Giren pada Quilla yang masih tersenyum manis pada Giren.

"Hahahhahahahahahha lo di katain om om bang, ga nyangka gue ternyata lo udah tua." Kata Qeits  sambil tertawa dengan puas pada abangnya yang tersenyum kecut pada Quilla.

"Waduh adikku yang manis, kamu ga lihat kalau dokter yang akan memeriksa kamu ini masih ganteng dan juga yang pasti masih muda." Jelas Giren pada Quilla yang hanya tersenyum dengan sangat manis pada Giren.

"Hahahahahhahahahahahah." Ketawa Qeits sambil memegang perutnya yang terasa sakit.

"Benar tuh Qui, lo panggil aja kak Ren, soalnya dokter yang mau memeriksa lo ini masih berumur 25 tahun kok." Jelas Qeits pada Quilla yang langsung terkejut mendengar umur dari seorang dokter muda ini.

"Benaran kak?" Tanya Quilla dengan hati penasarannya.

"Hehe iya adikku yang cantik." Kata Giren pada Quilla yang sangat terpukau dengan kepintarannya.

"Woahhhhhh benar benar hebat." Puji Quilla yang menatap Giren dengan wajah terpananya dan Giren hanya bisa tersenyum pada kedua adik di dalam ruangannya itu.

"Ehm, ehm,ehm, ga usah segitunya kali Qui." Kata Qeits yang agak cemburu melihat abangnya yang di puji oleh Quilla.

"Cieeeee adik gue mulai cemburu nih." Kata Giren pada adiknya yang hanya memberungut kesal melihat abangnya yang berhasil mengetahui kecemburuannya.

"Apaan sih bang, gue ga cemburu tau." Ngeles Qeits karena dia malu kalau Quilla tau akan perasaannya.

"Emangnya gue cemburu? Kok bisa? Quilla kan bukan pacar gue." Batin Qeits dalam hatinya yang mulai bingung.

"Ah gaya lo aja Qeits, padahal sebenarnya lo cemburu kan?" Tanya Giren pada adik bungsunya yang telah merah merona karena ketahuan cemburu oleh abangnya.

Quilla yang mendengar semua percakapan antara kakak beradik ini hanya tersenyum dan merasa sangat bahagia membayangkan bahwa semua itu benar benar terjadi, bagaimanapun Quilla benar benar mencintai Qeits melebihi apapun.

"Udahlah bang, lebih baik lo sekarang periksa Quilla deh, gue mau pulang nih." Kata Qeits untuk mengalihkan pembicaraan.

"Oh ya gue sampai lupa ni." Jawab Giren sambil menepuk jidatnya dan adiknya yang masih kesal dengannya.

"Kaki kamu kenapa Qui?" Tanya Giren mulai fokus pada kaki Quilla yang terlihat sangat membiru.

"Ini kak tadi aku jatuh ketika nabrak kak Qeits." Jelas Quilla pada Giren yang akan memeriksa kakiknya.

"Ohh ya udah deh, kaki kamu kayaknya harus di perban dan juga nanti harus di kasih salep ya agar bengkak dan birunya hilang, dan jangan lupa harus di oleskan setiap hari sampai kaki kamu benar-benar sembuh." Jelas Giren pada Quilla yang terlihat kesakitan ketika Giren memperban kaki Quilla.

"Iya kak." Jawab Quilla sambil memperhatikan kakiknya yang sedang di perban Giren.

"Dan jangan lupa perban nya ga boleh kena air jadi kamu kalau mau mandi atau sholat harus di buka dulu perbannya dan tinggalkan dulu kegiatan yang berhubungan dengan air, seperti berenang." Jelas Giren pada Quilla yang hanya melihat kepadanya dengan tanda mengerti atas semua penjelasannya Giren.

"Sippp kak, pasti Quilla laksanakan." Jawab Quilla pada Giren yang memperban kaki Quilla.

"Sippp udah selesai." Kata Giren setelah selesai memperban kaki Quilla.

"Ya udah deh bang gue pulang dulu" Jelas Qeits pada Giren yang telah selesai memperban kaki Quilla dan memberi beberapa obat obatan lainnya.

"Waduh enak ya lo, kalau sama gue ga pake bayar." Kata Giren dengan bermaksud bercanda pada adik bungsunya.

"Ya dongggg." Jawab Qeits dengan tampang tengilnya.

"Dasar lo, pengennya gratisan doang, bayar kek sekali kali." Kata Giren pada adik bungsunya yang hanya bisa nyengir.

"Lo mah gitu sama adik sendiri, lo kan tau kalau jajan anak sekolah berapa, masak lo tega sama adik sendiri bang." Kata Qeits sambil mengeluarkan jurus andalannya.

"Ya udah deh, lo antar sana pacar lo." Kata Giren pada Qeits sambil tersenyum nakal.

"Bang Ren." Teriak Qeits pada Giren karena selalu menertawakannya.

"Hahahahahahahaha, ops gue lupa Quilla kan adik kelas lo ya." Jawab Giren pada Qeits yang sangat kesal pada Giren.

"Teman gue bang" Kata Qeits pada Giren yang masih mengerjai adiknya.

"Owhhh udah naik pangkat ya, dari junior jadi teman dan lama-lama malah suka dong." Kata Giren tetap menertawakan adiknya.

Karena selama 6 bulan ini Giren tidak pernah lagi melihat Qeits yang selalu ceria, semenjak adiknya putus dengan Rieke yaitu seorang perempuan cantik yang telah melukai hati adiknya, Qeits terlihat menjauh dari yang namanya wanita, dan sekarang Giren sangat terkejut melihat adiknya yang membawa seorang perempuan dengan wajah yang sangat ceria.

"Ah abang mah, ya udah Qui lo duduk deh dikursi roda." Perintah Qeits pada Quilla yang tersenyum lembut pada Giren, karena perkataan Qeits membuat Quilla merona dan sangat bahagia.







CINTA DALAM DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang