Satu dari sekian hal yang paling kau benci adalah menunggu. Terlebih menunggu sesuatu yang tak pasti, dari pagi hingga malam. Tak pernah terpikirkan olehmu, bahwa hanya dengan menunggu sebuah pesan atau sambungan telepon disertai sebuah ucapan, bisa membuatmu hampir gila begini.
Semestinya lelaki itu mengingat tanggal berapa hari ini, dan sudah berapa lama ia membuatmu menunggu selama ini. Like a fool, kau terus-terusan memeriksa ponselmu dan membawa benda tipis itu ke mana saja. Ayolah, tak biasanya Chanyeol melupakan hari penting ini selama tiga tahun kalian menjalin hubungan. Sangat bukan Chanyeol, karena setiap tahun ia pasti akan mengucapkan atau melakukan sesuatu yang spesial saat merayakan anniversarry kalian. Ketidakjelasan Chanyeol seharian ini membuatmu berpikiran buruk, dan sempat ingin tak mempercayai dia lagi.
Yang kau lakukan selama hampir satu jam ini hanya berbaring di atas kasur empukmu, menatap langit-langit kamar, dan memikirkan hal yang tak penting. Sejujurnya, itu semua kau lakukan agar bisa melupakan sikap aneh Chanyeol seharian ini, namun harusnya kau tahu bahwa semua itu sia-sia. Chanyeol dan segala yang berhubungan dengan lelaki Park itu, sudah telanjur memenuhi seluruh isi otakmu.
Hingga ponselmu berbunyi, notifikasi panggilan melalui Line. Tanganmu begitu malas untuk meraih ponselmu, namun seketika matamu terbelalak ketika melihat siapa yang menghubungimu.
Chanyeol menghubungimu. Setelah hampir seharian.
Dengan sekali hentakan kau langsung terduduk. Inhale, exhale. Begitu terus sampai tiga kali, lalu kemudian menekan tombol hijau di sana.
"Ke mana aja sih?!" Semburmu langsung tanpa memberi kesempatan Chanyeol untuk menyapamu.
"Maaf, baru ngabarin kamu. Eum.. lagi sibuk?"
"Gak, kenapa?" Jawabmu tak kalah judes.
"Aku jemput ya. Gak usah dandan cantik-cantik. Duapuluh menit lagi aku nyampe. See you!"
See? Sudah tak tahu diri membuat pacarnya uring-uringan seharian, menutup sambungan telepon secara sepihak, dan sekarang menyuruhnya untuk siap-siap seenak jidatnya. Such a bossy boyfriend.
Daripada berlarut-larut menyumpahi Chanyeol dalam hati, kau melangkah menuju lemari dan mulai memilih-milih pakaian apa yang kiranya cocok. Atau mungkin lebih tepatnya, pakaian mana yang kiranya sedang ingin kau kenakan. Kau memilih pakaian yang sederhana, tak jauh beda dengan gaya pakaianmu sehari-hari. Hanya bertemu dengan Chanyeol tak perlu mengenakan pakaian mahal dan girly. Toh Chanyeol juga tak menyuruhmu seperti itu tadi.
Usai mengganti bajumu, kau bekutat sejenak di depan meja rias. Chanyeol menyuruhmu untuk tidak berlebihan dalam berdandan malam ini, namun sedikit sentuhan wavy di rambutmu serta polesan make-up tipis dan natural di wajahmu, tidak ada salahnya kan?
Chanyeol memberitahumu jika ia sudah tiba di depan rumahmu tepat saat kau selesai mengenakan sneakers putihmu. Pamit dengan orangtua, lalu setelahnya melesat menemui Chanyeol.
YOU ARE READING
Boyfriend Materials
Fanfictionbecause exo with their boyfriend-materials-thingy will explode your imagination