Minseok terus memperhatikan gerak-gerikmu yang terkesan aneh seharian ini. Berawal sejak Minseok menjemputmu untuk berangkat ke kampus bersama. Lelaki itu mengajakmu untuk mampir sebentar ke kedai bubur langganannya dan menawarkanmu satu porsi bubur. Namun kau menolak dengan wajah malas dan jawaban singkatmu yang sampai-sampai membuat Minseok ngeri untuk menawarkanmu untuk yang kedua kalinya. Lalu berlanjut saat Minseok mengajakmu untuk makan siang ke kantin, kau menolak ajakannya dan malah memintanya untuk menemanimu ke perpustakaan yang--ewh, sejak kapan kau sangat antusias mengajak kekasihmu ke tempat paling membosankan sedunia itu?
Minseok sungguh clueless untuk masalah yang satu ini. Seingatnya, kalian tak terlibat suatu pertengkaran semalam, atau bahkan beberapa hari lalu. Tak ada pula hal-hal mencurigakan darimu yang membuat Minseok beranggapan bahwa kau tengah jenuh atau apa lah itu. Semua berjalan baik, kecuali hari ini.
Kau tak banyak bicara, dan terkesan tak mau banyak bergerak hari ini. Minseok menyadari itu, namun Minseok tak mengerti apa yang membuatmu begitu. Beruntung kau masih mau dibujuk untuk pulang bersama Minseok. Dan kesempatan itu akan Minseok gunakan untuk bertanya segala sesuatu yang membuatnya bingung seharian ini.
"Loh, ini kan bukan jalan ke rumahku?"
"Mampir sebentar ya, aku laper."
"Apa? Gak, aku mau pulang sekarang aja."
"Ayo dong, sebentar aja.. Mau ya? Kamu gak kasian sama aku?"
"Makan di rumah kan bisa?"
"Kulkas di rumahku kosong, dan aku lagi males belanja sekarang."
"Ck, terserah."
Minseok menghela napas lega diam-diam. Beruntung keadaannya yang tinggal sendirian di apartemen mampu dijadikan sebuah alasan. Sebenarnya Minseok tak begitu lapar saat ini, dia hanya butuh waktu untuk bicara denganmu. Dan tidak di mobil, karena siapapun juga tau Minseok tidak suka membicarakan suatu masalah di dalam mobil, saat sedang menyetir. Makanya ia memilih tempat makan sebagai tempat yang ia anggap pas untuk membicarakan masalah saat ini.
Tiba di tempat makan, Minseok tak langsung mencari tempat duduk. Ia memilih untuk mengantre sebentar untuk memesan makanan. Beruntung tempat makan itu sedang tak begitu ramai, jadi Minseok tak perlu takut kakinya pegal karena terlalu lama mengantre.
Berbeda dengan Minseok, sesaat setelah memasuki tempat itu kau langsung melepas genggaman Minseok dan nyelonong begitu saja untuk menempati tempat duduk yang berada di pojok. Tanpa menghiraukan Minseok, dan tanpa seizin Minseok. Kau hanya ingin menunjukkan rasa kesalnya pada Minseok dengan cara mencoba bersikap careless pada lelaki itu.
Selesai mengantre, Minseok mendapatimu yang sibuk dengan ponselmu. Entah apa yang kau lakukan dengan benda tipis itu, namun Minseok memilih untuk diam dan tidak menanyakan apapun.
"Nih, buat kamu."
Minseok sedikit kesal di situ, karena kau tidak menoleh atau melirik sedikitpun padanya. Kasarnya, Minseok dicuekin.
"Aku ngomong sama kamu loh."
"Aku gak mau makan."
"Kamu belom makan dari pagi. Terus sekarang, udah sesore ini masih gak mau makan juga?"
"Aku gak laper."
"Aku udah beliin makanan sebanyak ini loh. Siapa yang bakal ngabisin?"
"Kamu lah. Siapa suruh beli makanan banyak-banyak."
Cukup. Minseok tak mau emosinya meningkat dan berakhir membentakmu di tempat umum. Yang hanya bisa Minseok lakukan hanya membuka plastik yang membungkus beef burger miliknya, dan mengambil satu gigitan di sana. Hitung-hitung sambil mencoba meredam emosinya menghadapimu seharian ini.
YOU ARE READING
Boyfriend Materials
Fanfictionbecause exo with their boyfriend-materials-thingy will explode your imagination