Pagi hari ini Revil dengan setelan baju kerjanya yang bewarna hitam gelap mampu membuat aura Revil semakin jelas, aura berwibawa yang terpancar seakan menarik perhatian bagi setiap wanita yang merasakannya.
Revil menunggu Quilla di meja makan untuk melakukan kegiatan pagi mereka yaitu sarapan bersama, ya hari ini adalah hari pertama Quilla bekerja sebagai bos besar di sebuah perusahaan.
"Aku pasti bisa." Batin Quilla dalam hatinya dengan tatapan mata yang sangat tajam, aura dingin nan beku terpancar hebat di dalam mata indahnya.
Quilla pun menuruni tangga dengan gaya elegannya, Quilla berjalan menuju meja makan yang telah di duduki oleh Revil dan Quilla dengan sikap tenangnya duduk di hadapan Revil, Quilla pun tidak lupa memainkan perannya sebagai istri yang baik untuk Revil, Quilla mengambil sepiring nasi goreng serta secangkir kopi hitam untuk Revil.
"Apa yang kakak lihat?" Tanya Quilla dengan suara dinginnya.
Revil pun sangat terkejut dengan pertanyaan Quilla, ya dia terkejut karena tertangkap basah mengagumi keindahan tuhan yang sangat sempurna di depannya.
"Bagaimana bisa aku berpaling, dia benar benar cantik jika ingin pergi bekerja." Batin Revil dengan tatapan kagumnya.
"Ehm, tidak ada, kamu harus sarapan yang banyak agar tidak capek saat bekerja." Nasihat Revil di pagi hari yang hanya di angguki oleh Quilla.
●●●●●Setiba di kantor Quilla pun disambut dengan tatapan bingung oleh semua karyawannya, tatapan kagum, bahagia, iri dan benci bercampur menjadi satu, semua tatapan itu membuat Quilla merasa risih dan muak.
Tak tak tak tak tak tak tak.....
Ketukan high heels yang menggeser lantai dengan cukup keras dapat membuat semua karyawan menunduk dengan hormat, pakaian dress merah menyala yang sangat anggun digunakannya kali ini mengawali semua langkah langkah hidupnya di dunia bisnis, tatapan tajam dan sangat fokus menjadi karakternya sekarang, sosok pendiam yang akan sangat menakutkan jikalau terjadi sebuah kesalahan yang sangat tidak diinginkannya, hati bagaikan es yang tidak akan mudah mencair, ya sosok dingin inilah yang akan memimpin perusahaan yang selama ini mereka harapkan, bos baru yang akan mereka hormati serta patuhi dalam proses pekerjaan mereka.
"Urus semuanya sekarang." Kata wanita itu dengan suara tegasnya seakan dengan suaranya saja dapat menenggelamkan nyali semua orang.
"Baik buk." Jawab Sony dengan tegas sambil melangkah pergi ke arah ruang rapat.
Quilla pun meninggalkan lobi dengan sangat anggun dan langsung ke ruangannya yang terletak di lantai atas gedung ini.
"Aku akan berusaha demi kamu kak Qeits." Batin Quilla dalam hatinya.
●●●●●Tok tok tok....
Seorang wanita yang penuh dengan aura keibuannya pun berlari ke arah pintu, dengan satu gerakan pun akhirnya pintu terbuka dengan sangat lebar.
"Hai kak." Kata Revil menyapa Glory yang membuka pintu rumah untuknya sambil tersenyum.
"Rev, ayo langsung masuk aja, abang udah nunggu di dalam." Ajak Glory yang langsung menutup pintu dan mengiringi Revil menuju ruang keluarga.
"Om, mana mainan buat Gege?" Tanya anak semata wayang dari pasangan Giren dan Glory.
"Iya sayang, ni mainan kamu." Kata Revil sambil memberikan mobil mobilan terbaru untuk Gege.
"Makasih om." Kata Gege sambil tersenyum dengan sangat manis.
"Makasih ya Rev, udah repot repot beli mainan mahal kayak gini." Kata Glory sambil menggendong Gege.
"Ga papa kak, ini kan juga keponakan aku." Kata Revil
"Waduh kakak sampai lupa, kamu mau minum apa?" Tanya Glory sambil tersenyum kepada Revil.
"Jus aja deh kak." Jawab Revil sambil bersantai di ruang keluarga.
"Ya udah kakak tinggal dulu ya" kata Glory sambil berlalu ke arah dapur.
"Gimana Rev?" Tanya Giren kepada adiknya dengan tatapan serius.
"Lancar bang." Jawab Revil sambil menampilkan suasana letih.
"Lancar tapi kenapa muka lo kayak gitu." Kata Giren menanggapi kerisauan hati adiknya.
"Iya bang, lo kan tau kalau sekarang Quilla udah mau memimpin perusahaan Mall Q, dan gue juga udah bisa fokus jadi kepala di perusahaan gue bang." Kata Revil membicarakan masalah perusahaannya.
"Syukur deh, akhirnya penantian kita selama satu tahun ini berakhir bagus." Jawab Giren.
Dari arah dapur, Glory pun berjalan ke arah ruang keluarga.
"Di minum dulu Rev." Kata Glory sambil berdiri.
"Yank kamu mau kemana?" Tanya Giren kepada Glory yang akan pergi dari ruang keluarga.
"Ini, mau nidurin Gege yank, ya udah aku ke lantai atas dulu ya." Kata Glory sambil menaiki tangga rumahnya menuju kamar anaknya.
"Wuihhhh sok so sweet banget lo bang, mual gue lihatnya." Ledek Revil membuat Giren tertawa terbahak bahak.
"Hahahhahahah lo sih ga pernah ngerasainnya, gue itu mah suami sayang istri." Kata Giren membanggakan dirinya sendiri.
"Padahal dulu lo kayak anti banget sama cewek, tapi sekarang wuihhhh romantisnya membuat semua cowok kalah sama lo." Kata Revil yang langsung disambut kekehan oleh Giren.
"Hehehheheh, ya gimana gue mau romantis, orangnya aja ga ketemu ketemu dari dulu." Kata Giren menjawab ledekan adiknya.
"Lo mah enak bang, punya istri cantik, sayang pula sama lo." Kata Revil menampilkan wajah letihnya.
"Gue tau Rev, masalah rumah tangga lo berat, tapi setidaknya lo harus kuat pertahanin dia." Kata Giren memperingati adik satu satunya.
"Ya bang, gue tahu ga seharusnya gue ngeluh gara gara Quilla yang telah berubah." Kata Revil dengan wajah sendunya.
"Ya udah bang gue balik ya." Kata Revil pamit kepada abangnya sambil berdiri.
"Ya udah hati hati lo bawa mobil." Teriak Giren dari dalam rumah.
Dalam hati kecil Giren pun tak tega melihat adiknya harus menghadapi sulitnya berumah tangga, namun Giren juga tidak dapat menyalahkan Quilla karena bagaimanapun juga Quilla tidaklah salah.
Selama hubungan rumah tangganya bersama Quilla, Revil pun semakin hari semakin letih menghadapi situasi sulit dalam rumah tangganya, karena Quilla yang sekarang sangatlah berbeda dengan yang dulu.
Ya sebagai istri Quilla memang melaksanakan tugasnya dengan baik, dari hal memasak, menyiapkan pakaian, dan hal lainnya selalu dilakukan Quilla tanpa pamrih, namun satu hal yang tidak bisa di lakukan Quilla, yaitu Quilla tidak bisa menganggap Revil sebagai suaminya, ya hingga satu tahun perjalanan rumah tangga mereka, tidak pernah sekalipun Quilla menganggapnya sebagai suami, Quilla hanya bisa memerankan peran istri yang baik untuk Revil namun tidak untuk hatinya, hatinya hanya akan berlabuh pada Qeits Ganuar, yaitu adik kandung Revil.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DALAM DIAM
RandomCinta... satu kata yang memiliki beribu makna, ada yang mengatakan cinta itu sederhana, ada yang mengatakan cinta itu membahagiakan, ada yang mengatakan cinta itu menyakitkan. Namun bagiku cinta itu adalah perjuangan. Jika aku telah memutuskan untuk...