Revil pun mengatakan kata kata sakral yang mampu membuat hati Quilla berdetak dengan sangat kencang. Rasanya debaran demi debaran ini mampu merubuhkan hati Quilla yang terlalu dingin.
"Selama ini kakak ga pernah berpikir jika wanita kecil ini akan mengatakan keputusan yang seberat ini, dalam hidup kakak, kakak tak pernah berpikir akan memiliki 2 istri, apakah kamu tahu bagaimana perasaan kakak kali ini, jika kamu ingin membuat kakak benar benar mencintaimu maka kamu berhasil Quilla, setiap hari kakak memikirkan kamu, hanya kamu, kakak tak pernah mengurusi pernikahan ini, yang kakak pikirkan hanya kamu, kamu ga pernah pulang, telpon kakak ga pernah kamu angkat, kamu menghilang bagai ditelan bumi, apakah kamu mengerti Quilla, kamu berhasil membuat kakak gila, jika kamu ingin membuktikan semuanya maka kamu sangat berhasil, kamu memiliki arti yang sangat penting dalam hidup kakak, kakak merasakan sangat kehilangan kamu dibandingkan kehilangan Rieke dulu, sungguh amanat Qeits membuat kakak sadar jika kamu sangat berarti bagi kakak "
Quilla pun memancarkan senyum manisnya, dengan satu kali hentakan Quilla pun memeluk Revil dengan sangat erat, air mata yang ditahannya mengalir dengan sangat deras, air mata ini bukanlah air mata kesedihan, namun Quilla bahagia dengan semua kenyataan yang di dapatnya hari ini, Revil pun memeluk Quilla dengan balutan rindu, bagi mereka ini adalah pertama kalinya mereka berada dalam keadaan sedekat ini, selama ini hanya kecanggungan yang menyelimuti pernikahan mereka.
"Makasih kak Rev." Kata Quilla dengan sangat lembut.
"Hei, jangan menangis Qui, kakak tidak bermaksud membuatmu bersedih, kakak hanya ingin kamu tahu apa yang kakak rasakan karena keputusan mu ini."
"Kak Rev Quilla merasa sangat bahagia, bukan sedih, jika Quilla tahu kak Rev akan berubah seperti ini mungkin dari dulu Quilla akan melakukan ini." Katanya sambil memanyunkan bibirnya.
"Qui, jika ingin memberi kode jangan sekarang oke." Kata Revil dengan tatapan jahilnya.
Dengan sekali hentakan Quilla pun memukul Revil dengan kesalnya, senyum pun terbit di bibir pasangan ini, bagi mereka sudah cukup semua ketegangan dalam hubungan mereka, mulai saat ini tidak ada lagi kecanggungan, yang ada hanyalah cinta dan kasih yang selalu bersemi.
"Makasih kak Rev, tidak ada lagi yang Quilla harapkan selain cinta dan kasih dari kakak."
"Iya sayang, kakak akan selalu menjaga pernikahan kita."
"Hufffttt yuk kak, Quilla jadi lupa jika pengantin laki-lakinya Quilla bawa kabur."
"Hei siapa yang membawa kabur kakak, kamu telah membawa kabur seluruh jiwa kakak Qui, jadi kamu tunggu saja hukumannya."
"Udah bisa gombal ya sekarang." Kata Quilla sambil tertawa.
Dengan senyum kebahagiaan yang terpancar di kedua bibir pasangan ini membuat semua orang tahu jika mereka sedang berbahagia, namun tidak ada satupun orang yang mampu melarang karena disini status mereka adalah suami istri.
Kata cinta, ya hanya kata itulah yang diharapkan Quilla, bagi Quilla pernikahan ini hanyalah pembuktian atas cinta Revil kepadanya, buat apa memiliki raga jika hatinya bukan untuk kita, lebih baik hidup berbagi sehingga kita tahu yang sebenarnya.
Poligami, apa yang kita pikirkan jika kita mendengar kata itu, ya sebagian wanita akan membayangkan kehancuran, keretakan bahkan perceraian yang akan dilakukannya demi menaikkan harga dirinya sebagai wanita.
Namun apakah mereka mengerti, bagi Quilla poligami bukanlah suatu kehancuran melainkan suatu kebahagiaan, Quilla bukanlah wanita bodoh yang hanya mampu mengemis cinta, dia memiliki segalanya, harta, cinta dan kasih suaminya, baginya pernikahan bukanlah hal yang mampu di hancurkan hanya karena masalah poligami.
Poligami itu hanyalah masalah mengikhlaskan, ikhlas dalam berbagi, ya hanya dengan itu kehidupan kita akan lebih bahagia dari sebelumnya, jika seorang suami dengan salah telah berani mencintai wanita lain, dengan bijak pula lah kita harus menunjukkan kepadanya siapa wanita yang telah dikhianatinya, karena semua orang pun pasti tahu, sebaik apapun istri kedua namun istri pertama tidak akan pernah tergantikan kedudukannya.
Ya selama ini Quilla telah menunggu dirinya untuk diceraikan namun Revil tak pernah melakukan itu, disana semua sudah jelas jika dia telah menang dari Rieke, ya sebesar apapun cinta Revil ke Rieke tak akan mempengaruhi pernikahan mereka, karena itu poligami adalah jalan terbaik. Disini hanya kebesaran hati yang dimiliki Quilla, ya Quilla dengan tangan terbuka menerima Rieke sebagai bagian dari keluarganya. Tidak masalah bukan demi kedamaian dalam hidup, kita mengalah, ya karena hidup ini sudah ditentukan jalannya, kita akan mendapatkan apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan.
●●●●●Quilla dan Revil pun tertawa sambil menuruni tangga. Jazy yang melihatpun langsung melangkah ke arah Quilla.
"Qui." Panggilnya dengan wajah khawatir.
Mereka pun menoleh ke arah datangnya suara "Ada apa kak Jaz?"
"Kamu kemana aja sih Quilla, jangan buat kakak khawatir dong, kakak sudah mencari kamu dari tadi tapi ternyata kamu bersama Revil."
"Hei kak Jaz, aku hanya bicara sama kak Rev, ga kemana mana kok." Jawab Quilla sambil tersenyum ke arah Revil.
"Hmmm ya sudah kamu ga lupa kan sama janji kita." Kata Jazy sambil menatap wajah berpikir Quilla.
"Janji?" Tanya Quilla sambil berpikir janji apa yang telah dia buat bersama Jazy.
"Kakak yakin kamu melupakannya." kata Jazy dengan lelahnya.
Quilla pun hanya mampu cengengesan setelah dia mengingat janji yang telah dia buat, ya hanya sebuah makan malam bersama Jazy.
"Ya sudah Qui, sana kamu tepati dulu janji kamu, jangan pulang kemalaman ya sayang." Kata Revil sambil mencium kening Quilla dengan lembut.
Ya dari banyaknya keramaian orang yang datang, hanya dia, dia yang mampu menatap pemandangan itu dari kejauahan, dia yang hanya bisa menahan rasa kesal itu didalam hati, namun semua itu adalah konsekuensinya. Rieke pun hanya terdiam sambil melayangkan pandangan matanya ke arah lain, ya dia tidak kuat jika harus melihat kemesraan yang diciptakan Revil bersama Quilla dihari pernikahannya. Dari pagi Revil pun hanya menatapnya datar tanpa adanya pancaran kebahagiaan dimatanya dan ternyata kebahagiaannya itu adalah Quilla.
"Jika ini memang pernikahan ku maka dengan itu pula aku akan lebih kuat lagi menerima cara ini." Kata Rieke dengan suara yang sangat pelan.
●●●●●"Ada yang lagi bahagia nih." Kata Jazy memulai pembicaraan diantara mereka. Ya suasana senyap di dalam mobil Jazy tak mampu membuat sinar kebahagiaan sirna dari wajah Quilla.
"Kok kak Jaz tahu sih?" Tanya Quilla sambil tersenyum dengan sangat ramah.
"Quilla, kita itu udah kenal dari zaman dahulu kala, ga mungkin kakak ga tahu semua sifat kamu." Kata Jazy yang dibenarkan oleh Quilla.
"Jadi kenapa nih kamu bahagia banget?" Tanya Jazy sambil memasang wajah penasarannya walaupun sebenarnya Jazy sudah menduga akan jawaban yang diberikan Quilla.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DALAM DIAM
RandomCinta... satu kata yang memiliki beribu makna, ada yang mengatakan cinta itu sederhana, ada yang mengatakan cinta itu membahagiakan, ada yang mengatakan cinta itu menyakitkan. Namun bagiku cinta itu adalah perjuangan. Jika aku telah memutuskan untuk...