Bagian Delapan Belas

398 44 17
                                    

Happy Reading
Thank you All
Don't forget vote, comment and share
☺️

_________________🖤🖤____________

YUKI

Gila.

Jam makan siang begini aku dipaksa oleh pacar bohonganku menemuinya di salah satu restoran padang. Well, nggak salah-salah tumben banget itu anak mengajak ke rumah makan. Biasanya seleranya cafe kekinian. 

Yang menurutku sama saja mau makan di mana saja. Terserah kalau aku dianggap omnivora—manusia pemakan segalanya yang penting makan dan halallan toyyibah.

Ah! Aku jadi mempertanyakan status jomblo ku, apa gara-gara ini cowok nggak mau padaku? Emang masih zaman ya, cowok yang mikirin maunya cewek yang harus makan dengan jaim.

Yah terserahlah. Intinya itu bukan kamusku. Jaim.

Tiba di depan restoran padang yang kulihat makanan yang tersusun di etalase sana sudah memanggil-manggil namaku. Cepat saja aku berjalan sambil mengamati lauk-pauk yang membuat aku ngiler.

Nggak kali aku ngiler.

Parah.

Dari tadi yang kusebut pacar bohonganku sedang mengobrol dengan lelaki yang tak kutahu siapa. Jelas asing dan tak kenal. Satu lagi perempuan yang sangat aku kenal, mau apa aku nggak akan berani lagi menyebut atau mengaku-ngaku bahwa aku pacarnya. Ya walapun pura-pura.

Ya dia pacar aslinya lelaki yang sering dijadikan pacar bohonganku.

Teman-temanku ulah mereka mengerjai dan mengajak kami taruhan dulu. Masih anak labil. Masa putih abu-abu yang asik.

Aku hanya bersalaman dengan Ofar.

Dia siapa sih?

Just a friend!

Aku berjabat tangan ketika bersapa dengan lelaki sebelahnya.

Aduh! Ganteng juga. kulitnya putih bersih seperti kulit bayi.

Baru kenal kan.

Alisnya tebal banget pula. Cowok Indonesia banget.

First impression.

Namanya Edzar.

Edzar yang merupakan pilot mulai bercerita dengan Ofar, aku dan Nodi. Jadi pacar si Ofar Guchi namanya Nodi.

Sesama model juga.

"Jadi? Ofar lo nggak ada kerjaan ya?"

Cowok yang entah kenapa memanjangkan rambutnya seperti perempuan. Heran deh aku. Gondrong begitu kayak cewek.

"Gue model Ikuy! Libur hari ini!"

"Oh ya. Gue lupa!"

"Eh gue ke toilet bentar!" Izin si Ofar. Daripada melamun seperti orang tolol lebih baik aku makan. Huhu makanan yang sejak tadi sudah membuat aku ngiler bohongan. Mengunyah paru goreng. Paru sapi yang warna hitam itu. Ih! Kenapa enak nih, kayak makan kerupuk. Garing. Bodoh amatlah.

"Ki gue toilet juga ya!" Kenapa si Nodi ikutan pula dan si Ofar tak juga kembali.

Sekarang bersisa hanya aku dan Edzar. Entah mau ngomong apa sama si Edzar. Diam aja deh, aku mau makan. Fokus.

"Oiyah lo di pesawat yang maskapai mahal banget itu kan Dzar?" Mana mungkin aku diam pemirsa. Aku kan ramah tamah dengan semua orang.

Dia malah tertawa mendengar pertanyaanku.

Kamu yang Ku TungguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang