Bagian Dua

1.6K 181 14
                                    


Hy! Guys! Update! Sorry lama banget ya! Padahal part ini udah lama ditulis.

Thank You and Happy Reading! 😘😘

***

RIO

Saat ini, gue lagi diperjalanan menuju rumah Yuki. Lah iyah, udah tahu aja rumahnya. Yah iyalah nanya.

RioHaryanto:
Ki, hari minggu jadi ya? Temenin mas ke SCTV

Yuki kato:
Owh minggu ini, bisa kok Yuki ada urusan jg

RioHaryanto:
Oke nanti sms sin alamat rumah kamu yah.... Terima kasih Yuki

Yuki Kato:
Sip, sama sama Mas.

Yuki Kato:
Jln Pesona Salzburg Raya - Blok SA 3 no. 9 - Kotawisata-Cibubur-JakTim

Sampai di halaman rumah Yuki, gue terheran-heran nggak nyangka aja karena sangat-sangatlah berbeda apa yang di depan mata dan ekspetasi di otak gue.

Yuki Kato dari namanya sudah jelas kalo dia Jepangan. Gue kira halaman rumahnya itu bakal ada ornamen dari negeri bunga Sakura tersebut. Ternyata nggak ada, kayak rumah orang Indonesia kebanyakan.

Bodoh banget lo yo, dia kan tinggal di Indonesia wajar aja. Coba kalo dia tinggal di Jepang, baru Jepang semua.

"Mas, mau masuk dulu ke rumah?" tanya Yuki, saat gue udah sampai di depan rumahnya, langsung mengabarinya dan Yuki pun keluar menghampiri gue.

"Hem, terserah," respons gue, karena saat itu gue mikir gini kalo dijawab, "Iya atau boleh" nanti kesannya gue terlalu nampak bahwa akan PDKT. Kalau "nggak usah" hati gue berbisik bahwa gue akan bawa anak orang, alangkah baiknya ketemu orangtuanya dulu untuk minta izin.

Berani banget gue ya? Main langsung ke rumah, baru aja kenal. Yah, gue emang berani yang terdepan, apalagi kalo balapan. Harus banget.

"Masuk dulu aja Mas, Yuk!" Cewek di depan gue ini ya ampun gue gemass banget lihat senyummnya itu. Pipinya semakin kelihatan cabi pingin banget gue tarikk-tarik. Elah.

Gue putuskan untuk keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah Yuki—mengekorinya dari belakang.

"Mas, duduk dulu yah Yuki buatin minum."

Gue mengangguk sebagai respons. Lalu duduk di ruang tamunya ini.

Apa gue bilang, tambah di dalam rumah, tidak ada bau-bauan negara matahari terbit itu. Yang ada malahan penuh dengan Eeropaan.

Menurut gue aneh sih. Mungkin keluarga Yuki tidak terlalu suka gaya simple ala Jepang, sukanya dengan gaya elegan, klasik macam Eropa.

"Eh ada tamu."

Mendadak gue tersentak mendengar suara perempuan berkacamata, berwajah ibu-ibu. Gue yakini itu Ibu Yuki. Namanya Twinawati, yang gue dapet informasi dari Wikipedia biodata Yuki semalem.

Iyah segitunya gue nyari informasi Yuki di internet.

Kece.

Gue tersenyum-berdiri-bersalaman.

"Perkenalkan Tante saya Rio." Kenal gue berusaha ramah.

"Duduk lagi Nak." Ibunya Yuki tersenyum bahagia melihat gue. Iya, gue tahu pasti emaknya seneng akhirnya anaknya bawa cowok ke rumah. Haha....

"Wah kamu orang cina ya? Matamu sipit bener."

"Iyah Tante, Ayah saya Tionghoa dan Ibu saya asli Solo."

Kamu yang Ku TungguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang