Chapter 62 "Berhenti untuk Selamanya"

444 25 42
                                    

A/N: Ehem, sebelum mulai baca aku mau nyampein satu dua patah kata amanat. Yang pertama, yupz ... cerita ini lanjut lagi.

Setelah terakhir kali update pertengahan 2017, aku mutusin buat lanjutin cerita ini yang nyaris hiatus selama 3 tahun. Wow! Alasannya adalah karena udah banyak request dari orang-orang buat lanjutin cerita ini. Banyak yang sampe nge-DM, mention, atau sampe nge-WA malah, Pertama-tama sih aku emang males nerusin karena sibuk sama kerjaan. Tapi setelah sekian lama, makin banyak yang request cerita ini. Gak cuma satu-dua aja. Ada beberapa dari mereka yang bilang cerita ini menginspirasi mereka menulis cerita, dan di antara mereka ada juga yang udah menghasilkan karya tulis. Wow!

Jelas ada sedikit rasa bangga juga sih. Hehe. Jadi pas ngeliat mereka udah sukses, pengen rasanya sukses juga. Ga perlu sampe nerbitin buku, sukses namatin satu cerita juga udah seneng. Karena dari sekian banyak cerita yang kubuat, ga ada satu pun yang selesai. Wkwkwk. Maaf ya semuanya! Dan jangan timpuk saya pake batu!

Satu lagi, karena cerita ini udah lamaaaaaaa banget sejak terakhir update. Jujur aja, aku sebagai penulisnya sendiri pun lupa sama alur cerita sendiri. Hahahahahaha. :D

Makanya sebelum nulis chapter ini aku emang sengaja baca ulang ceritaku. Banyak sih alur yang aku lupa sama sekali, termasuk di chapter-chapter terakhir. Serius, aku bingung fungsi karakter tambahan dua biji yang nyalonin ketua OSIS di ceritaku itu buat apa, kamvret. Jadi ya, mungkin mulai dari chapter ini ceritanya mungkin gak bisa senyambung itu dengan chapter-chapter terakhir.

Karena udah hiatus lama nyaris 3 tahun, ya semua pasti banyak yang berubah. Termasuk pola pikirku, joke sense-ku, fetish-ku (wkwkwkwkwkwkwk), dll lah. Jadi aku ga bisa janjiin cerita ini bakal memiliki "rasa" yang sama dengan yang sebelumnya. Mungkin perbedaan besar bakal ada di narasi dan penggambaran karakternya.

Jadi buat kalian yang ngerasa cerita ini udah gak worth lagi, aku gak maksa, kalian boleh drop sampe di sini. Tapi buat kalian yang masih tetap lanjut baca, aku bener-bener makasih banget.

Buat kalian semua yang udah baca ceritaku, dukung aku, ngasih semangat, kalian benar-benar yang terbaik!! :) :) :)

Satu lagi, buat jadwal update aku ga bisa janjiin bakal setiap minggu kaya dulu. Doa'in aja next chapter ga sampe 3 tahun lagi.

Maafin aku yang udh jadi penulis yang buruk.
Itu aja kata-kata manis dariku. Happy weekend, ya! :D

=======================================

Tak terasa gelap pun jatuh di ujung malam, menghapus angkasa senja. Hanya ada sedikit bintang malam ini. Polusi cahaya kota terlalu terang sehingga mengaburkan pemandangan luar biasa di atas sana. Aku berdiri bersandar pada pagar beranda di lantai dua. Menopang dagu, sembari memandangi langit yang luas.

Pikiranku melayang terbang sedikit jauh ke belakang, tepatnya beberapa jam yang lalu. Ketika seorang cowok memanggilku di depan kelas. Entah kesambet setan apa bocah itu! Tiba-tiba saja dia memanggilku dan berkata, "aku tahu rahasiamu dengan Bella. Kalian hanya berpura-pura bertengkar di depan yang lain, meskipun kalian begitu sangat dekat. Mungkin juga kalian punya hubungan yang lebih dari pada itu. Aku penasaran bagaimana reaksi semua orang di sekolah saat mengetahui ini? Pasti akan menghebohkan! Kalau kau tidak ingin itu terjadi, bantulah aku dengan membujuknya menjadi calon Ketua OSIS, ya?"

Senyum cowok itu di akhir kata membuatku muak. Setelah itu dia segera pergi sembari melambaikan tangan tanpa melihat ke arahku. Apa dia berpikir bisa membuat impresi yang cool dengan berbuat seperti itu? Asal kau tahu saja, brengsek! Menyuruh orang dengan ancaman itu sama sekali tidak cool!

Haduuh ...! Pusing aku! Dari mana dia bisa tahu bila aku dekat dengan Bella. Bisa jadi dia tidak sengaja melihat kami tengah berduaan. Satu-satunya yang tahu hubunganku dengan Bella adalah Zidan. Tapi rasanya mustahil teman baikku itu membocorkan rahasiaku, apalagi pada orang yang kurasa ia pun tidak mengenalnya. Dia memang orang bodoh, tapi dia teman yang baik. Rahasia serius dan besar seperti ini pasti dijaganya baik-baik.

My Wife is My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang