Happy Reading🖤
Yuki
-------
Aku berjalan menuju bioskop mall. Di lantai paling atas. Selesai meeting pergi ke bioskop mall. Syukurnya di tempat yang sama, sehingga bisa sekaligus. Jadi kepikiran ajakan Ali Syakieb tadi.
"Mau ngajak jalan?!"
Aku merespon lambat. "Oh yah kalau malam ini nggak bisa."
"Nanti, kapan-kapan?" Posisi sudah di depan lorong menuju musala. Sebelum berpisah aku harus memberikan jawaban.
"Kapan-kapan ya!" Aku tersenyum. "Yah udah Yuki duluan. Al bye!" Tanganku spontan terangkat melambaikan salam perpisahan kepada mereka berdua yang masuk ke musola bagian laki-laki.
Bisa dipetik jawabanku menggantung. Aku tahulah nanti tunggu dekat masa syuting juga nggak masalah kami melakukan intensitas pertemuan untuk membangun chemistry. Lagian ya aku bisa sih, memposisikan diri dengan cepat dalam berakting hanya saja terkadang beberapa lawan mainku yang perlu waktu melakukan pendekatan untuk menciptakan chemistry.
Aku memahami ini.
Masih lama sekali syutingnya. Kalau waktuku longgar pasti kami akan bertemu.
Menunggu pintu lift terbuka.
Betapa terkejutnya jantung ini ketika merasakan bahwa rambutku ada yang menarik dan bebas tergerai. Untung aku tak berteriak. Menoleh ke belakang hadirlah sosok lelaki berwajah chinese.Aku memandangnya tak suka. Apa-apaan dia mengambil karet rambutku yang sedang aku kenakan. Tidak sopan rasanya. Lalu ia menyerahkan karet rambut hitam itu ke telapak tanganku.
"Ada apa?" tanyaku cemberut.
"Nothing," eh cowok keren jawaban apa itu seenak udelnya menarik rambut orang. Lalu menarik tanganku masuk ke dalam lift. Cepat kupencet tombol lift agar bisa langsung membawaku menuju ke bioskop.
Tanganku terangkat membetulkan rambutku yang agak berantakan pasti. Gara-gara cowok di sampingku ini. Kulirik dirinya, sudah pakai kacamata lagi, keren banget. Ganteng banget.
Ah!! Aku sebal dengan aksinya barusan.
Untung saja di dalam lift tidak ada orang hanya kami bertiga. Ada seorang cewek di depanku.
Pintu lift terbuka. Beberapa langkah lagi menuju cinema XXI. Aku tidak peduli dengan dirinya entah bakal dikenal orang atau dikerumuni orang. Uh, tapi kasihan hati kecilku berbisik.
Aku mengajaknya ke arah lain, salah satu cafe di sebelah bioskop. Kayaknya artis-artis lain sedang berkumpul di sini, bisa kutebak dari banyaknya bodyguard yang menjaga pintu cafe.
Aku menunjukkan wajah dan mengeluarkan undangan premiere film kepada lelaki bertubuh bosor ini.
"Ini temen Yuki," kataku menunjuk orang di belakang yang sejak tadi mengekori. Untung si penjaga tidak mengenal sosoknya.
Kaki kami melangkah masuk cafe dan aku langsung mengajaknya jauh dari para teman-teman artist. Mereka semua sibuk berbincang, membetulkan make-up bahkan ada yang sedang makan.
"Ikut Yuki, Mas!" perintahku yang berakhir kudaratkan bokongku pada kursi. Dan dia memilih duduk di sebelahku.
"Ki, saya ikut kamu boleh?" tanyanya membuka pembicaraan. Eh seriusan, ikut apa ini? Dia tahu aku mau nonton. Iyalah aku sudah memberitahu secara jelas kepada bodyguard tadi. Yah, cowok yang tak sopan membuka karet rambutku ini mendengar dengan seksama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu yang Ku Tunggu
Genç Kız EdebiyatıYuki Kato, aktris blesteran Indonesia. Lama sudah hatinya kosong tanpa ada kata 'kekasih' atau 'pacar'. "Takdir adalah hal yang telah diatur Tuhan. Begitu dengan hidup, boleh kah kita pasrah atau melawannya?" - Yuki Kato Rio Haryanto, pembalap ble...