Bagian Dua Puluh

490 48 35
                                    

**

Happy Reading

Save me from myself, you can
And it's you and no one else
If I could wish upon tomorrow
Tonight would never end

David Archuleta - You Can

______________🖤_____________

YUKI

"Yuki... Terima kasih!"

"Ya?"

"Kamu ada di waktu kemarin!"

"Terima kasih Mas!" Alih-alih menjawab pernyataannya aku balas mengingat semua perbuatan baiknya padaku. "Mas bantu Yuki juga."

Satu minggu lebih Mas Rio tidak mengganggu dan sebaliknya. Aku sadar diri karena dia masih galau dengan masalahnya. Harus mengurusi secara tuntas dan jelas masalah ini katanya.

Dan hari ini dengan beraninya Mas Rio menghubungi melalui chatting dulu dan meminta izin meneleponku.

Jadi, akibat permasalahan yang sedang dihadapinya. Dengan mendadak dan memanfaatkan waktu luangku sebaik-baiknya. Aku terencana menyusul Rio Haryanto di apartemen.

Oke aku akui.

Usai syuting, siang menjelang sore. Badanku mendadak tegap melihat layar ponselku tertera nama Mas Andrew Haryanto. Ada apa Mas Andrew temannya Mas Rio menghubungi. Sedikit kebingungan dan keraguan akhirnya aku menjawab panggilan itu.

"Yuki lagi sibuk ya, Ki?" tanyanya to the point setelah mengucapkan salam.

"Sekarang free, Mas. Ada apa nih, Mas? Tumbenan!" responsku ramah.

Mendadak teringat obrolan chat aku semalam dengan Mas Rio. Ah iya, Mas Andrew pasti sedang bersama Mas Rio.

"Yuki. Mas bingung sebenernya, cuma  Mas kepikiran kamu. Nggak tau mau ngubungin siapa lagi, maaf banget kalo Mas ganggu Yuki."

Ih. Ini ada apa sih?

"Lah enggak Mas, nggak apa. Yuki lagi gak sibuk nih. Mas kenapa?"

Aku jadi semakin penasaran ini semacam mau minta tolong tapi, memelas dulu.

Asoy Banget.

"Mas nggak kenapa-napa. Tapi Rio."

Mendadak mencelos. Perkataannya terjeda lantas kubiarkan Mas Andrew menyelesaikan kalimatnya.

"Rio lagi down banget Ki. Tim balapnya Can GP kasih tau, mau mutusin kontrak."

Mendadak aku menghela napas berat. Waktu itu aku sedang di mobil, tepatnya masih di parkiran hendak keluar studio. Aku bingung setengah mampus. Setelah membaca pesan teks yang baru masuk tanpa ba-bi-bu. Menginjak pedal gas. Otakku mendadak bercabang-cabang.

Ah! Akhirnya aku bertemu dengan Mas Rio.

Hari itu kami makan pecel lele di salah satu ruko yang aku tahu di sekitar apartement kami.

"Mas baru sampe banget dari Singapur ya?" Memulai pembicaraan adalah tindakan yang tepat.

"Iya solat dulu tadi! Langsung ke apartemen."

"Sori ya! Malah ketemu terus Yuki ajak kesini!"

Sengaja kali!

Dia melebarkan senyumnya. Aduh!

"Sering makan di sini Yuk?" ajaknya basa-basi lagi.

"Nggak juga, seringnya makan di deket rumah!"

Kamu yang Ku TungguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang