Chapter 38 "Kembali Pulang"

2.5K 137 32
                                    

Author's Note:


Maaf minggu kemaren gak bisa update karena lagi sakit. Maaf yang udh nunggu, ya~! XDD

=======================================================================

Setiap detik aku semakin mendekatkan wajahku dengan Bella, hingga tak sadar jarak di antara kami hanya tersisa setipis kertas.

Gadis itu masih menutup matanya. Bibirnya merah mengilap seperti buah ceri yang baru saja ranum. Semua pria normal pasti tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini.

Jika aku menciumnya, ini akan menjadi ciuman pertamaku.

Aku tidak tahu semua tentang Bella. Gadis secantik dia mungkin populer di kalangan para lelaki, akan tetapi dia belum pernah pacaran sama sekali dari yang kutahu.

Jadi mungkin saja ini adalah ciuman pertamanya juga.

"Jika begitu apakah adil jika aku mengambil ciuman pertamanya saat ia tidak sadarkan diri?"

Aku terdiam sejenak. Namun tidak lama kemudian aku sudah mendapatkan jawabannya.

Kusibakkan rambut yang menutupi sebagian wajahnya, lalu kualihkan bibirku menuju dahinya.

Kukecup dengan lembut kening seputih susunya itu hingga beberapa saat. Aku memberi sedikit kehangatan yang kumiliki untuk mengisi hatinya.

Mengesampingkan sifat kasar yang selalu ia tunjukan padaku, gadis oranye itu juga memiliki sifat semurni malaikat.

Ia selalu memperhatikanku, membantuku menghadapi kesulitan, dan berada di sisiku setiap saat.

Mungkin ini ... adalah rasa terima kasih kecil dariku untuk orang yang selalu memberikan perhatiannya padaku.

Aku kembali membelai kepalanya dengan lembut setelah mengecup keningnya. Mata kami bertatapan selama beberapa saat.

Eh, tunggu!!? Apa aku baru saja bertatapan dengannya?

Kupikir itu sebuah kesalahan. Tapi saat aku memandangnya kembali, aku memang melihat mata seperti kristal oranye yang indah.

Bella tidak mengucapkan sepatah kata apa pun. Dia hanya terdiam. Akan tetapi wajahnya dengan jelas menunjukan ekspresi keterkejutan dan ketidakpercayaan.

Dan apabila Bella telah bangun, itu artinya ia melihat hal memalukan yang telah kulakukan sebelumnya?

Pada awalnya aku meragukan itu. Tapi saat melihatnya merona sembari mengalihkan pandangannya dengan malu-malu, aku langsung tahu jawabannya.

Aku langsung mengalihkan pandanganku dengan kaku dan tidak tahu harus berbuat apa. Keringat dingin menetes dari dahiku.

"G-Gawat ...! Dia melihatnya! Apa yang harus kulakukan!!?"

Walau aku sudah menikahinya, tapi aku tak pernah melakukan hal seperti mencium dahinya. Lupakan itu, aku bahkan tidak pernah melakukan hal-hal romantis dengan cewek.

Baru kali ini aku melakukan hal yang sangat memalukan seperti ini. Apalagi aku dilihat oleh orangnya langsung.

Rasanya aku ingin mati hanya untuk membuang rasa malu ini.

Lalu, bagaimana sikapku selanjutnya?

Jika tidak kuluruskan hal ini, Bella pasti akan menanggapku sebagai binatang buas yang suka menyerangnya saat tertidur.

"U-Um tadi ... tadi ada sesuatu di dahimu d-dan aku mencoba untuk mengeceknya," ujarku yang coba memberanikan diri berbicara padanya yang masih berada di pangkuanku.

My Wife is My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang