Akhirnya acara puncak pun dimulai, ruangan yang awalnya terang benderang dan bernuansa putih disulap menjadi temaram, kesan romantisme pun dibuat sedemikian rupa, alunan musik yang mendayu dayu membuat setiap tamu ingin merasakan nuansa itu. Emi dan Jammy pun telah tiba di lantai dansa, semua para tamu pun menatap mereka dengan wajah bahagia, ya pancaran kebahagiaan itu sangat terlihat di wajah mereka. Momen inilah yang dinantikan para tamu dari siang hari tadi.
"Kak jangan menatapku seperti itu." Kata Emi dengan sedikit malu malu. Sedangkan Jammy yang mendengar perkataan Emi pun tersenyum dengan sangat tulus sambil mendekap tubuh Emi lebih erat lagi.
"Kenapa Em, kakak hanya ingin menatapmu." Kata Jammy sambil mengiringi musik dansa yang terdengar indah di telinganya. Jammy dan Emi pun berdansa dengan sangat lihai, gerakan demi gerakan dilakukannya dengan sangat cantik, mereka merasakan setiap getaran cinta dalam setiap gerakan, tatapan yang menajam seakan melembut di setiap gerakan itu, rasanya mereka ingin sekali mencurahkan perasaan bagaimana bersyukurnya mereka dapat dipersatukan dalam sebuah ikatan yaitu pernikahan.
"Kamu benar benar cantik sayang." Kata Jammy sambil tersenyum dengan sangat manis membuat pipi Emi pun bersemu merah, rasanya hari ini kebahagiaanya berada di atas puncak, Emi ingin selalu merasakan bagaimana indahnya dicintai dan mencintai seperti saat ini.
"Kak jangan membuatku malu, ingat kak semua orang menatap kita sekarang." Kata Emi sambil merasakan bagaimana jantungnya berdetak dengan sangat kencang.
Jammy pun terkekeh melihat Emi yang salah tingkah, ya itu membuat Emi terlihat sangat menggemaskan di mata Jammy, ya inilah keajaiban cinta, cinta bisa membuat yang pahit menjadi manis, karena cinta seseorang bisa sadar jika tidak semua yang terlihat baik pantas untuk dicintai, begitupun sebaliknya tidak semua yang terlihat buruk pantas untuk di campakkan.
"Aku sangat mencintaimu Em." Kata Jammy sambil mendekap Emi dengan sangat erat di depan semua para tamu sehingga membuat semua para tamu histeris melihat adegan itu di depan mereka, suara teriakan pun bergema di seluruh ruangan pesta, sampai akhirnya musik pun berhenti dan ketika itu pula wajah Emi sudah semerah tomat.
Akhirnya dansa keluarga pun dimulai, semua yang termasuk keluarga Emi dan Jammy pun mulai turun ke lantai dansa dimana Emi dan Jammy berada, ya lagu dansa telah berubah menjadi beat. Nada nada cepat pun mulai terdengar lebih bersemangat, Jazy pun langsung menarik Quilla dengan cepat ke lantai dansa sebelum kerabat kerabatnya yang lain mulai memenuhi lantai dansa. Semua tamu pun menatap pasangan itu dengan berbagai macam penilaian, ada yang kaget, ada yang histeris, ada yang patah hati, bahkan ada yang melontarkan sumpah serapahnya terhadap pasangan itu, karena kebanyakan dari tamu wanita juga mengidolakan potographer tampan itu, namun sayang mereka harus menelan kepahitan karena tidak ada satupun dari mereka yang mampu menarik perhatian sang idola.
"Kak Jaz, kenapa menarik aku?" Tanya Quilla dengan wajah bingungnya karena kaget melihat Jazy malah memilihnya sebagai pasangan dansanya.
"Kamu harus berdansa dengan kakak Qui, buat apa kamu menunggu dan hanya mampu melihat orang berdansa, kamu harus ikut andil dalam acara ini karena ini adalah pesta pernikahan Emi sahabat kamu Quilla, setidaknya kamu juga merasakan bagaimana bahagianya sahabat kamu, kita harus melupakan masalah kita dengan acara acara seperti ini, dan kamu jangan pernah memikirkan semua pekerjaan kamu ketika kita sedang menikmati acara ini, Oke." Kata Jazy sambil membawa Quilla ke lantai dansa.
"Iya Qui, pokoknya lo harus ikut dan memang wajib untuk ikut." Kata Emi ntah darimana datangnya, Quilla yang mendengar sahabatnya itupun menoleh ke sumber suara ambil tersenyum dengan lebar. Sungguh arti persahabatan itu sangat terasa dalam hidupnya.
"Hmm baiklah, kali ini aku akan menuruti semua kemauan kak Jaz dan lo Em." Kata Quilla sambil tersenyum dengan bahagia. Ya hari ini Quilla ingin sekali menikmati hidupnya walau sebentar saja tanpa memikirkan bagaimana pendapat orang lain.
Begitupun dengan Rieke dan Revil mereka pun berjalan dengan santai ke lantai dansa, senyuman yang sangat manis pun diperlihatkanya kepada setiap tamu yang hadir, ya Revil menggandeng Rieke dengan sangat mesra, decakan kagum pun memenuhi ruangan dansa ketika mereka mulai memijakkan kaki di lantai dansa, namun sayang senyuman Revil tampak tak bebas kepada Rieke, mungkin semua tamu yang hadir dapat tertipu dengan kebahagiaan yang diperlihatkannya tapi tidak dengan hatinya, sungguh dalam hati kecilnya Revil ingin sekali berdansa dengan Quilla.
Selama acara ini berlangsung tak pernah sedikitpun Revil mengalihkan perhatiannya dari Quilla, pancaran senyuman Quilla bagaikan magnet yang mampu mengikat Revil dalam sebuah tatapan, walaupun Quilla tidak pernah menyadari kehadirannya, namun itu tak membuat Revil berkecil hati, baginya lebih baik melihat Quilla tertawa daripada tersenyum masam ketika melihatnya.
10 pasangan telah bersiap untuk memulai gerakan dansanya, Quilla pun tersenyum menatap Jazy yang mampu mengalihkan sedikit dunianya. Mereka pun mengikuti irama irama dansa dengan romansa yang terasa dengan sangat kuat. Gerakan demi gerakan dilakukan mereka dengan sangat cantik hingga akhirnya musik pun berubah ketika waktu untuk pergantian pasangan pun telah dimulai, ya Quilla pun melambaikan tangan kepada Jazy sambil menyambut tangan seseorang yang akan menggantikan pasangan dansanya, dan tidak lupa senyuman yang menawan yang diberikan Quilla kepada Jazy. Namun sayang Quilla tidak menyadari jika Jazy berdecak dengan nada tidak sukanya, ya api cemburu tumbuh dengan menggelora di dalam rongga dadanya.
"Kenapa?" Satu kata yang mampu membuat tubuh Quilla menahan getaran ketakutan, suara itu adalah suara yang mampu menghancurkan seluruh pertahanan tubuhnya bahkan hatinya pun direnggut dengan paksa, Quilla tidak mampu lagi bergerak dengan sangat cantik, ya hanya gerakan gerakan kaku yang dilakukannya sambil menatap ke lantai dansa, jantungnya seakan melompat dari tubuhnya, kejadian ini adalah hal terakhir yang akan dimintanya pada hari ini jika itu adalah sebuah permohonan , sungguh Quilla tidak ingin melihat Revil menghancurkan moodnya lagi, bahkan Quilla melengos melihat Rieke yang tersenyum tiada henti disampingnya, sungguh hatinya terasa panas, matanya seakan memancarkan bola bola api melihat bagaimana Revil tersenyum kepada Rieke, namun herannya Revil tetap berbicara kepadanya , saat ini tangannya terasa mulai mendingin, tubuhnya seakan ingin terlepas dari genggaman Revil, semua perubahan dalam dirinya ini hanya dikarenakan oleh Revil Ganuar. Rasa cemburu, marah, takut, keegoisan, rindu bercampur menjadi satu di dalam rongga dada Quilla.
"Aku akan menyelesaikannya nanti malam di rumah, maka bersiaplah dengan semua keputusanku kak Rev." Kata Quilla sambil melepaskan diri dari genggaman Revil dan keluar dari lantai dansa dengan tergesa gesa karena pesta dansa pun sudah selesai, sedangkan Jazy pun langsung mengejar Quilla yang terlihat dalam keadaan tidak baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DALAM DIAM
RandomCinta... satu kata yang memiliki beribu makna, ada yang mengatakan cinta itu sederhana, ada yang mengatakan cinta itu membahagiakan, ada yang mengatakan cinta itu menyakitkan. Namun bagiku cinta itu adalah perjuangan. Jika aku telah memutuskan untuk...