Bagian Dua Puluh Dua

354 39 13
                                    

Happy Reading

______________🖤_____________

YUKI

"Happy Birthday To Youki." Lagu HBD bergema di seluruh ruangan. Dud N Dudes lah seperti biasa memainkan musik.

Ketika kubuka pintu Studio. Tak hentinya bibirku tertarik ke atas. Bahagia dong, dikejutkan oleh para kru The Comment. Mereka tak melakukan drama-drama aneh. Hanya mendadak saja. Mungkin sudah basi atau mereka kehabisan ide mengerjai orang.

"Yuki Habede oy! WYATB!!" kata Mbak Dea salah satu kru.

Lilin yang berada di atas kue entah kenapa membuat aku sebal dengan angka yang tertancap.

24.

Wiw. Aku tersentil sungguh! Dari kemarin melihat angka itu. Rasanya aku kayak tua banget, umur dua empat. Pacar tak kunjung dapat. Setiap malam Minggu merana yang kudapat.

Kutiup dengan karbondioksida yang dipaksakan berhembus untuk mematikan api yang menyala di sana.

"Wah terima kasih. Terima kasih semuanya. Terima kasih surprise-nya. Terima kasih ucapan dan doanya. Semoga semua berbalik kepada kalian semua doa baik-baiknya. Aamiin."

"Woh Yuki! Nih ada kado dari kita-kita!" Mbak Dea yang memberikan sebuah kotak gambar bunga-bunga. Apa ini ya?

"Yuk cepetan prepare syuting ya!"

Aku mengangguk.

Kala itu juga menuju ruang make-up. Di depan cermin melihat pantulan diriku. Lalu menyematkan lipstik merah jambu pada bibirku.

Drt....drt....drt....

Bunyi ponselku mengalihkan perhatian. Bertuliskan nama Rio H. Astagah! Ini lelaki kenapa telepon sepagi ini. Aku angkat bae. Menoleh ke belakang-samping-kanan-kiri. Tak ada orang. Bagus.

Takut ntar ketahuan.

"Mas jadi ya hari ini ke pulau?" Aku sudah siap mau take. Buat off air. Tanggapi dulu panggilannya.

"Jadi ya, nanti Mas jemput kamu."

"Oke, Mas Rio, nanti Yuki kabari."

"Jam sebelas, Mas sampe di Indonesia Ki." Jujur saja hatiku ini tersentuh dengar suara lelaki ini. Suaranya rada berat, tapi agak ringan gitu.

Suaranya aja buat meleleh.

"Lah, nggak di Indonesia."

"Biasa tadi pagi berangkat."

Obrolanku dengannya mendadak panjang. Aku bahkan lupa akan kewajibanku untuk syuting. Dalam posisi menunduk dan biasa aku bakal menyebut nama itu lelaki. 'Mas Rio-Mas Rio.

Ketika mendongak mendapati seorang lelaki ada di belakangku. Itu Mas Darto. Anjir! Dari mana datangnya?

"Udah dulu ya, Wassalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Adem hati adek mendengar ini. Itu cowok beneran enggak boleh disia-siakan sebetulnya.

"Waduh! Ada berita hot!"

Mulai-mulai si Darto gila. Oh My God saking keenakan mengobrol dan menikmati suara berat nan adem ayem. Aku jadi melupakan diri. Jadi tak sadar ada orang yang datang menguping pembicaraanku.

Lihat tuh! Biang keladi.

Mulai bertanya-tanya padaku dengan sosok yang aku telepon tadi.

"Yuk siapa aih, Mas siapa yang lo telpon?"

Kamu yang Ku TungguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang