Chapter 33 "Hiking"

3.1K 132 36
                                    


Beberapa hari telah berlalu sejak aku dan Bella menghabiskan hari pertama liburan kami dengan pergi ke pantai.

Setelah itu, tidak ada yang istimewa di saat liburan kami. Selain bekerja paruh waktu, tidur, dan berdiam diri di rumah sudah menjadi kerjaan kami sehari-hari.

Tapi hari ini akan sedikit berbeda ....

*KRIING!

Aku langsung mengangkat ponselku yang berdering.

Sebenarnya aku enggan untuk menjawab begitu melihat nama'nya' yang tertera di layar ponsel. Akan tetapi karena hari ini sedikit berbeda, aku jadi terpaksa untuk mengangkatnya.

"Eh, kampret! Sekarang jadi, kan?"

Si bodoh ini ...! Apa Zidan selalu menghina orang yang dia telepon?

"Iya, dong!"

"Jangan lupa, ya! Kita ketemuan di dekat terminal saja!"

"Bawel! Aku sudah tahu!"

"Kalau begitu sampai ketemu nanti!"

"Iya, iya."

Aku langsung menutup telepon dan segera bersiap-siap.

Tentu saja ... karena ini adalah hari di mana aku akan pergi berlibur ke Gunung Bagong dengan teman-temanku.

***

"Lama banget, sih! Semuanya jadi harus menunggu gara-gara kau!"

Tepat setelah aku sampai di titik pertemuan, aku sudah disembur oleh Bella.

Gadis berambut oranye itu melipat kedua tangan di depan dadanya dan bertingkah seperti bos yang sedang memarahi bawahannya.

"Aku tidak mau mendengar itu dari orang yang egois!"

Sudah menjadi aturan tidak tertulis bagiku dan Bella untuk tidak berangkat secara bersama-sama agar tidak ketahuan jika kami tinggal satu atap.

Sebenarnya aku sudah bersiap sejak pagi hari. Namun Bella menyuruhku agar aku tidak berangkat sebelum dirinya.

Aku sungguh tidak mengerti bagaimana persiapan para cewek. Yang jelas, mereka selalu lama.

"Buat yang baru saja datang, kau tidak pantas mengucapkan itu!"

Febri melemparkan pandangan yang disertai senyum tipis pada Bella. Membuat gadis oranye itu harus kembali memakan kata-katanya.

"T-Tapi daripada aku, dia datang paling akhir, kan!?" balas Bella yang tidak mau kalah.

"Yah, terserahlah! Dengan ini semuanya sudah berkumpul!"

Sepertinya tidak hanya Bella dan Febri, namun Shella dan juga Nia sudah berada di sini.

"Sip, ayo kita berangkat!"

"Fufu ... oke."

"Yeey ...!"

Nia dan Shella langsung membalas dengan antusias.

Sesaat aku berpikr ... sepertinya aku telah melupakan sesuatu.

"Heeeeiii ...!!!"

Aku langsung menoleh ke belakang untuk melihat Zidan yang tengah berlari guna mengejar kami.

"Hosh ... hosh ...!"

Setelah berlari kencang seperti tadi, dia masih belum bisa mengatur napasnya dengan benar.

"Tega! Kenapa kalian meninggalkanku, sih!?"

"Ng ... ahaha."

Aku langsung memalingkan wajahku ke arah lain, begitu juga dengan yang lainnya.

My Wife is My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang