"Kak sebenarnya... kak Rie..ke sudah kembali"
Hening...... sungguh Revil benar benar tidak pernah menyangka jika yang akan dikatakan Quilla adalah hal yang sangat ditakutinya. Detak jantungnya berpacu dengan sangat cepat mengiringi detakan jam dinding rumah mereka, rasanya darah mengalir dengan sangat cepat menuju otaknya. Persendiannya lemah dalam seketika.
Dalam hati kecilnya terbesit rasa yang sangat membahagiakan, rasa yang tidak mampu di ungkapkan dengan kata kata, ingin rasanya Revil berlari dan memeluk Rieke kedalam dekapannya saat ini, namun dalam kenyataannya kebahagiaan itulah yang membuat situasi menjadi sangat rumit, semuanya seperti benang kusut yang sangat sulit untuk di pecahkan. Revil benar benar tidak pernah membayangkan jika masalah cintanya akan serumit ini.
Terdiam adalah satu cara yang dapat dilakukan Revil untuk mencerna kata kata istrinya dengan sangat baik.
Quilla hanya mampu menunduk dalam kesedihan, mendalami kenyataan yang benar benar terjadi.
"Qui kakak berangkat dulu ya." Kata Revil dengan suara datarnya sambil berlalu pergi dari hadapan Quilla tanpa adanya salaman seperti biasanya. Hanya itu suara terakhir yang dikeluarkan Revil tanpa mengharapkan jawaban atas Quilla.
Quilla hanya mampu menatap punggung Revil dari kejauhan dan akhirnya menghilang dari arah pandangnya.
"Hiks hiks hiks." Tangis Quilla di meja makan dengan sangat memilukan.
"Kenapa harus aku yang merasakan seperti ini?" Tanya Quilla pada dirinya sendiri.
"Apakah kak Rev tidak mencintaiku sama sekali? Kenapa hanya kak Rieke yang selalu ada dalam hati dan pikirannya." Kata Quilla dengan suara lemah.
Quilla pun terdiam sambil menangis, isak nya terdengar dengan sangat keras, ya air mata tidak pernah absen dari pipi pucatnya, ingin sekali Quilla melarikan diri dari semua kesulitan yang dihadapinya saat ini, namun apakah dia akan bahagia jika dia pergi.
Tidakkkkkkkkkk... Quilla memilih berjuang tanpa mengharapkan suatu balasan kali ini, karena saat ini Quilla adalah istri sah Revil, ya bagaimanapun juga Quilla tetap memiliki hak yang lebih tinggi atas Revil dibanding Rieke.
"Ya apa yang kulakukan sudah benar." Batin Quilla dalam hatinya dengan perasaan yang sangat gundah sambil menghapus air matanya yang mengering.
"Ini memang yang terbaik untuk kita kak Rev." Kata Quilla sambil membayangkan kemungkinan terburuk dalam pernikahannya nantinya dan bergegas pergi ke kantor.
●●●●●Revil pun tiba di kantor dengan keadaan yang sangat kacau, pikirannya pun berkecamuk, semua pekerjaannya pun tidak ada yang beres, banyak sekali kesalahan yang dilakukannya sendiri. Kerjaannya hanya marah marah pada semua bawahannya. Ini adalah keadaan terburuk Revil selama dia bekerja sebagai pemimpin perusahaan.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaa, pusing gue mikirin semua ini." Teriak Revil di ruang kerjanya yang kedap suara.
"Apa yang harus gue lakukan?" Tanya Revil pada dirinya sendiri.
Dalam hati kecilnya Revil sangat ingin bertemu dengan Rieke, yaitu wanita yang sangat dicintainya hingga sekarang, menyebut namanya saja sudah mampu membuat hati Revil bergetar dengan sangat hebat, rasa rindu yang selama ini di pendamnya ingin rasanya Revil curahkan pada wanita pujaannya itu, namun masalahnya adalah Revil bukanlah seorang laki laki yang sama, ya sekarang dirinya adalah suami Quilla, status itu membuat dirinya merasa sangat tidak berdaya.
"Apakah Rieke akan kembali padaku?" Batin Revil sambil termenung.
"Apakah Rieke kembali untuk memperjuangkan cinta kami?" Tanya Revil pada dirinya sendiri.
"Apakah aku bisa mendapatkannya lagi?" Batin Revil menduga duga.
Banyak sekali pertanyaan yang akan ditanyakan Revil pada dirinya saat ini. Quilla dan Rieke adalah dua wanita yang berbeda namun mampu membuat kata hati yang sama di dalam hati kecil Revil, yaitu Revil mencintai keduanya.
Quilla adalah wanita yang tidak akan pernah disakitinya, Quilla adalah wanita yang akan direngkuhnya dalam keadaan susah maupun senang, baginya Quilla adalah harta yang sangat berharga, tidak ada satupun niat bagi Revil untuk menceraikan istri cantiknya itu, bagi Revil hatinya telah diambil paksa oleh Quilla dengan segala daya tariknya. Karena itu dia tidak akan pernah mau kehilangan Quilla.
Rieke adalah cinta pertamanya, wanita yang membuatnya mampu bermimpi dengan indah setiap malamnya, wanita yang mengajarkannya arti cinta dalam kehidupan, wanita yang mampu mencintainya dalam keadaan apapun, Rieke adalah wanita yang mampu merebut dan menjaga hatinya dengan sangat baik, karena itu Revil juga tidak ingin kehilangan Rieke untuk kedua kalinya, cukup baginya kehilangan Rieke untuk satu tahun yang lalu, ya kepergian Rieke mampu membuat separuh hidupnya terguncang dengan rasa bersalah yang begitu besar.
"Bagaimanapun juga aku harus mendapatkannya lagi." Tekad Revil dengan sangat percaya diri.
Revil pun sudah memutuskan jika dia tidak akan pernah mengecewakan dua wanita yang sangat berarti bagi hidupnya. Karena itu dia akan meraih keduanya secara langsung.
Revil yang sudah mempunyai keputusan yang bulat pun bergegas ke dalam mobilnya, ya hari ini dia akan menemui Rieke.
Revil calling.......
"Hallo kak Rev." Jawab Quilla dengan suara yang sangat lembut""Qui, kamu lagi dimana." Tanya Revil dengan penuh perhatian.
"Aku sekarang lagi di kantor kak." Jawab Quilla.
"Kak soal yang tadi pagi...."
"Kita bicarakan nanti ya Qui." Kata Revil memotong pembicaraan Quilla dengan tergesa gesa.
"Quilla kamu tahu darimana jika Rieke kembali?" Tanya Revil memotong pembicaraan Quilla.
"Kak Rieke bekerja di perusahaan aku kak." Iawab Quilla dengan hati yang menciut.
"Hmmm ya udah deh, kamu jangan lupa makan siang ya Qui." Kata Revil sambil mengakhiri pembicaraan mereka.
●●●●●"Em, dia lebih milih kak Rieke Em, gue ga mau lagi diginiin, dia nyariin kak Rieke daripada gue istrinya." Teriak Quilla dengan kesal di ruang kantornya pada Emi.
"Qui... lo harus sabar, jangan asal ambil keputusan aja, mana tahuan lo salah kan." Hibur Emi untuk menenangkan hati Quilla.
"Tapi Em, gue yakin jika kali ini dia ga bakal nyia nyiain kak Rieke lagi." Kata Quilla sambil menangis tersedu sedu.
"Qui, lo dengarin gue deh, semuanya itu udah ada yang ngatur Qui, jadi lo cukup berdoa buat yang terbaik untuk hidup lo kedepannya." Jelas Emi dengan panjang lebar.
Bagaimanapun Emi tidak bisa membela siapapun saat ini, di satu sisi Rieke adalah kakak tirinya sedangkan Quilla adalah sahabatnya dari kecil, mereka adalah dua orang yang berarti bagi Emi.
●●●●●Revil pun tiba di kantor Mall Q, Revil pun mendapat sambutan yang luar biasa dari pegawai Mall Q, ya bagaimanapun juga Revil adalah mantan pemimpin Mall Q.
"Bang Rev." Panggil Rieke dengan tatapan terkejutnya.
Akhirnya semua mata menatap pada dua insan yang mengunci tatapan mereka pada satu titik tanpa berniat berpaling. Ya semuanya penasaran akan hal yang terjadi di depan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DALAM DIAM
RandomCinta... satu kata yang memiliki beribu makna, ada yang mengatakan cinta itu sederhana, ada yang mengatakan cinta itu membahagiakan, ada yang mengatakan cinta itu menyakitkan. Namun bagiku cinta itu adalah perjuangan. Jika aku telah memutuskan untuk...