Chapter 02 (Remake Version)

38 8 0
                                    


Selepas menghembus napas panjang, aku melempar tubuhku ke atas tempat tidur. Meski tidak empuk, kasur ini membuatku ingin menggeliat guna melepas lelah. Suara kipas angin yang mirip mesin mobil tua memang menyebalkan. Namun masih bisa kutoleransi karena angin segar yang dihasilkan membebaskanku dari hawa gerah dan panas. Peluh keringat dari sekujur tubuhku perlahan menghilang, rasanya seakan baru saja menyelam ke hulu sungai yang dingin setelah berjalan di gurun pasir berhari-hari.

Beuhhh, mantap!

Pandanganku beralih pada jam weker yang berada di atas meja belajar. Jam menunjukkan pukul sebelas malam tepat. Aku baru saja sampai ke rumah setelah memeras keringat di pinggir jalan. Ya, tebakanmu benar! Untuk memenuhi kebutuhan sekolah dan mendapat uang jajan lebih, aku rela berjualan serabi selepas pulang sekolah.

Aku tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler apa pun. Jadi setelah pukul dua siang tepat, aku langsung pulang ke rumah. Setelah beristirahat sejenak, aku membuat adonan yang cukup untuk nanti dijajakan. Biasanya aku berjualan mulai sekitar jam lima hingga sembilan malam. Lokasinya tidak jauh dari rumah, tempatnya tepat berada di pinggir jalan raya. Jadi aku tidak kerepotan membawa adonan serta peralatan lainnya ke sana. Memang melelahkan, tapi inilah keseharian yang kujalani.

(Selanjutnya baca di Good Novel, ya. :D)

https://bit.ly/30omFij

My Wife is My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang