Bagian Sembilan

394 55 11
                                    

Happy Reading
🖤

------------


RIO

Believe it or not?

Gue sudah di Jepang. Di kamar hotel seorang diri.

Awal tahun begini musim dingin sedang memdominasi Jepang. Tapi, tenang aja sudah di akhir bulan Februari dan bakal masuk Maret.

Sengaja mempercepat jadwal keberangkatan. Mau menikmati musim dingin sebentar aja cukup, palingan nyicip dikit main ski di Hokkaido yang berada di bawah kaki Gunung Fuji.

Tapi, kayaknya tubuh gue belum bisa beradaptasi banget. Suhunya masih termasuk dingin menurut tubuh ini. Jadi cuma tiduran aja di bawah selimut tebal hotel. Mungkin besok tubuh gue mulai terbiasa.

Nggak mungkin banget belajar di Sirkuit ada salju begini....

Nggak mungkin banget gue balapan.

Nanti setelah musim berganti baru dah memulai jadwal untuk mengajari pembalap asal negeri Sakura.

Ngomong-ngomong soal Jepang-gue jadi ingat orang Indonesia yang sering banget hadir di otak gue belakangan ini. Oh Ya Allah ampuni Hamba-mu yang lemah ini. Tadi saat sholat Dhuha tiba-tiba aja ada wajah Yuki.

Betulan deh, gue jadi nggak khusyuk sholat tadi.

Parah.

Yuki Kato ada apa sih dengan dia?

Kok gue merasa ngebet banget dengan dia ya?

Emang kadar suka gue sudah sampai mana banget sih? Hati nurani gue jawab dong.

Apa gue hanya sekedar mengagumi berlanjut seorang penggemar dan masuklah menjadi Yukavers.

Bisa jadi.

Capek juga mikir sendiri-nanya sendiri-terus jawab sendiri.

Pingin tidur. Bye!

Astaga.

Astagfirullahaladzim.

Otak gue malah membayangkan si cewek yang gue temui beberapa hari yang lalu.

Apalagi adegan tanpa pikir panjang. Berani-beraninya Lo Rio memakaikan Yuki cincin. Gue jadi tertawa sendiri.

Saat mata gue mendongak menatap Yuki. Asli secara bersamaan suara tawa keluar dari mulut kami berdua. Yuki cuma melontarkan kata.

"Oh ya ampun Mas." Disela tawanya.

"Ya maap!" Anjirrrr. Gue refleks membalas. Yang buat gue merasa nyaman aja dengan Yuki.

Hm.... Memang Yuki tipikal stay humble, no jaim-jaim club. Dia tertawa ngakak sampai puas, tanpa sok gengsi-gengsian. Jadi mudah buat orang nyaman sama dia. Menurut gue sih.

Apa yang bisa gue lakuin saat ini?

Yuki, gue rindu? Gue telpon?

Gue kesel sendiri dengan otak gue, bukan apa-apa. Gue takut dia tahu alias curiga kalau ada maunya sama dia hahaha. Dan nggak terima kalau sampai Yuki malah ilfill.

Ah! Gue berselancar aja di Instagram. Buka IG Yukikt. Ada post terbarunya yang membuat gue langsung terduduk kaget. Dada gue rasanya ada yang menghimpit-sesak.

Astaga.

Gue nggak ada riwayat asma atau apalah. Syukur Alhamdulillah sehat walafiat-jasmani dan rohani.

Kamu yang Ku TungguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang