8

7.5K 765 171
                                    

Napas Jongin terus memburu, keringatnya terus menetes dari rambutnya, dan wajahnya juga tak kalah basah oleh peluh. Ia segera mengambil tempat duduk di pinggir lapangan, menenggak air minum dan membasuh wajah serta lehernya dengan handuk putih yang kemudian ia sampirkan di sebelah pundaknya.

Hari ini, sekolah mengadakan pertandingan basket dalam rangka merayakan ulangtahun sekolah. Hanya pertandingan antarkelas, namun Jongin sedikit berbangga hati karena kelasnya menang di babak final. Itu tandanya, kelasnya mendapat juara pertama. Jongin sebagai ketua tim basket kelas--merangkap sekolah cukup bangga, karena tak ada persiapan atau latihan sekalipun untuk pertandingan kali ini.

Lumayan lama lelaki itu mengatur napas dan mengumpulkan energinya kembali, lalu salah seorang teman tim basketnya memanggilnya dari jarak yang cukup jauh, di pintu masuk lapangan basket ((lapangan itu indoor)).

"Jongin! Cewek lo nih, nyariin!"

Masih dengan jersey basketnya, Jongin berlari ringan menghampirimu di depan pintu lapangan basket. Sebenarnya Jongin agak heran, kenapa kau tak langsung masuk saja ke lapangan dan menghampiri Jongin. Bahkan menonton pertandingan saja tidak. Ada sedikit rasa kecewa memang, tapi Jongin tak begitu mempermasalahkan itu karena ia mengerti, kau pasti mempunyai alasan mengapa kau absen selama pertandingan berlangsung.

 Ada sedikit rasa kecewa memang, tapi Jongin tak begitu mempermasalahkan itu karena ia mengerti, kau pasti mempunyai alasan mengapa kau absen selama pertandingan berlangsung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hei.. kenapa gak masuk aja?" Jongin menepuk pelan pundakmu, membuatmu memutar tubuhmu untuk menghadap kekasihmu.

Baru beberapa detik kalian berhadapan, dan Jongin sudah bisa menangkap ada sesuatu yang tak beres darimu. Gelagatmu yang tak kunjung menyapa atau membalas ucapan Jongin, juga jari-jarimu yang sibuk bermain dengan ujung rok seragammu, membuat Jongin semakin yakin bahwa kau yang sedang memiliki masalah.

"Kenapa? Something happen?" Nada bicara lelaki itu mulai khawatir. Dan melihatmu yang terus menunduk tak berniat menjawab, membuat Jongin dengan sigap memegang kedua bahumu tanpa melepaskan fokusnya pada dirimu.

"It's okay. Cerita sama aku." Jongin berbicara begitu lembut, hingga akhirnya kau memberanikan diri untuk menatap kedua bola mata coklat milik Jongin.

Kalian hanya saling menatap dalam diam, namun di detik berikutnya, Jongin dibuat terkejut saat melihat matamu yang dengan tiba-tiba mengeluarkan air mata. Matamu seolah mengajak Jongin untuk berbicara. Namun sialnya, untuk saat ini Jongin tak bisa menangkap apa maksud dari tatapan matamu. Lelaki itu tak bisa berpikir lagi karena begitu panik melihatmu menangis tiba-tiba.

"Aku takut, Jong.."

"Takut? Takut apa?"

"I need your hug.."

"Just hug me then."

Jongin baru saja melangkah mendekatimu dengan tangan yang sudah siap untuk merengkuhmu, tapi melihatmu yang melangkah mundur secara perlahan sambil menggeleng lemah, Jongin langsung menghentikan langkahnya.

Boyfriend MaterialsWhere stories live. Discover now